1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Pendukung Thaksin PPP Menangkan Pemilu Thailand

23 Desember 2007

480 kursi parlemen diperebutkan 39 partai dengan sekitar 5100 kandidat pada pemilu parlemen Thailand pasca kudeta militer 19 September 2006.

https://p.dw.com/p/CfZU
Samak Sundaravej, Ketua Partai PPP ThailandFoto: AP

Partai PPP yang keluar sebagai pemenang pemilihan parlemen yang digelar hari Minggu, tanggal 23 Desember ini, adalah partai pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra yang digeser dalam kudeta tahun lalu dan merupakan penerus partai Thai Rak Thai dari Thaksin yang telah dibubarkan.

Ketua Partai Kekuatan Rakyat PPP, Samak Sundaravej menyatakan dalam jumpa pers di Bangkok, dia pasti akan memangku jabatan perdana menteri baru Thailand. Menurut keterangan komisi pemilu, penghitungan 93 persen dari jumlah keseluruhan suara menunjukkan bahwa PPP meraup 228 kursi parlemen dari 480 yang diperebutkan. Partai politik tertua Thailand, Partai Demokrat menduduki posisi kedua dengan perolehan 166 kursi. Sedangkan lima partai kecil lainnya mendapatkan kursi yang tersisa.

Ketua partai PPP yang berusia 77 tahun dan mantan gubernur Bangkok mengundang partai lainnya untuk bekerjasama dalam pemerintahan. Sebelum pemilu dia mengemukakan keinginannya agar mantan Perdana Menteri Thaksin pulang ke Thailand. Tapi dia mohon agar pendukungnya bersabar mengingat proses yang sedang berlangsung di mana Thaksin dituduh dalam kasus korupsi:

„Dia harus datang untuk menghadapi tuduhan itu. Tetapi sebelumnya dia tidak boleh melakukan kegiatan politik di negeri ini.“

Setelah hasil pemilu diketahui, Ketua PPP Samak Sundaravej mengatakan, Thaksin yang kini hidup di pengasingan, telah memberikan ucapan selamat kepadanya dan menyatakan akan kembali ke Thailand, bila pemerintah sudah dibentuk. Selanjutnya Samak memberikan indikasi, bekas perdana menteri yang digeser dalam kudeta militer, nantinya dapat memperoleh amnesti. Yang masih menjadi pertanyaan besar adalah apakah militer dan royalis yang dituduh oleh kubu Thaksin merencanakan kudeta, akan berpangku tangan melihat musuh besarnya datang kembali ke Thailand.

Karena PPP tidak berhasil mendapatkan 241 kursi parlemen yang merupakan mayoritas absolut, maka pemerintahan koalisi terdiri dari Partai Demokrat dan aliansi lainnya mungkin saja akan dibentuk. Ketua Partai Demokrat Abhisit Vejjajiva yang berusia 43 tahun menyatakan, jika PPP berhasil membentuk sebuah koalisi maka partainya akan tampil sebagai oposisi. Jika tidak, maka partainya sendiri yang akan membentuk pemerintahan koalisi. Menurut para pengamat pemilu, hasil baik PPP diperoleh karena Thaksin masih tetap disenangi.

Sementara pihak militer Thailand tampaknya lebih menginginkan Partai Demokrat yang memimpin pemerintahan, partai yang merupakan kekuatan oposisi ketika Thaksin berkuasa selama lima tahun. Tapi kebanyakan pengamat berpendapat, koalisi di bawah pimpinan kubu demokrat mungkin tidak cukup kuat dan tidak mampu bertahan selama setahun.

Pasar keuangan mengharapkan bahwa pembentukan pemerintahan yang terpilih akan membawa sinyal berakhirnya masa pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan. Pada berbagai tempat pemberian suara terdengar suara pemilih yang mengatakan, sudah bosan dengan kekacauan politik pada tiga tahun terakhir ini. Seorang warga mengutarakan, tidak menjadi soal partai mana yang menang, yang penting bagi rakyat adalah dibentuknya pemerintahan secepat mungkin.

Pakar ilmu politik Ukrist Pathmanand menilai, pemilu tersebut merupakan protes terhadap upaya besar militar untuk memperkecil pengaruh politik mantan perdana Menteri Thaksin yang sejak kudeta militer bulan September 2006 tinggal di pengasingan di Inggris, di mana dia membeli klub sepak bola Manchester City Football.

Sementara itu Komisi Pemilu hari Minggu (23/12) menyatakan, sekitar 900 keluhan masuk selama kampanye. Para pengamat politik meragukan bahwa pemilu dilakukan dengan bebas dan adil, mengingat sekitar sepertiga wilayah negara itu, termasuk wilayah markas pendukung Thaksin, masih berada dalam keadaan darurat perang dan jual beli suara masih dianggap biasa. Sedangkan pengamat pemilu Asia menyatakan bahwa pemilihan berjalan tanpa adanya masalah apa pun. Hasil resmi pemilu parlemen akan diumumkan hari Senin 24 Desember ini.