1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Pemerintah Monitor RS dan Obat Hadapi Omicron BA.4 dan BA.5

Detik News
13 Juni 2022

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah terdeteksi di Indonesia. Kasus COVID-19 dilaporkan mengalami kenaikan usai libur Lebaran 2022. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster.

https://p.dw.com/p/4CbX6
Petugas medis mengenakan APD di Jakarta, Juni 2021
Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS

Pemerintah terus memonitor kapasitas rumah sakit (RS), obat, dan oksigen untuk menghadapi masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Pemerintah tidak ingin lengah di masa transisi menuju endemi ini.

"Kita tidak boleh lengah, jangan terjegal menjelang finish," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo dalam keterangan tertulis, Senin (13/06).

Seperti diketahui, kasus COVID-19 harian mengalami kenaikan setelah libur Lebaran 2022. Kenaikan kasus disebut akibat varian baru yang sudah masuk ke Indonesia yakni Omicron BA.4 dan BA.5.

Abraham mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini masih relatif terkendali berdasarkan angka positivity rate dan transmisi kasus. Namun, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster.

"Kenaikan angka kasus kita lihat sebagai warning. Kalo kita mau menjaga Indonesia tetap on track menuju endemi maka kita jangan abai protokol kesehatan dan menolak vaksin booster," ujarnya.

Presiden imbau masyarakat tetap waspada

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyampaikan mengenai kenaikan kasus corona setelah Lebaran 2022. Jokowi meminta semua pihak tetap waspada.

"Saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan yang lalu karena kita Lebaran. Tapi saya kira kenaikan ini masih dalam posisi terkendali," kata Jokowi di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/06).

Jokowi menjelaskan evaluasi kasus COVID-19 di Indonesia harus merujuk ke data. Menurut Jokowi, kasus COVID-19 saat ini masih terkendali.

"Yang paling penting kita berpegangan kepada angka positivity rate, pegangannya itu. Kan harus di bawah 5 persen, kita sekarang di angka 1,03 persen. Jadi masih pada posisi terkendali," ujar Jokowi.

Jokowi juga menyebut kasus COVID-19 di Indonesia masih terkendali berdasarkan dari faktor laju transmisi. Meski demikian, dia terus mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi corona dosis ketiga atau booster.

"Pertama positivity rate-nya masih di angka 1,03, masih di bawah 5 persen. Kemudian juga laju transmisi ini juga masih di angka yang terkendali. Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus dan kita masih berada di angka 1. Jadi masih terkendali tapi tetap kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu saya akan tekankan lagi pentingnya booster suntikan ketiga, ini akan kita terus lakukan," beber Jokowi. (ha)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Pemerintah Monitor Kapasitas RS dan Obat Hadapi Omicron BA.4 dan BA.5