1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB: Ekspansi Taliban Mengancam Keamanan Afganistan

23 Juni 2021

Taliban dilaporkan terus mengambil alih distrik di Afganistan ketika AS dan negara-negara NATO menarik pasukannya dari negara itu. PBB telah memperingatkan bahwa ibu kota provinsi bisa segera jatuh ke tangan Taliban.

https://p.dw.com/p/3vOrE
Foto simbol suasana di Afganistan, seorang tentara ANA di Guzara
Foto simbol suasana di AfganistanFoto: Reza Shirmohammadi/AFP/ Getty Images

Dalam beberapa waktu terakhir pasukan Taliban terus melancarkan serangannya di Afganistan. PBB memperingatkan bahwa aksi militer yang intensif mengancam kemajuan situasi politik, keamanan, dan proses perdamaian di negara yang dilanda perang tersebut.

Para pejabat Afganistan mengatakan Taliban tengah berupaya merebut wilayah di Afganistan utara, jauh dari basis mereka di wilayah selatan negara itu.

Taliban dilaporkan berhasil merebut Shir Khan Bandar pada hari Selasa (22/06), sebuah kota penting di utara Afganistan yang merupakan perbatasan utama Afganistan dengan Tajikistan.

Taliban juga telah menguasai distrik Nahrin dan Baghlan-e Markazi, yang keduanya terletak di provinsi utara Baghlan.

Lebih dari 50 distrik

Utusan Khusus PBB untuk Afganistan, Deborah Lyons mengatakan bahwa Taliban telah merebut lebih dari 50 dari 370 distrik yang ada di negara itu sejak Mei lalu.

"Distrik-distrik yang telah diambil itu mengelilingi ibu kota provinsi, menunjukkan bahwa Taliban memposisikan diri mereka untuk mencoba dan mengambil ibu kota tersebut begitu pasukan asing ditarik sepenuhnya," kata Lyons kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa (22/06).

"Gerakan Taliban baru-baru ini bahkan lebih signifikan dan merupakan hasil dari kampanye militer yang intensif," kata Lyons. "Bagi Taliban untuk melanjutkan kampanye militer intensif ini akan menjadi tindakan yang tragis," tambahnya.

Sebelumnya pada bulan April lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa semua pasukan AS akan ditarik dari Afganistan pada 11 September tahun ini. Negara-negara NATO lainnya juga telah berjanji untuk menarik pasukan mereka keluar dari negara Asia Selatan itu.

Lyons mengatakan peningkatan konflik di Afganistan "berarti peningkatan ketidakamanan bagi banyak negara lain, dekat dan jauh."

Apa tanggapan AS?

Dengan ekspansi teritorial Taliban yang cepat ini, kemungkinan AS akan terus melakukan upaya kontra-pemberontakan, meskipun mereka menarik seluruh pasukannya dari negara itu.

Para pejabat AS mengatakan mereka akan terus mengumpulkan informasi intelijen terkait pergerakan Taliban dan melakukan serangan militer dari negara-negara terdekat di kawasan itu.

Pencarian pangkalan militer baru AS di kawasan itu bisa jadi sulit, karena dapat meningkatkan ketegangan dengan Rusia dan Cina. Beberapa negara tetangga, antara lain Pakistan, telah menolak AS untuk mengeoperasikan pangkalan militernya di negara mereka.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan pada Selasa (22/06) bahwa AS juga akan menggunakan bantuan ekonomi dan diplomasi "untuk mendukung masa depan yang damai dan stabil yang diinginkan dan layak oleh rakyat Afganistan."

Invasi AS ke Afganistan terjadi pada tahun 2001 setelah serangan teroris 9/11, membuat Taliban kehilangan kendali di negara itu. Aktivis hak asasi manusia memperingatkan bahwa Taliban dapat mencabut hak-hak perempuan di Afganistan jika kelompok itu sepenuhnya mendapatkan kembali kendali.

Biden sendiri akan bertemu dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani pada hari Jumat (25/06) mendatang untuk membahas penarikan pasukan tersebut.

rap/pkp (Reuters, AFP, dpa)