1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemrotes Thailand Tuntut Thaksin Dipulangkan

Renata Permadi30 Oktober 2008

Ratusan pemrotes anti pemerintah menuntut Inggris mengekstradisi Thaksin. Sebelumnya terjadi ledakan yang melukai 10 orang, menambah kekhawatiran bahwa ketegangan politik di Thailand kembali menuju pada kekerasan.

https://p.dw.com/p/FkQa
Pemrotes menuntut Tahksin dipulangkanFoto: AP

Sekitar seribu pendukung Aliansi Rakyat bagi Demokrasi PAD berdemonstrasi di depan gedung kedutaan besar Inggris di Bangkok. Mereka memasang barikade dan menghentikan arus lalu lintas di luar kedutaan.

Para pemrotes menyuarakan tuntutan agar Inggris mengekstradisi Thaksin Sinawatra. Mantan PM Thailand yang juga konglomerat itu kabur ke London Agustus lalu, dua bulan sebelum ia diadili secara in absentia. Pengadilan memvonis Thaksin dua tahun penjara karena terbukti bersalah melakukan korupsi.

Bergantung pada pemerintah Inggris

Di depan gedung kedutaan, para pemrotes meneriakkan seruan agar Inggris memulangkan Thaksin. Profesor Giles Ungpakorn dari Fakultas Ilmu Politik Universitas Chulalangkorn, Bangkok, menilai, tuntutan para pemrotes tidak akan terwujud, setidaknya dalam waktu dekat.

Thailand Unruhen und Demonstration in Bangkok
Aksi demonstrasi sempat diwarnai ledakan bom yang menewaskan dua orang dan melukai ratusanFoto: AP


Ungpakorn mengatakan, "Kebijakan imigrasi Inggris mengarah pada orang miskin, sementara Thaksin Shinawatra sangat kaya. Jadi mereka mungkin tidak akan memulangkan dia. Inggris mungkin akan mengekstradisi orang dari Irak atau Somalia atau negeri lain. Tapi semua tergantung pada pemerintah Inggris dan sistem hukumnya."

Beberapa jam sebelum para pemrotes anti-pemerintah menggelar aksi di depan gedung kedutaan besar Inggris, terjadi dua ledakan. Sebuah granat dilemparkan ke sekelompok orang yang menjaga lokasi perkemahan PAD. 10 orang dilaporkan cedera.

Sejak Agustus para pemrotes PAD menguasai kantor-kantor utama pemerintah, dengan tujuan menggulingkan pemerintahan yang dipimpin PM Somchai Wongsawat, yang juga saudara ipar Thaksin. Mereka menuduh Somchai adalah perpanjangan tangan Thaksin.

Saling tuding pasca ledakan

kanan agar Somchai mengundurkan diri bertambah kuat sejak bentrokan berdarah awal Oktober, antara demonstran anti pemerintah dan polisi yang menyebabkan dua orang tewas dan hampir 500 lainnya cedera.

Thailand Unruhen und Demonstration in Bangkok Anschlag
Seorang korban ledakan dilarikan ke rumah sakit terdekatFoto: AP

Kamis tadi pagi, sebuah granat juga dilemparkan ke halaman seorang hakim senior. Sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut. Aliansi Rakyat untuk Demokrasi menuduh pemerintah dan kelompok pro-pemerintah berada di balik serangan.

Kedua ledakan tersebut menambah kekhawatiran bahwa ketegangan politik di Thailand kembali mengarah pada kekerasan. Perbedaan antara mereka yang pro pemerintah dan anti pemerintah semakin merentang lebar.

Profesor Ungpakorn mengatakan, fakta ini dapat mengakibatkan demokrasi di Thailand menuju pada kehancuran.

"Satu-satunya tindakan yang dapat menyelematkan demokrasi di Thailand adalah jika tokoh-tokoh di masyarakat madani, organisasi non pemerintah, serikat buruh, kalangan akademisi, berhenti memihak pada salah satu kelompok, dan mencari alternatif lain yaitu membangun kekuatan politik independen yang memberdayakan masyarakat madani", kata Ungpakorn.