1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

041010 Thailand Waffenhändler

4 Oktober 2010

"Pedagang Kematian" - demikian julukan Viktor Bout, bekas anggota AU Rusia yang dituduh merupakan salah satu pemasok senjata ilegal terbesar dunia. Senin (04/10), ia disidang di pengadilan Bangkok.

https://p.dw.com/p/PUs4
Viktor Bout (tengah) ditangkap di Thailand tahun 2008Foto: AP

Bagi Viktor Bout, sidang pengadilan Senin (04/10) ini menentukan apakah ia diekstradisi ke AS atau malah dibebaskan.

Viktor Bout yang adalah warga Rusia dikatakan merupakan salah satu penjual senjata terbesar dunia. Menurut pihak berwenang AS, Bout berusaha untuk menjual senjata ke kawasan perang di Angola, Liberia, Ruanda dan Sierra Leone sejak tahun 90an. Ia juga diduga memasok senjata untuk kelompok radikal Islam Taliban di Afghanistan dan jaringan teror Al Qaida.

Bulan Maret 2008, warga Rusia Viktor Bout ditangkap di Bangkok, ibukota Thailand. Penyelidik AS menyamar sebagai anggota kelompok pemberontak Kolumbia FARC yang tertarik untuk membeli senjata berat dan amunisi. Jaksa penuntut umum AS Michael Garcia memuji penahanan Bout sebagai pukulan telak terhadap perdagangan senjata ilegal.

"Bout dan mitranya berencana untuk menjual senjata pada FARC agar mereka dapat mewujudkan target kekerasannya. Di antara senjata yang dijual terdapat peluncur roket dan rudal darat. Bout menunjukkan kesiapannya untuk menjual senjata pada organisasi teror dan membuktikan kemampuan untuk melakukan hal itu. Penahanannya mengakhiri penyelidikan terselubung yang dilakukan tim AS di seluruh dunia. Dan ini adalah akhir dari salah satu pedagang senjata yang paling banyak dicari di seluruh dunia."

Menurut keputusan pengadilan, Bout akan diekstradisi ke AS atas dakwaan memperjualbelikan senjata. Dalam dengar pendapat Senin (04/10) ini diputuskan apakah tuduhan secara ilegal AS mengenai pencucian uang dan pembentukan jaringan kriminal juga diakui sebagai dakwaan resmi. Jika tidak, maka Bout mungkin dibebaskan hari ini.

Viktor Bout menuduh bahwa pengadilan Thailand tunduk pada tekanan politik AS. Bout yang adalah warga negara Rusia memohon agar PM Vladimir Putin dan Presiden Medvedev berupaya mencegah ekstradisinya. Sebelumnya, AS menggiatkan segala cara agar pedagang senjata Bout yang buron selama bertahun-tahun diajukan ke pengadilan AS.

Pengacara Bouts Lak Nitevatvitchan mengatakan tekanan politik terhadap pengadilan di Thailand luar biasa tinggi:

"Sangat jelas bahwa dalam sidang pengadilan ini, politik memainkan peranan penting. Menilik semua data yang tersedia tidak ada kesimpulan lain yang dapat ditarik."

Alla, istri Viktor Bout memohon publik Thailand untuk membantunya. Ia berkeras menepis semua dakwaan terhadap sumainya. Alla menegaskan suaminya tidak pernah memperjualbelikan senjata:

"Saya rasa, dalam kasus ini pihak AS melakukan tekanan luar biasa. Amerika Serikat sama sekali tidak ragu untuk menunjukkan kepada Thailand bahwa mereka menuntut ekstradisi suami saya."

Kegiatan Bout sebagai pedagang senjata dijadikan dasar untuk film layar lebar 'Lord of Wars' yang dibintangi Nicolas Cage. Di akhir film tersebut, si penjual senjata tidak divonis dan malah dibebaskan. Selain itu, sebagai informasi tambahan di akhir film juga disebutkan bahwa kelima pengekspor senjata terbesar dunia, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Inggris dan Cina, kelimanya adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Bernd Musch-Borowska/Ziphora Robina
Editor: Dian Kostermans