1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikFilipina

Partai Pemerintah Filipina Dukung Pencalonan Marcos Jr.

22 Maret 2022

Dukungan PDP-Laban diumumkan ketika popularitas kandidat oposisi, Leni Robredo, menguat. Ferdinand Marcos Jr. akan didampingi putri Presiden Rodrigo Duterte, Sara Carpio, sebagai wakilnya.

https://p.dw.com/p/48p8L
Pendukung Marcos Jr.
Pendukung Marcos Jr.Foto: Basilio Sepe/ZUMA Press Wire/picture alliance

Berbagai jajak pendapat menempatkan Ferdinand "Bongbong” Marcos Jr. sebagai unggulan teratas dalam pemilu kepresidenan, 9 Mei, di Filipina. Peluang pasangan Marcos Jr. dan Sara Duterte-Carpio kini semakin kuat, berkat dukungan Partai Demokasi Filipina-Laban yang digawangi Presiden Rodrigo Duterte.

"Kami mendukung pencalonan Bongbong Marcos Jr. Ini adalah keputusan partai,” kata Alfonso Cusi, Presiden PDP-Laban dan ketua fraksi di parlemen. Namun begitu, dia tidak merinci apakah sikap partai turut didukung Presiden Duterte, yang sebelumnya menyebut Marcos Jr. Sebagai politisi "lemah.”

Juru bicara kepresidenan, Martin Andanar mengatakan, sikap Duterte terkait Pilpres 2022 "tidak jelas.” Di Manila sudah menjadi kebiasaan, presiden di ujung masa jabatan akan mendeklarasikan dukungan bagi kandidat tertentu, sebagai upaya  mencari perlindungan dari rival politiknya. 

Duterte sebelumnya memilih Senator Christopher Go untuk menggantikannya sebagai calon dari PDP-Laban. Tapi November 2021 silam, Go mengundurkan diri dari pencalonan atas alasan pribadi. Sejak itu, Duterte membisu soal siapa yang dia dukung dalam Pilpres 2022.

Baru-baru ini, dia mengatakan presiden yang akan datang seharusnya adalah seorang pakar hukum berjiwa besar. Pernyataan itu mengejutkan, karena dianggap menggambarkan rival politiknya, Wakil Presiden Leni Robredo, yang dalam jajak pendapat jauh tertinggal di bawah Marcos Jr. dalam soal popularitas.

Permusuhan antara Duterte dan Robredo dimungkinkan oleh sistem pemilu di Filipina yang memilih posisi presiden dan wakil presiden secara terpisah.

Perpecahan internal PDP-Laban 

Jean Franco, Guru Besar Politik di University of the Philippines mengatakan, dukungan PDP-Laban bernilai "besar,” karena memberikan "sinyal bagi pejabat-pejabat lokal untuk menggerakkan mesin kampanye bagi pasangan Marcos Jr. dan Duterte-Carpio.”

Tapi, menurutnya dukungan PDP-Laban adalah "tidak wajar,” mengingat bagaimana Benigno Aquino mendirikan partai di awal 1980an sebagai kendaraan politik melawan kediktaturan mendiang Ferdinand Marcos.

Wakil Presiden Filipina, Leni Robredo
Wakil Presiden Filipina, Leni RobredoFoto: Basilio Sepe/ZUMA Press/picture alliance

Analis politik lain, Temario Rivera mengatakan, dukungan partai pemerintah tidak menjamin adanya bantuan kampanye, mengingat kondisi internal PDP-Laban yang "masih terbelah,” antara dua kubu, Alfonso Cusi di satu sisi dan Manny Pacquio di sisi lain, yang mendukung dua kandidat berbeda.

"Lupakan partai-partai di dalam sistem, yang penting adalah dukungan dinasti-dinasti kuat dan politisi berpengaruh,” katanya.

Ben Evardone, petinggi PDP-Laban dan sekutu dekat Presiden Duterte, misalnya mendukung Leni Roberdo dalam pilpres mendatang. Dia menolak menandatangani resolusi partai.

Dukungan PDP-Laban diumumkan ketika kandidat oposisi, Leni Robredo, mendapat lonjakan popularitas. Strategi kampanyenya mengandalkan tenaga sukarelawan yang giat bergerak di level akar rumput. 

Minggu (20/3) silam, sebanyak 130.000 pendukungnya menyemuti sebuah acara di pinggiran Manila. Namun begitu, peluangnya tetap tipis, kata analis Eurasia Group, Peter Mumford.

"Dia pernah mengalami lonjakan dukungan elektoral di penghujung masa kampanye wakil presiden 2016, saat loncat dari posisi ketiga ke pertama. Tapi jaraknya kali ini terlalu besar,” kata dia. 

rzn/as (ap,rtr)