1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengakuan Menhan Jerman dan Permintaan Obama

4 Desember 2009

Serangan NATO atas dua truk di Afghanistan tiga bulan lalu masih menjadi bahan perdebatan di Jerman. Di samping itu permintaan Obama juga masih dikomentari beberapa harian Eropa.

https://p.dw.com/p/KqUM
Menhan Jerman Karl-Theodor zu GuttenbergFoto: AP

Serangan NATO di Afghanistan yang menyebabkan lebih dari seratus warga sipil tewas masih menjadi bahan perdebatan di Jerman. Ketika serangan terjadi, Karl Theodor zu Guttenberg masih menjadi menteri perekonomian dan termasuk orang yang mendukung serangan. Sekarang ia mengoreksi penilaiannya dengan alasan, waktu memberikan penilaian pertama, ia belum mendapat laporan tentang korban sipil.

Harian Jerman General Anzeiger yang terbit di Bonn berkomentar:

Permintaan maaf dari menteri pertahanan Guttenberg datangnya sangat terlambat. Permintaan maaf itu sama dengan pengakuan menyeluruh tentang kegagalan sebagai manusia, perkiraan yang sembrono tentang situasi dan konsekuensi yang salah di pihak militer. Itu sudah cukup buruk. Dimensi politis dari skandal tersebut sedikitnya sama buruknya. Parlemen Jerman Bundestag dan rakyat Jerman secara sistematis ditipu tentang realita penembakan roket di Kunduz, yang diperintahkan oleh angkatan bersenjata Jerman, ya, juga dibohongi.

Harian Hannoversche Allgemeine Zeitung komentarnya berbeda.

Dikatakan, Guttenberg telah mendapat anjuran yang tepat, ketika memutuskan untuk memberikan dukungan kepada kolonel Georg Klein yang memerintahkan penyerangan tersebut. Jika menteri pertahanan itu mengecam kolonel yang memerintahkan serangan, sebelum sebuah pengadilan Jerman menilai perintah dan dampaknya, maka kerugiannya akan besar sekali. Misalnya kekecewaan dalam pasukan dan kurangnya keberanian pemimpin militer. Guttenberg sadar bahaya ini dan berhasil menemukan kata-kata yang tepat. Sekarang ia tetap mempunyai citra yang baik sebagai pemegang komando.

Harian-harian internasional juga masih menyoroti permintaan Presiden AS Barack Obama, agar sekutu-sekutunya di NATO mengirimkan tentara tambahan ke Afghanistan.

Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan menilai:

pelaksanaan strategi Afghanistan yang diusulkan Presiden Barack Obama sebagai ujian kedewasaan. Jika Obama berharap, bahwa sekutu-sekutu pentingnya menyambut dengan nada sama dan serentak tuntutannya untuk mengirimkan tentara, maka ia sekarang pasti kecewa. Jerman tidak akan mengambil keputusan sebelum konferensi Afghanistan di London akhir Januari mendatang. Perancis dapat menaikkan jumlah serdadu, tetapi bisa juga hanya menambah tentara pelatih. Sedangkan tentara Turki tetap tidak akan ikut dalam pertempuran. Langkah Obama memang berani, dan diberikan saat ia tidak punya alternatif. Tetapi pesan yang diisyaratkan jelas dan positif, yaitu: sekutu selalu berjalan bersama, ke depan atau mundur.

Harian lain Italia yaitu La Repubblica yang berhaluan kiri liberal mengomentari keputusan pemerintah Italia untuk mengirimkan 1.000 tentara tambahan ke Afghanistan.

Itu adalah jawaban kuat yang diberikan segera atas permintaan Presiden Barack Obama dan NATO. Jadi pemerintah di Roma akan mengirim 1.000 serdadu tambahan ke Afghanistan untuk memperkuat upaya pemberantasan Taliban, dalam rangka strategi baru AS. Sementara sekutu penting lainnya di Eropa, terutama Perancis dan Jerman masih ragu, Perdana Menteri Silvio Berlusconi dapat merepresentasikan dirinya kepada Obama sebagai salah satu pemimpin yang paling bersedia mengikuti langkah Gedung Putih.

ML/HP/dpa/afp