1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengakuan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, Pekan Raya Buku Internasional

6 Oktober 2004
https://p.dw.com/p/CPQe
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Donald Rumsfeld mengakui tidak ada hubungan antara kelompok El-Khaida dengan bekas pemerintahan Saddam Hussein
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Donald Rumsfeld mengakui tidak ada hubungan antara kelompok El-Khaida dengan bekas pemerintahan Saddam HusseinFoto: AP

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Donald Rumsfeld dengan jelas mengungkapkan , bahwa tidak terdapat bukti mengenai adanya hubungan antara kelompok El-Khaida dengan bekas pemerintahan Saddam Hussein di Irak. Sebelumnya juga diakui , bahwa Irak tidak memiliki senjata pemusnah massal. Kedua hal itu merupakan alasan resmi yang dipergunakan Amerika Serikat untuk melancarkan invasi militer. Dengan pengakuan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld tersebut, para pengamat menilai, perang Irak yang dilancarkan Amerika Serikat berdasarkan kebohongan. Tema ini mendapat sorotan luas media Internasional. Dan kami jadikan sebagai tema pertama dalam acara SARI PERS. Tema yang kedua, pameran buku Internasional di Frankfurt, yang tahun ini menjadikan negara-negara Arab sebagai mitra. Baiklah kami mulai dengan tema pertama. Pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Donald Rumsefeld yang mengungkapkan tidak ada bukti mengenai hubungan antara kelompok El-Khaida dengan bekas pemerintahan Saddam Hussein di Irak, ditanggapi Harian Rusia KOMMERSANT; dengan judul " alasan bagi dilancarkannya perang Irak rontok satu persatu". Kami baca:

Menjelang dilancarkannya invasi militer ke Irak, pemerintah Amerika Serikat menyampaikan dua alasan. Yakni Irak memiliki senjata massal, dan pemerintahan Saddam Hussein menjalin hubungan dengan kelompok El-Khaida pimpinan Osama bin Laden. Senjata pemusnah massal tidak ditemukan, dan satu persatu pembantu Presiden Bush menyiratkan Irak sama sekali tidak memilikinya. Kemudian dalih kedua yang menyatakan, pemerintahan Saddam Hussein memiliki hubungan dengan kelompok El-Khaida, juga tidak terbukti. Sekarang tinggal satu-satunya alasan yang didengungkan Amerika Serikat untuk membenarkan invasi militernya ke Irak. Yakni " sekarang Saddam Hussein berada dalam penjara, dengan demikian dunia semakin baik".

Pengakuan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Donald Rumsfeld yang mengungkapkan tidak adanya bukti mengenai senjata pemusnah massal maupun hubungan antara bekas pemerintahan Saddam Hussein di Irak dengan kelompok El-Khaida, Harian LUXEMBURGER WORT yang terbit di Luxemburg berkomentar:

Dulu Donald Rumsfeld menampilkan dirinya sebagai seorang pemberani. Sekarang ia menjelma dengan menampilkan sikap malu-malu. Hanya bosnya, yakni Presiden George W Bush yang dengan gigih terus mempertahankan dilancarkannya invasi militer ke Irak, disamping ia menginginkan untuk dapat terpilih kembali menjadi presiden. Sejak bulan belakangan muncul desas-desus dikalangan pemerintah Amerika Serikat, yang mengatakan Rumsfeld tidak akan dipilih lagi menjadi anggota kabinet baru, bila Bush memenangkan pemilihan. Rumsfeld menohok bosnya saat ini, George W Bush dari belakang, ditengah kampanye pemilihan.

Harian Inggris THE GURDIAN yang terbit di London dalam menanggapinya menurunkan komentar berjudul " Rumsfeld berada dipihak Kerry". Kami kutip:

Adalah benar apa yang dikatakannya ,bahwa Irak termasuk kedalam daftar Amerika Serikat , sebagai negara yang mendukung terorisme. Tapi dalam daftar itu juga terdapat negara lainnya, seperti Iran, Suriah, Korea Utara dan Libia. Adalah tidak benar, bila dikatakan terdapat bukti hubungan negara-negara tersebut dengan Usama bin Laden atau serangan teror tanggal 11 September. Adalah bernilai bila Bush dan Blair kembali berbicara mengenai perang melawan terorisme. Dan juga bernilai untuk tetap membicarakan masalahnya, karena Presiden Amerika Serikat Bush tetap melihat adanya kaitan tersebut. Presiden Bush mengatakan, musuh menyerang kita". Kerry membalasnya " Saddam Hussein tidak melakukannya" Dan belakangan Rumsfeld menyetujuinya.

Sementara itu harian Jerman FREIE PRESSE yang terbit di Chemnitz berkomentar:

Pengakuan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Donald Rumsfeld yang mengungkapkan tidak adanya bukti mengenai hubungan antara kelompok El-Khaida dengan mantan penguasa Irak Saddam Hussein, membuat Presiden Bush gelegapan, empat pekan menjelang pemilihan Presiden. Dan sama sekali tidak mendukung kampanyenya.

Kita masuki sekarang tema terakhir dalam acara SARI PERS dari SJDW. Yakni pameran buku Internasional di Frankfurt yang tahun ini menjadikan negara-negara Arab sebagai mitra. Harian HANDELSBLATT yang terbit di Düsseldorf menulis:

Sangat jarang sebuah pameran buku diwarnai politik, seperti halnya pameran buku Internasional yang saat ini berlangsung di Frankfurt. Dipilihnya dunia Arab sebagai mitra, sejak lama mengundang kontroversial. Muncul ketakutan ,karena pamerannya dipergunakan untuk propaganda politik. Tapi sekarang terlihat, tidak ada alasan untuk menakutinya . Dunia Arab menampilkan dirinya di Frankfurt dengan memberikan dampak positiv dalam hubungan budaya dan politik antara dunia barat dan negara-negara Arab. Kesusasteraan Arab mendapat perhatian di Jerman. Apa yang dilakukan oleh penyelenggara pameran buku Internasional di Frankfurt, merupakan langkah yang tepat.