1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Persamaan HakEropa

Paus Izinkan Perempuan Berikan Suara dalam Majelis Uskup

27 April 2023

Kelompok perempuan Katolik telah lama menyerukan hak untuk memilih di Sinode Para Uskup dan mengkritik Vatikan karena memperlakukan perempuan sebagai warga kelas dua.

https://p.dw.com/p/4Qbef
Paus Fransiskus
Paus Fransiskus setelah sidang umum di Vatikan pada 26 April 2023Foto: Alessandra Tarantino/dpa/AP/picture alliance

Paus Fransiskus pada hari Rabu (26/04) menyetujui perubahan undang-undang yang mengatur Sinode Para Uskup, sebuah badan Vatikan yang didirikan lebih dari 50 tahun lalu dan mengoordinasikan uskup dari seluruh dunia untuk pertemuan berkala.

Hingga saat ini, hanya laki-laki yang dapat memberikan suara pada proposal yang diajukan di sinode. Di bawah aturan baru, nantinya perempuan tidak hanya dapat menghadiri sinode sebagai auditor, tetapi juga memberikan suara di badan penasehat kepausan.

Lima biarawati akan bergabung dengan lima imam sebagai perwakilan pada pemungutan suara dalam pertemuan berikutnya bulan Oktober mendatang di Roma.

"Ini adalah sebuah retakan signifkan pada langit-langit kaca patri," kata Kate McElwee dari Konferensi Pentahbisan Perempuan, yang mengadvokasi pendeta perempuan, mengibaratkan perubahan aturan itu.

Paus juga telah memutuskan bahwa 70 anggota nonuskup "yang mewakili berbagai kelompok umat Allah" akan diangkat sebagai anggota sinode. Separuh dari mereka adalah perempuan, dan mereka juga memiliki hak untuk memilih.

"Ini adalah perubahan penting, ini bukan revolusi,” kata Kardinal Jean-Claude Hollerich, seorang penyelenggara sinode.

Hak perempuan untuk memilih

Kelompok perempuan Katolik telah lama mengkampanyekan hak untuk memilih di sinode dan mengkritik Vatikan karena tidak memperlakukan mereka sebagai anggota sinode yang setara.

Pada tahun 2020, aktivis hak perempuan di Jerman menyerahkan sebuah petisi dengan lebih dari 130.000 tanda tangan, yang menyerukan lebih banyak perempuan dalam peran kepemimpinan kepada badan pengurus Gereja Katolik di Jerman.

Di bawah norma baru, 70 anggota nonuskup akan dipilih oleh Paus Fransiskus tidak hanya berdasarkan "budaya umum dan kehati-hatian mereka, tetapi juga pengetahuan mereka, baik teoretis maupun praktis".

"Meskipun mayoritas perwakilan pada pemungutan suara pada sinode bulan Oktober mendatang masih para uskup, sekitar 20% akan diwakili kelompok nonuskup, setengah dari kelompok itu adalah perempuan", kata Kardinal Mario Grech, yang bertanggung jawab atas sinode tersebut.

Paus Fransiskus pada tahun 2021 untuk pertama kalinya mengangkat seorang perempuan ke posisi nomor dua tertinggi dalam jabatan gubernur Kota Vatikan.

Tahun lalu, di bawah reformasi baru administrasi pusat Tahta Suci, Paus Fransiskus mengizinkan setiap umat awam Katolik terbaptis, termasuk perempuan, untuk menjadi kepala pada sebagian besar departemen di Vatikan.

ha/as (AFP, AP, Reuters)