1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pelantikan Yudhoyono; Pemecatan PM Myanmar Khin Nyunt

20 Oktober 2004

Dua peristiwa penting di Asia, yakni pelantikan Yudhoyono dan pemecatan PM Myanmar Khin Nyunt disoroti pers di luar negeri.

https://p.dw.com/p/CPQV
Pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI 2004-2009
Pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI 2004-2009Foto: AP

Kami awali dengan menyoroti pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden keenam Indonesia . Dikabarkan, lima kepala pemerintahan dari Australia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Timor Leste menghadiri pelantikan SBY. Sementara Jepang, Belanda, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand mengirim utusan khusus. Kehadiran sejumlah kepala pemerintahan dari luar negeri merupakan sejarah baru bagi Indonesia, karena belum pernah terjadi dalam pelantikan presiden RI sebelumnya.

Harian Belanda de Volkskrant menulis:

Susilo Bambang Yudhoyono hari Rabu 20 Oktober 2004 mengucapkan sumpah sebagai presiden RI untuk periode 2004-2009 dihadapan para anggota MPR di Jakarta.Megawati Sukarnoputri tidak hadir dalam upacara pelantikan itu. Megawati tidak dapat menerima kekalahannya dalam Pemilu. Puluhan juta rakyat Indonesia memberikan harapannya kepada tokoh yang di bulan-bulan terakhir dianggap sebagai orang suci. SBY terkenal jujur, tenang dan seorang Muslim yang baik. Sebagai jenderal di masa lampau tangannya tidak dinodai dengan darah. Banyak warga Indonesia menganggapnya sebagai pemimpin yang kuat dan manusiawi. Susilo Bambang Yudhoyono pernah menjabat sebagai Menko Polkam di pemerintahan Megawati. Bulan Maret lalu ia mengundurkan diri dari kabinet, karena Megawati yang iri terhadap popularitasnya , tidak mengikutsertakannya dalam keputusan-keputusan penting. Momentum yang bagus untuk meninggalkan kabinet yang tidak populer, memberikan kepada pemimpin Partai Demokrasi lebih banyak simpati rakyat. Namun para kritikus meragukan kemampuan Yudhoyono selaku pemimpin yang kuat untuk memajukan demokrasi dan reformasi. Selain itu SBY harus membuktikan kemampuannya untuk mengambil keputusan. Dalam wawancara dengan suratkabar Singapura The Straits Times, kemarin, SBY menandaskan akan memperketat UU anti teror, sebab terorisme tetap merupakan ancaman besar bagi Indonesia.

PM Myanmar Khin Nyunt dipecat. Khin Nyunt , 65 tahun , yang dikenal sebagai tokoh reformis kini ditahan sebagai tahanan rumah. Pemecatan Khin Nyunt mencerminkan semakin menguatnya kekuasaan kelompok garis keras dalam Junta Militer di Myanmar.

Harian Frankfurter Rundschau berkomentar:

Di sebuah diktatur yang berkuasa adalah diktator. Di Myanmar diktator itu bernama Jendral Than Swe, yang bertindak semaunya. Sulit menerka alasan sebenarnya bagi pemecatan itu. Namun mungkin karena Khin Nyunt terlalu moderat di mata Than Swe. Mungkin tidak disenangi , bahwa Khin Nyunt memperlihatkan respek terhadap Aung San Suu Kyi, sementara Than Swe membencinya. Boleh jadi Khin Nyunt melakukan sesuatu yang tidak diberitakan. Mungkin ia merencanakan kudeta. Mungkin ia terlibat korupsi. Bila kini keadaan di Myanmar tenang kembali, berarti kemudi berada di tangan diktator Than Swe . Itu pertanda buruk bagi Suu Kyi dan kelompok oposisinya. Sang diktator memerintah sejak 16 tahun, gerakan demokrasi kini sangat terpukul seperti dahulu. Di bawah Than Swe tidak akan ada perubahan.

Harian Die Welt mengomentari , PM Myanmar digulingkan oleh Junta Militer sendiri. Kami kutip:

Alasan resmi bagi pemecatannya, Khin Nyunt terilbat korupsi. Tuduhan korupsi di Myanmar biasanya alasan umum untuk menyingkirkan orang yang tidak disukai. Yang jelas, kubu garis keras menang. Harapan pudar bagi pembebasan Aung San Suu Kyi, atau pun bagi langkah-langkah pertama ke arah demokrasi . Dengan kepergian PM Khin Nyunt , disingkirkan seorang tokoh yang belum lama masih merupakan salah satu tokoh kuat dalam jajaran Junta Militer. Tokoh yang dianggap moderat oleh rejim garis keras. Dan yang oleh para diplomat barat dipandang sebagai satu-satunya tokoh dalam Junta Militer yang dapat diajak bekerjasama dalam soal demokratisasi dan pembebasan tokoh oposisi Aung San Suu Kyi.

Dan akhirnya penilaian harian Frankfurter Allgemeine mengenai pemecatan PM Khin Nyunt, orang ketiga dalam jajaran kepemimpinan Junta Militer Myanmar:

Jendral Khin Nyunt baru saja bulan Agustus tahun lalu diangkat sebagai perdana menteri. Untuk Myanmar , Khin Nyunt dikenal sebagai tokoh reformis , yang mendukung dialog dengan tokoh oposisi yang populer Suu Kyi. Pengangkatannya oleh orang kuat pertama Myanmar, Jendral Than Swe dipandang sebagai pertanda keterbukaan. Diduga pemecatan akibat perseteruan di kalangan pimpinan militer di waktu belakangan ini. Juga sebagai isyarat bagi pengkokohan kekuasaan jendral senior Than Swe, yang hendak menunjukkan sikap keras terhadap para pendukung Aung San Suu Kyi, yang kini telah ditahan selama 16 bulan , menjalani masa tahanan rumah yang ketiga. Banyak negara Eropa berupaya mengubah situasi politik di Myanmar dengan politik isolasinya. Namun 14 tahun isolasi oleh barat , tidak membawa perubahan di Myanmar, malah negara itu semakin dekat dengan China.