1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Untuk Remaja di Jerman

Lydia Heller17 September 2013

Sebuah proyek simulasi pemilu dilaksanakan di Jerman. Pesertanya dibawah usia 18 tahun. Simulasi ini dimaksudkan sebagai sarana pendidikan politik bagi remaja.

https://p.dw.com/p/19iHs
Tempat Pemungutan Suara Pemilu U18
Tempat Pemungutan Suara Pemilu U18Foto: Presse U18

Anak-anak sekolah di Jerman hari Jumat lalu (13/09) memberikan suara dalam pemilu remaja yang disebut Pemilu U18. Pemilu ini diikuti oleh remaja dibawah usia 18 tahun. Hasil perhitungan suara menunjukkan, 27 persen pemilih memberi suara kepada CDU yang dipimpin Kanselir Angela Merkel. SPD mendapat sekitar 21 persen suara. Partai Hijau berada di peringkat ketiga dengan 17 persen suara.

Simulasi ini dilakukan seperti dalam sebuah pemilu sebenarnya. Lengkap dengan surat suara, kotak suara dan tempat pemungutan suara. Lalu ada pemberitaan media, penghitungan cepat, dan komentar dari para anggota parlemen. Pemberitaan dilakukan di radio dan televisi lokal. Peserta pemilu U18 mencapai 170.000 remaja, dengan 1.500 tempat pemungutan suara yang tersebar di seluruh Jerman.

Berawal Dari Proyek Kecil

"Saya tidak pernah berpikir, bahwa pemilu U18 akan menjadi sebesar ini", kata Markus Lehmann dari Berlin, yang memulai proyek U18 di Berlin tahun 1995. Waktu itu akan dilakukan pemilu negara bagian Berlin. Uwe Lehmann, yang bekerja di sebuah pusat kegiatan remaja, lalu mengumpulkan bahan-bahan kampanye partai politik untuk diperkenalkan kepada remaja.

"Saya dulu ingin membangkitkan minat remaja pada pemilu. Jadi saya ingin membahas tema pemilu dengan lebih menarik dan lebih hidup," ujar Lehmann. Ada sekitar 40 remaja yang lalu ikut simulasi pemilu, lengkap dengan surat dan kotak suara. Beberapa tahun kemudian, Pemilu U18 dilangsungkan di seluruh Berlin. Mulai tahun 2005, proyek ini diperkenalkan di seluruh Jerman.

Banyak orang berpendapat, sebagian besar remaja tidak tertarik pada pemilu. Tapi ini pendapat yang salah. Menurut Markus Lehmann, sejak awalnya sudah banyak anak-anak dan remaja yang tertarik dengan isu politik. Mereka juga sangat kritis menanggapi isu lingkungan dan sering bertanya tentang posisi partai politik.

Proyek Pemilu U18 memang ingin menjaring minat politik anak-anak dan remaja. Dalam berbagai proyek dan program khusus di sekolah-sekolah, anak-anak diperkenalkan pada sistem pemilu dan partai peserta pemilu. Posisi partai politik dalam berbagai isu menjadi bahan diskusi dan perdebatan. Lalu ada juga diskusi yang dilakukan langsung dengan para politisi.

Sarana Pendidikan Politik

"Pemilu hanyalah satu bagian kecil dari proses demokrasi. Tujuan jangka panjangnya adalah menempa para remaja menjadi warga yang kritis dan paham demokrasi", tutur Markus Lehmann. Dalam proyek Pemilu U18, para pelajar dipertemukan dengan tokoh-tokoh politik untuk berdiskusi. Proyek ini melibatkan organisasi-organisasi pemuda dari berbagai partai politik. Para pelajar umunya tertarik dengan tema-tema konkrit yang menyangkut kehidupan mereka.

Salah satu pengasuh proyek U18 adalah mahasiswa jurusan politik Niklas Kuck. Setiap minggu, dia menyelengarakan acara diskusi politik di sekolah-sekolah menengah dan menerangkan garis besar program dan ideologi yang diusung oleh partai politik. "Kami ingin agar pelajar juga memikirkan, partai mana yang dekat dengan kepentingan dan posisi mereka. Jadi kalau berhak ikut pemilu, mereka bisa memutuskan sendiri, partai mana yang akan mereka pilih," kata Niklas Kuck.

Tidak hanya para remaja yang menarik manfaat dari proyek ini, melainkan juga partai politik. Mereka bisa melihat, apa sebenarnya minat para remaja, yang dalam beberapa tahun akan menjadi pemilih muda. Partai politik bisa menyesuaikan program mereka untuk menarik minat anak muda.

Karena proyek ini cukup sukses, tahun 2014 Pemilu U18 akan diselenggatakan di Uni Eropa. Beberapa kota besar Eropa sudah menyatakan minat menyelenggarakan proyek itu.