1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Pemborosan Pajak Terburuk Jerman di Tahun 2020

28 Oktober 2020

Jalur perlintasan kereta api yang tak jelas arahnya, dana bantuan COVID-19 yang rentan penipuan, hingga kerugian jutaan euro oleh hotel milik pemerintah, adalah beberapa kasus pemborosan pajak terburuk Jerman tahun 2020.

https://p.dw.com/p/3kWfL
Perlintasan rel kereta api
Jalur perlintasan di rel kereta api yang tidak jelas mengarah ke mana.Foto: Sebastian Kahnert/dpa/picture-alliance

Federasi Pembayar Pajak Jerman memperingatkan tentang pemborosan belanja publik, bahkan di tengah situasi pandemi virus corona. Hal itu dituliskan dalam laporan "Buku Hitam" 2020 yang diterbitkan pada Selasa (27/10).

Pengawas pajak itu merinci merinci contoh-contoh penggunaan dana publik yang terlalu mahal atau tidak perlu dalam laporan tahunannya. Laporan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan akuntabilitas.

DW merangkum beberapa proyek paling mahal dan mengejutkan yang disorot oleh pengawas pajak dalam laporan mereka. Berikut ini beberapa yang terparah di tahun 2020.

Jalur penyeberangan rel kereta api yang melintas entah kemana

Di negara bagian timur Saxony, penduduk setempat telah mengajukan petisi selama beberapa dekade agar jalur sepeda dibangun di sepanjang jalan antara kota Pulsnitz dan Kamenz.

Ketika rel kereta direnovasi, persimpangan untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda dipasang. Tetapi jalurnya tidak selesai dibangun. Jalur penyeberangan di rel kereta api yang tidak jelas ke mana arahnya itu membutuhkan biaya pembangunan sekitar € 30.000 (Rp 518 juta) serta ratusan euro setahun untuk biaya pengoperasian dan pemeliharaan.

Perlintasan rel kereta api
Jalur perlintasan di rel kereta api di Jerman timur sudah dipasang, tapi pejalan kaki dan pesepeda tidak bisa mengaksesnyaFoto: Sebastian Kahnert/dpa/picture-alliance

Hotel pemerintah merugi jutaan euro

Sebuah hotel besar milik pemerintah federal juga masuk dalam daftar “Buku Hitam” tahun ini,  karena mengalami rugi jutaan euro dalam beberapa tahun terakhir. Hotel Petersberg, yang menghadap ke bekas ibu kota Jerman Barat, Bonn, berfungsi selama bertahun-tahun sebagai wisma resmi pemerintah.

Bahkan setelah ibu kota Jerman beralih ke Berlin, hotel tetap sepenuhnya dimiliki oleh negara. Sejak 2013, pemerintah telah menginvestasikan sekitar € 45 juta (Rp 777 miliar) untuk merenovasi dan memodernisasi hotel. Namun, dalam jangka waktu yang sama, bisnis tersebut ternyata merugi sekitar € 7 juta (Rp 120 miliar) selama tujuh tahun terakhir.

Pagar yang tak diinginkan

Di kota utara Schwerin, pagar yang mengelilingi lapangan olahraga dikritik oleh beberapa penduduk setempat yang tinggal di dekatnya. Beberapa penduduk menyerukan agar pemerintah membangun pagar peredam kebisingan untuk membantu meminimalkan suara dari pertandingan olah raga setempat.

Sebaliknya, pemerintah kota itu justru membangun pagar logam sepanjang 130 meter yang berfungsi untuk menahan bola. Proyek ini menelan biaya total lebih dari € 91.000 (Rp 1,5 miliar), termasuk biaya perencanaan proyek. Klub olahraga lokal juga mengeluh karena mereka tidak dilibatkan dalam proyek tersebut hingga konstruksi dimulai.

Deutschland Kritik Bund der Steuerzahler | Lärmschutzzaun, Schwerin
Warga setempat tidak meminta pagar penahan bola, melainkan pagar peredam kebisinganFoto: Jens Büttner/dpa/picture-alliance

Jembatan tak bermanfaat

Pemerintah kota Ladenburg, Jerman barat menghabiskan sekitar € 1,2 juta (Rp 20 miliar) untuk membangun jembatan yang belum terhubung ke jalan. Menurut Federasi Pembayar Pajak Jerman, alasan awal dibangunnya jembatan adalah untuk jalur menyeberang di atas jalur kereta yang mengarah ke kawasan industri swasta. Namun, perusahaan industri swasta tersebut akhirnya membongkar rel kereta. Dengan demikian alasan utama pembangunan jembatan tersebut menjadi sia-sia.

Jembatan rel kereta
Jembatan di atas bekas rel kereta yang sudah di bongkarFoto: Uwe Anspach/dpa/picture-alliance

Pengawas pajak peringatkan dana bantuan krisis corona

Di tengah pandemi virus corona, pengawas pajak mendesak penanganan dana publik yang lebih hati-hati. Terutama ketika melihat potensi dana bantuan untuk industri yang terkena dampak paling parah seperti penerbangan sipil.

Secara khusus, mereka menunjuk pada masalah yang muncul saat memberikandana bantuan krisis coronakepada pemilik usaha kecil dan pekerja lepas di awal pandemi. Banyak penipu yang menggunakan situs web palsu dan pernyataan palsu untuk mengakses dana.

Pada Juli, pihak berwenang Jerman mengatakan mereka sedang menyelidiki lebih dari 5.000 kasus dugaan penipuan terkait dana bantuan tersebut. Reiner Holznagel, Presiden Federasi Pembayar Pajak Jerman, menekankan mereka percaya bahwa bantuan negara selama keadaan darurat seperti pandemi virus corona itu penting.

Namun, dia mendesak pejabat federal, negara bagian dan kota untuk menetapkan batasan dan kriteria ketat terkait penyaluran dana bantuan.

"Bahkan dalam krisis, Anda harus menetapkan prioritas," kata Holznagel kepada wartawan.

pkp/  (dpa, AFP)