1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penampilan Rusia di Konferensi Keamanan München

12 Februari 2007

Pidato Presiden Rusia Vladimir Putin pada konferensi keamanan yang baru saja berlangsung di München menjadi sorotan berbagai harian internasional.

https://p.dw.com/p/CPHY
Presiden Rusia Putin dan Kanselir Merkel di München
Presiden Rusia Putin dan Kanselir Merkel di MünchenFoto: AP

Harian Rusia Kommersant berkomentar:

„Penampilan Presiden Rusia ini memang sangat agresif terhadap Amerika Serikat dan NATO. Sepertinya Vladimir Putin hanya kurang sepatu terkenal, yang dipakai Nikita Khrushchev untuk memukul meja di dalam sidang PBB. Kelihatannya Putin telah mempersiapkan pidato ini sepanjang karir politiknya. Sejak lama ia ingin mengatakan pendapatnya tentang hubungan dengan dunia barat secara jelas. Dan dalam pidatonya ia sangat tahu apa yang ia lakukan.

Hal itu merupakan kejadian bersejarah. Kita merupakan saksi pidato Vladimir Putin di München. Tetapi masih harus diperjelas, sebagai pertanda apakah pidato ini harus dicatat dalam sejarah. Pada penutupan pidatonya seperti terlihat ada tirai yang turun diantara Putin dan para pendengarnya. Itu merupakan tirai besi.“

Sementara itu harian Perancis Le Figaro yang terbit di Paris menulis:

„Itu merupakan variasi Presiden Putin dari sebuah tema lama. Seperti yang diajukan beberapa peserta Konferensi Kemanan, muncul sebuah pertanyaan, apakah di München telah diumumkan perang dingin kedua. Yang jelas hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia menjadi semakin tajam. Sebagai Presiden Rusia - dan juga Uni Soviet - pertama yang dalam 40 tahun ini ikut serta dalam konferensi kemanan, Putin tidak merahasiakan apapun untuk mengkritik Amerika Serikat dan NATO secara terang-terangan. Sebelumnya ia sudah memperingati 300 peserta konferensi tersebut, bahwa ia tidak akan berbasa-basi yang berlebihan. Lalu tanpa ragu-ragu ia maju melancarkan perang salib dengan Washington, yang sistem politiknya menurut Putin membebani pihak lain.“

Tema yang sama juga dikomentari oleh Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung. Harian yang terbit di Jenewa ini menulis:

„Publik tindakan Putin yang penuh kekuatan verbal, yang dalam pembacaannya tidak terlalu terlihat menghasut, terutama adalah politik dalam negeri. Nasionalisme juga disambut dengan baik di Rusia dan pemilihan sudah diambang pintu. Perang di Cehnya, yang membuat Putin berkuasa, menjadi semakin tenang. Sekarang ia butuh tenaga penggerak lain.

Tetapi tidak akan pecah perang dunia ketiga karena hal ini – orang-orang Rusia lainnya sebelum Putin juga sudah mengancam NATO dengan hal ini – dan perang dingin pun tidak akan dimulai karena hal ini. Putin juga tidak ingin menghambat atau menghentikan laju pertumbuhan ekonomi di Rusia, karena hal ini berhubungan dengan penambahan kekuasaan politik. Semua ini sudah direncanakan untuk jangka panjang dan untuk itu ia butuh dunia barat.”

Harian Austria “Die Presse” juga mengomentari pidato Presiden Putin. Harian yang terbit di Wina ini menulis:

“Harus diketahui, bahwa Rusia tidak pernah berhenti melihat Amerika Serikat sebagai saingannya diatas panggung dunia, juga jauh setelah Rusia tidak lagi memiliki bobot Uni Soviet. Sudah menjadi konsekuensinya jika mereka mencoba mengikuti trend global anti Amerika. Dimana-mana orang juga tahu, bahwa Rusia tidak pernah berhenti membenci NATO.

Beberapa hal memang abadi, seperti ambisi Moskow untuk mendapatkan kekuasaan besar. Juga dengan banyak uang di kantong dari tingginya harga minyak dan gas bumi, Moskow dapat bermain sebagai kekuasaan besar secara hebat, juga walaupun hal ini merupakan politik luar negeri lama yang berorientasi terhadap tolak ukur kuno. Putin tidak mengumumkan perang dingin baru, ia hanya pidato tentang politik kekuasaan lama."