1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembunuhan Aktivis HAM Rusia Estemirova

17 Juli 2009

Pembunuhan terhadap aktivis HAM Estemirova dan pencalonan Tony Blair menjadi Ketua Komisi Eropa menjadi sorotan pers Internasional.

https://p.dw.com/p/IrkA

Tentang pembunuhan aktivis hak asasi manusia Rusia Natalya Estemirova harian Spanyol El Pais berkomentar

„Hampir tidak ada sesuatu yang memiliki konsekwensi begitu rendah di Rusia dibanding membunuh seseorang yang berjuang memerangi pelanggaran hak asasi manusia di negara itu. Seperti tiga tahun lalu dalam kasus pembunuhan jurnalis Anna Politkovskaja, yang bukan untuk pertama kalinya tapi merupakan korban yang paling terkenal. Aktivis, jurnalis, pengacara juga menjadi korban pembunuhan tanpa seorang pun yang ditindak. Dengan pembunuhan terhadap Estemirova dunia kehilangan sumber informasi independen tentang rejim teror, dengan Ramsan Kadyrov yang ditempatkan Kremlin di Chehnya.“

Sementara harian Inggris Independent menulis

„Kemarahan Kremlin terhadap pembunuhan Estemirova terdengar kosong. Juga bila pemerintah di Moskow menunjukkan keprihatinan tentang kasus-kasus pembunuhan orang-orang penting seperti itu, tapi selama ini tidak menunjukkan tanda-tanda mendesak bawahannya di Chehnya untuk mengubah sikap. Perdana Menteri Putin setelah pemilu di Chehnya tahun 2005 mengatakan perdamaian akan kembali ke Republik tersebut. Tapi perdamaian yang dicapai dengan sebuah rejim yang brutal di kawasan itu. Pembunuhan Estemirova menunjukkan wajah asli Chehnya dan Rusia yang modern, dan itu bukan merupakan pemandangan yang indah.“

Pencalonan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair sebagai ketua Komisi Eropa juga menjadi tema yang menjadi sorotan harian-harian Eropa. Harian Perancis Le Figaro berkomentar

„Sebagai Ketua Komisi Eropa Tony Blair tentu lebih efisien daripada perannya sebagai mediator di Timur Tengah. Ia sering tampil sebagai tokoh Inggris yang paling pro Eropa. Meskipun demikian selama 10 tahun ia tidak berhasil membawa negaranya ke jantung Eropa seperti yang dijanjikannya. Ia juga tidak dapat membawa warga Inggris untuk beralih ke mata uang bersama Eropa. Akan sulit baginya mendekatkan warga Inggris dengan birokrasi di Brussel. Tapi perspektif bahwa pimpinan oposisi dari kubu konservatif David Cameron yang skeptis terhadap Uni Eropa tahun depan mengambil alih pimpinan pemerintahan Inggris, mengejutkan negara-negara Uni Eropa lainnya dan dapat membantu pencalonan Blair. Blair akan menjadi pimpinan yang baik untuk Uni Eropa dan dapat memberi wajah bagi Eropa serta memberi suara yang diakui di dunia.“

Blair adalah tokoh yang berbobot, demikian tulisan harian Belanda de Volksrant. Lebih lanjut harian ini menulis

„Sudah menjadi rahasia umum bahwa mantan perdana menteri Inggris yang baru berusia 56 tahun ini, ingin menjadi wajah bagi Uni Eropa yang berpenduduk hampir 500 juta jiwa. Tapi sekarang sudah jelas bahwa pencalonan Blair akan memperoleh tentangan keras. Dimana justru Inggris yang dikenal skeptis terhadap Uni Eropa dicalonkan sebagai pimpinan Uni Eropa, tidak di seluruh Eropa orang menganggapnya logis. Selama masa pemerintahannya Blair selalu mengambil jarak terhadap Uni Eropa. Meskipun demikian popularitas internasionalnya dan pengalamannya membuatnya menjadi tokoh yang berbobot. Namun sementara ini Blair sendiri pun masih bertindak sebagai seseorang yang tidak tahu apa-apa.“

DK/AR/dpa/afp