1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Liberal Justin Trudeau Menang Pemilu di Kanada

22 Oktober 2019

PM Kanada Justin Trudeau mengamankan masa jabatan kedua setelah Partai Liberal jadi fraksi terkuat di pemilu parlemen, Senin (21/10). Gagal mencapai mayoritas, untuk memerintah Trudeau perlu dukungan partai-partai kecil.

https://p.dw.com/p/3RhNA
Kanada Quebec | Justin Trudeau Selfies in der Metro in Montreal
Foto: Reuters/S. Mahe

Partai Liberal Perdana Menteri Justin Trudeau berhasil memang tipis atas pesaing terkuatnya dari kubu konservatif, Andrew Scheer. Hasil awal menunjukkan Partai Liberal berhasil memenangkan 157 kursi, sementara kubu Konservatif tampaknya mengamankan setidaknya 121 kursi di parlemen yang terdiri dari seluruhnya 338 kursi.

Ini berarti, Justin Trudeau sekarang tidak memiliki mayoritas lagi dan untuk memerintah mereka perlu dukungan dari partai-partai yang lebih kecil.

Pemilu parlemen di Kanada hari Senin (21/10) dilangsungkan di kawasan yang memiliki enam zona waktu berbeda, dengan sekitar 27,4 juta pemilih.

"Malam ini warga Kanada menolak perpecahan dan negativitas. Mereka menolak pemotongan dan penghematan. Mereka memilih agenda progresif dan tindakan tegas terhadap perubahan iklim," kata Justin Trudeau Selasa pagi (22/10) menyambut kemenangan partainya.

Kanada Wahl Stimmabgabe Justin Trudeau
PM Kanada Justin Trudeau dan keluarga ketika memberi suara untuk pemilu parlemen di Miontreal, 21 Oktober 2019Foto: Reuters/C. Allegri

Kebangkitan kembali separatis Quebec

Blok Quebec, sebuah partai separatis dari Quebec, berhasil meningkatkan perolehan suara setelah melunakkan tuntutannya untuk merdeka. Blok Quebec di bawah pemimpin baru Yves-Francois Blanchet, berhasil merebut 32 kursi, jauh lebih banyak daripada pemilu lalu yang hanya 10 kursi. Provinsi Quebec adalah wilayah yang sebagian besar berbahasa Perancis.

"Kami sudah jauh (melangkah), tetapi kami akan melangkah lebih jauh lagi," kata Yves-Francois Blanchet kepada para pendukungnya pada dini hari Selasa.

Berbeda dengan pemilu 2015, di mana Justin Trudeau secara mengesankan memenangkan pemilu dan merebut mayoritas, kali ini dia harus berjuang keras mengamankan kursi kepemimpinan. Dia sebelumnya diterpa beberapa skandal, antara lain munculnya foto-foto lama yang menunukkannya berdandan dengan muka hitam, suatu hal yang dianggap sikap rasisme oleh kebanyakan warga Kanada. Trudeau juga dituduh mengintervensi kasus korupsi yang melibatkan raksasa konstruksi Kanada. Kebijakannya menasionalisasi proyek pipa minyak juga jadi isu kontroversial.

Kanada Sikh Jagmeet Singh
Pimpinan partai kiri Demokrat Baru NDP, Jagmeet SinghFoto: picture-alliance/AP Photo/C. Young

Justin Trudeau adalah putra tokoh liberal dan mantan Perdana Menteri Pierre Trudeau, yang dipandang sebagai salah satu pemimpin progresif Kanada yang punya nama besar. Saingan utamanya, pemimpin Konservatif Andrew Scheer, telah berjanji untuk membatalkan beberapa kebijakan perlindungan lingkungan, termasuk pajak karbon. Dia juga berjanji akan menyeimbangkan anggaran federal.

Tapi kampanye Andres Scheer juga diguncang isu bahwa dia memegang kewarganegaraan ganda AS-Kanada dan bahwa partainya menyewa konsultan komunikasi yang dipimpin tokoh sayap kanan Maxime Bernier untuk menggalang kampanye.

Setelah gagal memenangkan mayoritas, Justin Trudeau kini mencari dukungan dari partai-partai kecil seperti Partai Hijau dan Partai Demokrat Baru (NDP) pimpinan Jagmeet Singh - pemimpin non-kulit putih pertama dari sebuah partai federal di Kanada.

Singh mengatakan dia telah berbicara dengan Trudeau dan menyampaikan bahwa partainya akan "bekerja keras untuk memastikan bahwa kami memberi prioritas pada kepentingan warga Kanada."

hp/vlz (afp, rtr, dpa)