1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penculikan Tiga Pekerja Palang Merah di Filipina

16 Januari 2009

Pasukan militer Filipina sudah dikerahkan untuk mencari tiga pekerja bantuan Palang Merah Internasional (ICRC). Meski belum ada informasi pasti, polisi memperkirakan kelompok Abu Sayyaf terlibat.

https://p.dw.com/p/GZnv
Pasukan Filipina dalam operasi melawan terorisme Abu Sayyaf.Foto: AP

Belum ada permintaan uang tebusan, maupun kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan tiga pekerja bantuan Komite Palang Merah Internasional, ICRC. Letjen Marinir, Nelson Malaga, mengatakan bahwa seorang penjaga di penjara Jolo mungkin terlibat dalam penculikan ini. Disebutkan, penjaga itu juga diduga terlibat dalam kasus larinya duabelas orang tahanan dari penjara itu pada hari Selasa.

Pada Kamis yang naas itu, tak jauh dari penjara Jolo, Andreas Notter seorang warga Swiss, Eugenio Vagni dari Italia dan seorang warga Filipina Jean Lacaba diculik ketika sedang menuju bandara. Awal pekan ini ketiga anggota tim ICRC sempat datang ke penjara lokal untuk memberikan layanan kesehatan.

Pihak kepolisian masih menyelidiki keterlibatan penjaga itu, tapi memastikan bahwa para buron terkait dengan kelompok Abu Sayyaf. Demikian dikatakan Kepala Kepolisian Pulau Jolo, Julasirim Kasim kepada kantor berita Reuters. Karenanya, polisi menduga keras keterlibatan kelompok militan Abu Sayyaf.

Rommel Banloi dari Lembaga Penelitian perdamaian, Kekerasan Politik dan Terorisme di Filipina, mengatakan bahwa kini kelompok Abu Sayyaf tengah menggalang kekuatan baru. Banloi mengatakan: “Mereka sedang memobilisasi sumber-sumber yang ada supaya dapat menggalang kekuatan baru. Mereka kehilangan banyak anggota dan pemimpinnya dalam operasi tahun 2006. Kini mereka melakukan aksi-aksi penculikan untuk mengumpulkan dana.”

Tahun 2001, Abu Sayyaf menculik dua puluh tamu dari sebuah hotel mewah dan memancung kepala tiga sanderanya yang termasuk dua warga Amerika Serikat. Tahun 2006, pemerintah Filipina melakukan operasi besar-besaran untuk mengakhiri aksi-aksi Abu Sayyaf yang kian meningkat.

Jolo merupakan ibukota Wilayah Otonomi Islam Mindanao. Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok pemberontak Islam terbesar di Filipina bermarkas di sana. MILF mengecam penculikan ini. Kepada Reuters, pemimpin MILF menyatakan akan membantu pencarian dan pembebasan pada sandera itu. Hal serupa dikonfirmasi oleh Rommel Banloi: “Pada dasarnya MILF itu anti penculikan dan aksi-aksi teror yang dilakukan oleh Abu Sayyaf, tapi memang ada segelintir pemimpinnya yang lebih militan.”

Menurut Banloi, Abu Sayyaf kini menawarkan uang kepada anak-anak muda yang mau menjadi anggotanya: “Secara umum komunitas Islam di sini mempraktekan Islam yang moderat. Kebanyakan anak muda Islam yang direkrut oleh Abu Sayyaf, ikut karena alasan-alasan keuangan.”

Polisi dan militer di Filipina mengatakan ada sekitar 380 anggota Abu Sayyaf bersembunyi di kawasan hutan di pulau Jolo dan Basilan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. (ek)