1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembicaraan Mitchel dan Netanyahu Tanpa Hasil

15 September 2009

Pertemuan antara PM Israel Benjamin Netanyahu dengan utusan khusus AS bagi Timur Tengah, George Mitchell hari Selasa (15/09) belum menghasilkan terobosan.

https://p.dw.com/p/Jh5v
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah George MitchellFoto: AP

Masyarakat internasional mengkritik tajam kegiatan permukiman Israel di wilayah Palestina sebagai hambatan bagi proses perdamaian internasional. Amerika Serikat dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Israel untuk secara keseluruhan menghentikan aktivitas permukiman. Sementara Netanyahu tetap bersikeras mengizinkan pembangunan sekitar tiga ribu apartemen di Tepi Barat.

Utusan khusus Amerika Serikat bagi Timur Tengah, George Mitchell jarang membuat kejutan di depan para wartawan. Tapi kali ini wajahnya mencerminkan suasana politik yang dihadapinya. Menjelang pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mitchell kelihatan suram, tak ada senyuman. Kepada Netanyahu ia hanya mengucapkan kalimat-kalimat protokolaris seperti: „Saya juga gembira bahwa kita akan melakukan pembicaraan. Kami menghargai upaya anda menyambut kami di sini. Dan kami berharap, tahap pembicaraan kita ini dapat segera diakhiri agar kita dapat melangkah maju dalam upaya bersama untuk mencapai perdamaian di wilayah ini."

Sebagai mediator Presiden AS Barack Obama, Mitchell ingin agar pembangunan permukiman di wilayah Palestina, yaitu di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur dihentikan secara keseluruhan. Tetapi hari Senin lalu (14/09) Netanjahu dengan resmi mengatakan, penghentian pembangunan semacam itu tidak akan pernah terjadi dan ia tidak akan berbicara mengenai Yerusalem dengan AS. Bagian timur Yerusalem bukan kawasan permukiman Yahudi. Pembangunan akan terus dilanjutkan di wilayah itu, terutama karena kekurangan tempat hunian, ujar Netanyahu. Baginya tidak ada diskusi mengenai Yerusalem. Tetapi ke luar ia senang berbicara tentang perdamaian. Netanyahu kelihatan sulit menyembunyikan senyum ironisnya, ketika mengatakan kepada Mitchell: „Kami mengulurkan tangan kepada AS dan Palestina dalam upaya untuk mencapai kemajuan bagi perdamaian, kesejahteraan dan keamanan di wilayah ini. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan selamat datang, George."

PM Israel pekan lalu mengumumkan bahwa sekitar 3.000 apartemen akan dibangun di Tepi Barat. Unit-unit itu tetap akan dibangun, walaupun seandainya dilakukan penghentian pembangunan permukiman secara keseluruhan. Satu-satunya yang dapat diterima pemerintah Israel adalah penghentian sementara pembangunan selama sembilan bulan, dengan pengecualian bagi 455 pembangunan apertemen yang direncanakan mendadak baru-baru ini. Selain itu, 2.500 unit yang sudah mulai dibangun tetap akan dirampungkan walaupun ketentuan penghentian dilaksanakan.

Jadi dapat dimengerti mengapa wajah utusan khusus AS George Mitchell kelihatan begitu suram. Padahal ia datang dengan target yang ambisius. Ia hendak menggerakkan Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden AS Obama pekan depan. Kebetulan Abbas dan Netanyahu saat itu akan menghadiri sidang umum PBB di New Yok. Bila Mitchell tanpa diduga toh akhirnya menemukan kesepakatan dengan Netanyahu dan juga Abbas menyangkut kebijakan permukiman, perundingan Israel-Palestina akan dapat dibuka kembali secara resmi pekan depan.

Berita mengenai keberhasilan atau kegagalan misi Mitchell kali ini tampaknya baru akan diperoleh hari Rabu (16/09) setelah ia kembali bertemu dengan Netanyahu. Hari itu Mitchel juga diharapkan dapat melaporkan hasil pembicaraannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari Selasa (15/09) di Ramallah. Sebelumnya pemerintah otonomi Palestina menegaskan akan hanya kembali ke meja perundingan, bila pembangunan permukiman di Yerusalem Timur dan di Tepi Barat dihentikan secara keseluruhan.

Sebastian Engelbrecht/Christa Saloh

Editor: Hendra Pasuhuk