1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembicaraan Program Nuklir Korea Utara di Singapura

Koesoemawiria18 Juli 2008

Diplomat papan atas enam negara akan membahas program nuklir Korea Utara di sela-sela Pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri se-Asia Tenggara atau AMM ke 41.

https://p.dw.com/p/EepF
Instalasi nuklir di Yongbyon, North KoreaFoto: AP

Untuk pertama kalinya sejak 2003,para Menteri Luar Negeri enam negara partisipan kelompok pembahas program nuklir Korea akan mengadakan pembicaraan di Singapura. Petugas Informasi pada Pertemuan AMM ke-41 mengatakan, pembicaraan itu sedang dipersiapkan, “pertemuan itu akan berlangsung pekan depan, tapi saat ini masih dalam tahap pembahasan dan kami sedang mempersiapkan programnya.”

Pembicaraan informal itu direncanakan berlangsung pada hari Rabu atau Kamis pekan depan, dalam rangka AMM atau Pertemuan Forum Regional ASEAN. Tema yang akan disorot para Menteri adalah kelanjutan upaya Korea Utara menghentikan program nuklirnya, serta memperbaiki kerjasama keamanan di Asia Timur.

Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN merupakan satu-satunya acara tahunan yang dihadiri secara tetap oleh para Menteri Luar Negeri ke enam negara, Korea Selatan, Jepang, Cina, Amerika Serikat, Rusia dan Korea Utara. Hari Kamis kemarin, Menlu AS Condoleeza Rice telah mengkonfirmasi partisipasinya dalam pertemuan di Singapura ini. Pembicaraan para menteri ini menyusul laporan Korea Utara mengenai proses pelucutan program nuklirnya. Laporan yang sempat tertunda-tunda publikasinya itu, berhasil menggugah Amerika Serikat memulai proses untuk mengeluarkan Korea Utara dari daftar negara-negara teroris.

Selanjutnya dalam pembicaraan enam negara pekan lalu di Beijing, Pyongyang sepakat untuk melucuti seluruh instalasi nuklirnya sampai akhir bulan Oktober ini. Selain itu, untuk mengizinkan pengawas internasional untuk secara berkala melakukan verifikasi. Namun sampai kini, Korea Utara masih melarang pengawas internasional untuk membawa peralatan guna memeriksa instalasi nuklir yang telah ditutupnya. Padahal menurut Utusan Khusus Amerika Serikat, Christopher Hill, apa yang dituntut oleh Amerika Serikat bukan suatu hal yang luar biasa. Melainkan sebuah paket standar untuk melakukan pemeriksaan.

Presiden Korea Selatan, Lee Mung Byak telah mengutarakan harapan bahwa Korea Utara meninggalkan ambisi nuklirnya. Ia menilai, ambisi nuklir Korea Selatan bertolak belakang dengan upaya-upaya untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara bebas senjata nuklir. Sementara itu, Korea Utara sudah mengumumkan akan menandatangani Treaty of Amity atau TAC pada Forum Regional ASEAN pada 24 Juli. TAC merupakan salah satu kesepakatan dasar ASEAN untuk mengatur mekanisme penyelesaian sengketa secara damai dan menjamin kawasan yang bebas senjata nuklir.

Di pihak lain, Korea Selatan juga ingin menggunakan pertemuan AMM ke 41 sebagai ajang untuk mempertanyakan, soal terbunuhnya seorang turis Korea Selatan yang sedang berlibur oleh seorang tentara Korea Utara. Kasus itu menyebabkan dihentikannya sebagian tur wisata dari Korea Selatan ke Korea Utara. Bahkan Korea Selatan mengancam akan menghentikan semua tur ke tetangga di utara itu, bila keamanan tidak bisa dijamin. (ek)