1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050809 Porträt Steinmeier BTW HF

Edith Koesoemawiria10 September 2009

Popularitasnya berada jauh di belakang Angela Merkel. Namun calon kanselir SPD, Frank Walter Steinmeier harus membawa partainya keluar dari keterpurukan menuju pemilihan parlemen Jerman.

https://p.dw.com/p/JYzE
Frank Walter Steinmeier di acara Arena Kampanye, 8 Sept. 2009 yang disiarkan stasiun televisi WDRFoto: WDR/HERBY SACHS

Mingguan Jerman "Welt am Sonntag" tahun lalu menyebutnya "Superman yang Terpaksa". Ketika itu, Frank Walter Steinmeier yang masih menjabat menteri luar negeri tampak enggan mengajukan diri sebagai kandidat Kanselir bagi partainya. Namun pada Oktober 2008, partai SPD menempatkannya di posisi itu.

Dengan dukungan suara 95% delegasi SPD, Steinmeier menjadi kandidat kanselir, menantang kanselir saat ini, Angela Merkel. Saat itu Steinmeier mengatakan: "Saya telah memikirkannya dengan baik dan tidak menganggap ini keputusan enteng. Tapi saya katakan, apabila Anda, kamerad semua menaruh kepercayaan pada kemampuan saya, maka sayapun siap“, dengan pernyataan ini Steinmeier maju dari jajaran pendukung di balik layar, di mana ia bertahun-tahun bekerja keras. Steinmeier memang baru belakangan tampil di panggung politik.

Lahir di Detmold pada 5 Januar 1956, Steinmeier tumbuh dewasa di desa Brakelsiek. Mengantongi ijazah ilmu hukum dan politik dari Universitas Gießen, ia melamar untuk posisi dosen peneliti di universitas itu, kemudian bekerja sebagai dosen di Wiesbaden. Tahun 1991, Steinmeier yang sudah 16 tahun menjadi anggota SPD, pindah ke kejaksaan negara bagian Niedersachsen, sebagai kepala bagian hukum dan politik media.

Steinmeier dipilih untuk jabatan itu oleh Perdana Menteri Niedersachsen saat itu, Gerhard Schröder,

"Ia dikenalkan kepada saya karena mengetahui banyak mengenai politik media. Dan ia lain daripada orang lain, tanpa sedikitpun rasa canggung, ia menceritakan apa yang akan dia lakukan. Dan sayapun berpikir: Orang seperti ini betul-betul dibutuhkan.“

Dalam waktu singkat Steinmeier menjadi salah seorang kepercayaan Schröder. Ia menjadi Kepala Kantor Schröder dan ikut dengannya ke Berlin. Kemudian ke Bonn ketika SPD memenangkan pemilu di tahun 1998 dan Gerhard schröder menjadi Kanselir. Sebagai sekretaris negara di kantor kanselir Jerman, ia bertanggung jawab untuk koordinasi Dinas Rahasia. Juli 1999, Steinmeier naik pangkat dan menjabat Kepala Kantor Kanselir. Posisi ini diisinya untuk waktu lama, di mana ia berperan penting dalam perdebatan anti nuklir di Jerman. Ia juga terlibat dalam kontroversi reformasi pasar kerja, yang dikenal sebagai "Hartz 4" dan upaya mengatasi dampak krisis akibat serangan teror, 11. September 2001.

Ketika Gerhard Schröder mengundurkan diri usai pemilu September 2005, Steinmeier menjadi Menteri Luar Negeri dalam kabinet Angela Merkel. Dalam jabatan ini berhasil mendapatkan kepercayaan publik. Namun pertengahan tahun ini, sejumlah krisis dalam partai menjebloskan SPD kedalam situasinya yang terburuk. Jajak pendapat menunjukan pendukung SPD makin sedikit. Steinmeier tampak kalah sebelum kampanye dimulai. Namun tak lama kemudian, ia kembali bangkit, dan pada Kongres Istimewa SPD, Frank Walter Steinmeier tampil dengan pidato cemerlang.

Bettina Marx / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk