1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIndia

Bagaimana Kekuatan Narendra Modi di Pemerintahan Barunya?

6 Juni 2024

Hasil pemilu India menunjukkan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Narendra Modi gagal meraih suara mayoritas mutlak. Posisi Modi terlihat melemah dibandingkan dalam 10 tahun masa jabatan sebelumnya .

https://p.dw.com/p/4gjOK
Aliansi NDA yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi
Aliansi NDA yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi (tengah) dan Partai Bharatiya Janata yang dipimpinnyaFoto: EPA

Mayoritas suara yang dimenangkan BJP pada pemilu sebelumnya, memungkinkan Narendra Modi untuk menerapkan gaya pemerintahan yang "otoritatif”, dan membuat keputusan yang dinilai hampir sepihak. Tapi hal itu sepertinya harus diubah pada masa pemerintahan barunya.

"Itu tentu saja membuat Modi sekarang tampak lebih lemah," jelas Koresponden DW di New Delhi, Shalu Yadav, 

Pemerintahan koalisi bukanlah hal baru di India. Tetapi para ahli mengatakan, korban terbesar dari pemerintahan koalisi adalah pemerintahan itu sendiri. Alasannya adalah akan semakin sulit mengajak mitra koalisi untuk bersepakat mengambil keputusan bagi setiap kebijakan.

Perdana Menteri Narendra Modi bersama para pemimpin senior BJP
Perdana Menteri Narendra Modi diberi kalungan bunga oleh para pemimpin senior Partai Bharatiya Janata (BJP)Foto: Manish Swarup/AP/picture alliance

Modi akan diambil sumpah pada 9 Juni 2024

Perdana Menteri India Narendra Modi diperkirakan akan dilantik untuk masa jabatan ketiga pada tanggal 9 Juni 2024 mendatang, setelah mitra koalisi utamanya menjanjikan dukungan mereka yang berkelanjutan.

Modi akan tetap menjabat sebagai Perdana Menteri, tapi dengan mandat yang berkurang secara signifikan, karena Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpinnya gagal memperoleh suara mayoritas mutlak untuk pertama kalinya dalam 10 tahun.

BJP mengamankan 240 dari 543 kursi yang diperebutkan, menurut data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum India pada Rabu (5/6) setelah perhitungan suara selesai.

Itu berarti wewenang Modi akan berkurang, karena BJP nantinya terpaksa bergantung pada mitranya dalam koalisi Aliansi Demokratik Nasional (NDA), tidak seperti situasi pada dua pemilu sebelumnya. 

Pada pemilu sebelumnya di tahun 2019, BJP memenangkan 303 kursi, jauh di atas persyaratan mayoritas 272 kursi yang dibutuhkan untuk memerintah. Bersama dengan mitra koalisinya, pada lima tahun lalu mereka memperoleh 353 kursi. 

Narendra Modi bersama pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP)
Perdana Menteri India Narendra Modi dan pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP)Foto: Punit Paranjpe/AFP/Getty Images

Mitra Modi di NDA berjanji akan terus memberikan dukungan

Mitra utama di blok Aliansi Demokratik Baru (NDA) pimpinan Narendra Modi, menjanjikan dukungan mereka yang berkelanjutan. Modi dan partai BJP membutuhkan dukungan mitra tersebut, untuk mendapatkan mayoritas di parlemen, ini untuk pertama kalinya dalam masa jabatan ketiganya sebagai perdana menteri India. 

BJP juga mengatakan, partai-partai mitra tersebut menegaskan, bahwa Modi harus tetap menjadi kepala pemerintahan baru. 

"Kami semua dengan suara bulat memilih pemimpin NDA yang dihormati Narendra Modi sebagai pemimpin kami,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh BJP. "Pemerintahan NDA di bawah kepemimpinan Modi berkomitmen untuk melayani masyarakat miskin, perempuan, pemuda, petani, dan warga negara India yang tereksploitasi, dirampas, dan tertindas.” 

Partai Telugu Desam (TDP), pemain regional utama di negara bagian Andhra Pradesh di bagian tenggara, dan Janata Dal (United), yang menguasai negara bagian Bihar di bagian utara, keduanya mengatakan mereka akan membentuk koalisi. 

"Kami bersama NDA, saya akan menghadiri pertemuan di Delhi hari ini,” Chandrababu Naidu, pemimpin TDP, mengatakan kepada wartawan di Delhi sebelum pembicaraan dengan BJP.

Hasil Pemilu India Sebuah Kemunduran bagi Modi?

Modi juga mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Droupadi Murmu setelah Kabinetnya bertemu dan merekomendasikan pembubaran parlemen. Ini adalah salah satu dari beberapa formalitas konstitusional sebelum Modi dapat membentuk pemerintahan baru. 

Aliansi oposisi INDIA juga diperkirakan akan bertemu dan membahas tindakan mereka di masa depan. Mereka belum secara resmi mengakui kekalahan.

Jerman dan Uni Eropa menantikan hubungan yang lebih erat dengan India

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi atas kemenangan koalisinya dalam pemilu, dan mengatakan bahwa Brussel "berharap untuk terus memperdalam kemitraan strategisnya dengan India.”

"Kita harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan global yang paling mendesak: perubahan iklim, perdamaian dan keamanan, serta perjuangan melawan kemiskinan,” kata Michel.

Kanselir JermanOlaf Scholz juga sudah mengirimkan ucapan selamatnya.

"Kami akan berhasil melanjutkan kerja sama kami untuk memperdalam hubungan Indo-Jerman serta kerja sama kami dalam isu-isu internasional dan global,” kata Scholz dalam sebuah postingan di media sosial.

Para pemimpin AS dan Inggris ucapkan selamat kepada Modi

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengirimkan ucapan selamatnya kepada Perdana Menteri India Narendra Modi dan Aliansi Demokratik Nasional (NDA) atas kemenangan mereka dalam pemilu.

"Persahabatan antar negara kita semakin bertumbuh seiring kita membuka masa depan bersama dengan potensi yang tidak terbatas,” kata Biden dalam sebuah postingan di X.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan,  AS berharap untuk terus memajukan "kemitraan dengan pemerintah India untuk mendorong kemakmuran dan inovasi, mengatasi krisis iklim dan memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”

Dilansir dari Downing Street, Perdana Menteri InggrisRishi Sunak mengucapkan selamat kepada Modi melalui panggilan telepon pada Rabu (5/6).

"Sunak mulai dengan mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Modi atas kemenangan pemilunya dan mendoakan kesuksesannya di masa jabatan ketiganya," bunyi pernyataan tersebut.

"Inggris dan India memiliki persahabatan yang sangat erat, dan bersama-sama persahabatan itu akan terus berkembang,” kata Sunak pada salah satu postingan X.

Macron mengucapkan selamat kepada 'sahabatnya' Modi

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan ucapan selamat dalam bahasa Prancis dan Inggris secara online sesudah hasil pemilu keluar, Selasa (4/6). 

"India telah menyelesaikan pemilu terbesar di dunia! Selamat Narendra Modi, sahabatku. Bersama-sama kita akan terus memperkuat kemitraan strategis yang menyatukan India dan Prancis," tulisnya. 

Seperti beberapa negara Eropa, Prancis berusaha mengintensifkan perdagangan bilateral, keamanan dan hubungan lainnya dengan India. 

Volume perdagangan bilateral khususnya ekspor India ke Prancis, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir – seperti halnya dengan Jerman dan negara-negara lain.

Namun, volume tersebut mungkin masih belum cukup mewakili ukuran India, terutama karena jarak yang memisahkan kedua negara itu. Sebagai contoh, di Eropa volume perdagangan bilateral Prancis dengan India kira-kira sama dengan bisnis Pracis bersama Swedia, yang berpenduduk 10,5 juta jiwa.

mel/as (dari berbagai sumber)