1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendekatan Merkel ke Moskow

16 Juli 2010

Kunjungan Kanselir Merkel ke Rusia sehubungan dilakukannya pembicaraan tingkat pemerintah di Yekaterinburg dan pembebasan tahanan politik oleh Kuba, menjadi sorotan media cetak inernasional.

https://p.dw.com/p/ONJQ
Presiden Medvedev dan Kanselir Merkel saat konferensi pers di YekaterinburgFoto: AP

Pendekatan yang dilakukan Kanselir Jerman ke Moskow dikomentari harian Italia Corriere della Sera

"Angela Merkel berhasil mengatasi sikap menahan dirinya terhadap Rusia. Ini kemungkinan besar atas jasa Presiden Dmitri Medvedev yang memiliki gaya yang berbeda dengan Perdana Menteri Vladimir Putin. Tentu saja ini juga karena kesepakatan yang dijanjikan Moskow kepada perusahaan-perusahaan Jerman, agar merekya membantu memodernisasi negara tersebut. Semua ini menunjukkan tanda semakin pentingnya hubungan kedua negara. Setelah melewati tahun-tahun penuh kehati-hatian dan sikap skeptis, Merkel cenderung memperdalam hubungan dengan Moskow."

Sementara harian Austria Der Standard menulis

"Berbeda dibanding Schröder, Merkel bersuara lebih lantang dalam masalah hak asasi manusia dan juga mengkritik undang-undang kontroversial yang memperbesar kekuasaan Dinas Rahasia Rusia FSB. Hal itu sulit dipadukan dengan aksen liberal yang diterapkan Medvedev dibanding Putin. Dan ini juga tidak akan bermanfaat bagi modernisasi negara tersebut. Yang bermanfaat bagi Rusia adalah haluan baru Merkel, yang merupakan paduan prinsip dan bisnis. Ini bukan sesuatu yang baru. Ini adalah realpolitik, yang dibungkus agak lain."

Menyoroti hubungan Jerman-Rusia sehubungan dilakukannya pembicaraan tingkat pemerintah di Yekaterinburg, harian Jerman Tagesspiegel menulis

"Akibat krisis keuangan dunia, Rusia yang memandang dirinya secara ekonomis akan tetap selamat dengan mengandalkan cadangan sumber daya alam besarnya, secara menyakitkan tergoncang dari semua eforia pertumbuhan ekonomi. Jika kini Dialog Petersburg antara Rusia dengan Jerman maupun konsultasi pemerintahan di Yekaterinburg berakhir dengan pernyataan kesepakatan yang berapi-api, hal itu terletak pada kesadaran realistis, bahwa konfrontasi tidak menguntungkan siapapun dan kerjasama bermanfaat bagi semua."

Tema lain yang menjadi sorotan media cetak Eropa adalah pembebasan tahanan politik oleh Kuba. Meskipun demikian Kuba masih jauh dari liberalisasi politik, demikian komentar harian Belanda de Volksrant

„Dari Presiden Raul Castro datang satu-satunya isyarat, pembebasan 52 pembangkang itu dapat dimengerti sebagai perubahan haluan rezim komunis. Meskipun agak melonggarkan kendali di bidang ekonomi, tampaknya ia tidak bersedia melakukan liberalisasi politik. Ini memperkuat kesan bahwa kesepakatan dengan Gereja Katolik tentang pembebasan tahanan politik itu memiliki sasaran, memoles citra Kuba di mata internasional. Karena ke-52 pembangkang yang dijebloskan ke penjara dalam gelombang penangkapan tahun 2003 lalu, terutama menimbulkan kemarahan di Uni Eropa dan membawa posisi Kuba dari sudut pandang Brussel sama rendahnya seperti dari sudut pandang Washington.“

Dyan Kostermans/AFP/dpa

Editor: Hendra Pasuhuk