Pemerintah Kazakstan Mengundurkan Diri
5 Januari 2022Presiden Kazakstan Kassym-Jomart Tokayev hari Rabu (5/1) menerima pengunduran diri pemerintah, setelah kenaikan harga bahan bakar memicu protes massal. Dalam aksi protes yang diwarnai kerusuhan, hampir 100 polisi terluka dan lebih 200 demonstran ditahan.
Polisi menggunakan gas air mata dan granat kejut pada Selasa malam (4/1) untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa yang berkumpul di alun-alun kota Almaty. Selanjutnya terjadi bentrokan antara polisi dan demonstran yang berlangsung hingga dini hari Rabu.
Aksi protes kenaikan harga BBM tidak hanya terjadi di Almaty, kota metropolitan terbesar di negeri di Asie Tengah itu, melainkan juga di beberapa kota lain dan mengguncang citra Kazakstan sebagai negara yang stabil secara politik. Kazakstan telah berhasil menarik investasi asing bernilai ratusan miliar dolar dalam industri minyak dan logamnya selama tiga dekade setelah keruntuhan Uni Soviet.
Klan Nazarbayev masih pegang kendali
Berbicara kepada penjabat anggota kabinet, Presiden Tokayev memerintahkan para petinggi negeri dan para gubernur provinsi untuk kembali mengendalikan harga bahan bakar LPG dan bensin, serta barang-barang konsumen lainnya yang "penting secara sosial".
Selain mengganti perdana menteri, Tokayev juga menunjuk Samat Abish, keponakan mantan presiden Nursultan Nazarbayev sebagai Wakil Kepala Komite Keamanan Nasional. Nazarbayev, 81 tahun, telah mmemimpin Kazakstan selama hampir 30 tahun sebelum mengundurkan diri secara tiba-tiba pada 2019 dan menunjuk Tokayev sebagai penggantinya. Nazarbayev sendiri tetap menjabat sebagai Ketua Komite Keamanan Nasional yang memiliki wewenang sangat besar.
Tokayev juga memerintahkan pemerintah mempertimbangkan untuk membekukan harga utilitas dan menyubsidi pembayaran sewa untuk keluarga miskin. Dia mengatakan situasinya membaik di kota-kota yang dilanda protes, setelah keadaan darurat diumumkan yang mencakup jam malam dan pembatasan pergerakan.
Berawal dari kenaikan harga BBM
Aksi Protes dimulai di provinsi barat penghasil minyak Mangistau pada hari Minggu (2/1) setelah pemerintah mencabut pembatasan harga maksimal untuk minyak dan gas, yang memicu naiknya harga BBM hingga dua kali lipat dalam waktu singkat. Aksi tersebut menjadi ricuh, setelah polisi mencoba membubarkan demonstran yang menuntut agar pemerintah mengundurkan diri, dengan kekerasan.
Presiden Tokayev sekarang mengumumkan keadaan darurat di Almaty dan Mangistau. Ia juga menuding, provokator domestik dan asing berada di balik aksi kekerasan tersebut. Secara terpisah, kementerian dalam negeri melaporkan, selain di kota Almaty gedung-gedung pemerintah di kota-kota selatan Shymkent dan Taraz kemarin malam juga diserang, mengakibatkan 95 petugas polisi terluka dalam bentrokan. Polisi telah menahan lebih dari 200 demonstran.
Walikota Almaty, Bakytzhan Sagintayev dalam sebuah pidato kepada penduduk mengatakan, situasi di kota itu sudah kembali terkendali, dan pasukan keamanan telah menahan "provokator serta ekstremis".
hp/as (afp, rtr)