1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penduduk Gaza Rayakan Idul Adha dalam Keprihatinan

20 Desember 2007

Ketika umat Muslim di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban, beramal dan makan bersama, penduduk Jalur Gaza yang letih bersiap untuk menghadapi pengorbanan lebih banyak lagi.

https://p.dw.com/p/CdrG
Bayangan serangan Israel, Senin (17/12) menyelimuti perayaan Idul Adha di Jalur GazaFoto: AP

Enam bulan setelah gerakan radikal Hamas merebut kekuasaan, kawasan itu tetap dalam genggaman sanksi Israel dan internasional, hampir setiap hari didera serangan militer yang diarahkan pada militan Palestina.

Bunyi tembakan memenuhi udara, bercampur teriakan amarah. Beberapa jam setelah serangan Israel, ribuan warga Palestina di Jalur Gaza menyatu dalam iring-iringan duka cita bagi sejumlah anggota militan yang tewas terbunuh. Tentara Israel melancarkan serangkaian serangan terarah sejak Senin (17/12) malam dan menewaskan anggota senior kelompok ekstrimis Palestina, Jihad Islam. Tak lama setelah serangan udara pertama Israel Senin (17/12) malam, roket-roket Kassam kembali ditembakkan dari Jalur Gaza sebagai balasan kelompok militan.

Perayaan Idul Adha kawasan itu, kembali berlangsung di bawah bayang-bayang kekerasan, isolasi internasional dan hidup serba kekurangan, setelah organsiasi Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza dengan cara kekerasan, 6 bulan silam.

Pada situasi normal, darah mengalir di jalan-jalan di Gaza saat warga Muslim menyembelih hewan kurban dan membagi-bagikan dagingnya kepada tetangga yang miskin serta orang-orang yang dikasihi. Tetapi lagi-lagi, tahun ini hanya sangat sedikit orang yang bisa melaksanakan ritual tersebut.

Sejak pengambilalihan Gaza oleh Hamas, kelompok radikal yang berikrar memusnahkan israel, negara Yahudi mematikan ekonomi kawasan itu dengan mengetatkan larangan impor, kecuali untuk bantuan kemanusiaan, itupun yang bersifat prinsipil dan dalam jumlah kecil. Tindakan ini dimaksudkan untuk menekan Hamas dan menahan serangan roket Kassam yang diluncurkan ke komunitas Israel dekat perbatasan Gaza.

Eyman, polisi berusia 38 tahun mengatakan terpaksa membeli sapi berukuran lebih kecil, karena hanya itulah yang ada di pasar. Harga per kilogramnya melonjak, tahun lalu 11 shekel, kini 20 shekel atau sekitar 47 ribu. Eyman akan membagi hewan kurban itu dengan 5 saudara lelakinya dan keluarga mereka, sekitar 60 orang, dan mendermakan sepertiga daging kurban kepada mereka yang membutuhkan.

Hari Rabu (19/12) di kawasan lain di Gaza, sekelompok pria berkumpul di dinginnya pagi, mengerumuni seekor sapi yang sudah dikuliti. Serangan udara sehari sebelumnya masih memenuhi benak mereka. Dimana sebuah mobil yang ditumpangi militan meledak akibat tembakan rudal Israel beberapa blok dari tempat mereka berdiri sekarang. Setiap tahun, Israel melakukan pembunuhan dan mengubah kegembiraan kami menjadi kesedihan, kata Azmi, sambil mengelap tangannya yang berlumur darah sapi kurban.

Hamas menyerukan pada warga Gaza untuk menolak pembicaraan damai yang baru-baru ini dihidupkan lagi antara pemerintah Israel dan Palestina di Tepi Barat. Hamas juga menyerukan agar mereka melipatgandakan upaya untuk melawan Israel dengan segala cara.

Namun, di hadapan sedikit jemaah yang menghadiri sholat subuh di lapangan sepak bola kota Gaza Rabu kemarin, pemimpin Hamas Ismail Haniya menyampaikan khutbah tentang pengorbanan, dengan nada lunak yang tak biasa. Kita menyambut Idul Adha dengan tetesan airmata dan kesedihan di hati, kata Haniye.