1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Oposisi di Korea Selatan Menang Telak dalam Pilkada

8 April 2021

Partai yang mengusung Presiden Korea Selatan Moon Jae-in derita kekalahan telak dalam pemilihan khusus untuk jabatan wali kota utama. Derita Partai Demokrat itu terjadi di tengah skandal politik dan blunder kebijakan.

https://p.dw.com/p/3riN7
Anggota Partai Demokrat
Anggota Partai Demokrat menyaksikan hasil jajak pendapat dari pemilihan sela Wali Kota Seoul (07/04)Foto: Jung Yeon-je/REUTERS

Jutaan warga Korea Selatan memberikan suaranya pada hari Rabu (07/04) untuk memilih kepada daerah baru di dua kota terpenting, Seoul dan Busan. Pemilihan kepala daerah itu dianggap sebagai barometer pergeseran politik partai pengusung Presiden Moon Jae-in menjelang pilpres yang akan diselenggarakan pada 9 Maret 2022.

Popularitas Partai Demokrat dan Moon turun ke rekor terendah dalam beberapa bulan terakhir di tengah meroketnya harga rumah, ketidaksetaraan gender yang semakin dalam, skandal pelecehan seksual, hingga memburuknya hubungan bilateral dengan Korea Utara.

"Pemilihan itu adalah referendum atas kegagalan kebijakan ekonomi pemerintahan Moon, skandal korupsi, dan kasus spekulasi properti,” kata Kim Hyung-joon, seorang profesor ilmu politik di Universitas Myongji di Seoul.

Partai Demokrat kalah di pilkada Seoul dan Busan

Berdasarkan data komisi pemilihan negara bagian, pemilihan kepala daerah di Seoul menunjukkan bahwa kandidat pesaing dari partai konservatif People Power, Oh Se-hoon meraih perolehan suara 57,5%, mengalahkan kandidat Demokrat Park Young-sun yang mengumpulkan 39,2%.

Exit poll telah memprediksi kemenangan telak Oh, diperkuat dengan penghitungan suara resmi yang menunjukkan bahwa Oh memenangkan perolehan suara di 25 distrik kota.

Atas kemenangannya, Oh kembali menduduki jabatan yang pernah dia pegang pada periode 2006-2011. Kaum konservatif juga kemungkinan akan kembali mengendalikan pemerintahan di wilayah Seoul.

"Saya akan membuktikan bahwa kami kompeten, berbeda, dan bagus dalam pekerjaan,” kata Oh dalam konferensi video pada hari Kamis (08/04).

Sementara itu, Park mengaku kalah dan mengundurkan diri dari jabatan pimpinan Partai Demokrat.

Di Busan, kandidat Partai Rakyat Park, Hyung-joon mendulang 62,7% suara, mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, Kim Young-choon yang hanya memperoleh 34,4% suara.

Kedua wali kota baru akan menjalani sisa 14 bulan dari masa jabatan empat tahun pendahulunya.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, partisipasi pemilih di pemilihan kepala daerah melebihi 50%. Hasil pemungutan suara terbaru (08/04) sangat kontras dengan pemilihan parlemen satu tahun lalu, ketika Partai Demokrat menikmati kemenangan besar yang memberinya mayoritas kursi di Majelis Nasional.

Janji manis Moon

Presiden Moon yang mulai menjabat pada 2017, pernah berjanji untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan taman bermain bagi seluruh warga Korsel. Namun, tidak berselang lama setelah dia dilantik, harga rumah di ibukota Seoul melonjak lebih dari 50%.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in
Presiden Moon Jae-in berkomitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi Korea SelatanFoto: Jeon Heon-Kyun/REUTERS

Kemarahan warga atas tingginya harga rumah, mendorong penyelidikan terhadap tuduhan perdagangan tanah oleh "orang dalam" yang melibatkan karyawan di perusahaan properti negara, politisi, dan pejabat pemerintahan lainnya.

"Kekalahan partai yang berkuasa bisa melucuti momentum kebijakan Moon yang tersisa,” kata Kim.

Moon mengatakan pada hari Kamis (08/04), dia menerima hasil pemilihan kepala daerah dan menyebut kekalahan partainya sebagai "teguran rakyat" terhadap pemerintahannya. Moon berkomitmen akan berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyelesaikan skandal korupsi di sektor real estat.

ha/as (Reuters, AP, AFP)