1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikPrancis

Partai Konservatif Prancis Mendekat ke Kubu Marine Le Pen

12 Juni 2024

Pemimpin Partai Republik Prancis mengatakan terbuka untuk beraliansi dengan partai ultra kanan Marine Le Pen dalam pemilihan parlemen Prancis. Aliansi ini belum pernah terjadi sebelumnya.

https://p.dw.com/p/4gwR7
Tokoh ultra kanan Prancis, Marine Le Pen
Tokoh ultra kanan Prancis, Marine Le Pen dari partai Rassemblement National (RN)Foto: Andre Pain/EPA

Eric Ciotti, ketua partai politik konservatif Prancis Les Republicans (LR), mengejutkan para pengamat politik pada hari Selasa (11/6) dengan mengatakan, sudah waktunya untuk menghilangkan tabu yang lama ada untuk tidak bekerja dengan partai sayap kanan Rassemblement National (RN) di negara itu.

Aliansi seperti itu akan mematahkan tabu yang sudah berusia puluhan tahun, di mana Partai Republik selalu menolak bekerja sama dengan partai ultrakanan pimpinan Marine Le Pen.

Eric Ciotti berharap aliansi LR dan RN bisa memenangkan pemilu parlemen dan merebut kekuasaan, setelah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan pemilu sela. Macron membubarkan parlemen hari Minggu (9/6) setelah hasil Pemilu Eropa di Prancis menunjukkan kemenangan besar kubu ultra kanan.

Eric Ciotti, pimpinan partai konservatif Prancis Les Republicans (LR)
Eric Ciotti, pimpinan partai konservatif Prancis Les Republicans (LR)Foto: Quentin Veuillet/NurPhoto/picture alliance

Berbicara di televisi TF1, Eric Ciotti mengatakan: "Ini adalah apa yang diinginkan sebagian besar pemilih kami. Mereka mengatakan kepada kami, 'capai kesepakatan'."

Protes keras dari sebagian anggota Partai Republik

Sebagai tanggapan, beberapa anggota Partai Republik bersuara menentang dan menyatakan tidak akan mendukung ambisi Marine Le Pen merebut kekuasaan.

"Tidak terbayangkan bagi saya (dan banyak anggota parlemen LR) bahwa akan ada kesepakatan sekecil apa pun, aliansi sekecil apa pun, bahkan secara lokal, atau pribadi, dengan RN," kata anggota parlemen LR Philippe Gosselin kepada kantor berita Reuters.

Jordan Bardella, presiden RN kemudian mengatakan kepada televisi France 2 bahwa partainya akan mendukung "beberapa lusin" anggota parlemen Partai Republik saat ini dan kandidat mereka dalam pemilu.

"Saya memastikan akan ada kesepakatan antara Rassemblement National dan Partai Republik," katanya kepada France 2, menurut kantor berita AFP.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Kejutan pembubaran parlemen: kubu-kubu politik cari mitra baru

Meskipun RN diperkirakan akan memperoleh banyak suara pada pemilu parlemen yang direncanakan pada tanggal 30 Juni dan 7 Juli mendatang, jajak pendapat menunjukkan kecil kemungkinan RN dapat memperoleh cukup suara untuk bisa memerintah sendirian.

Pembicaraan antara berbagai kelompok, baik di spektrum politik kiri maupun kanan terus berlangsung di Prancis sejak Presiden Macron membubarkan parlemen.

Pada hari Selasa, keponakan Marine Le Pen, Marion Marechal dari partai ultra kanan kecil Reconquest Eric Zemmour, mengatakan pembicaraan antara dia dan RN telah gagal.

France: Macron calls snap election after EU poll defeat

Tapi tawaran Eric Ciotti segera disambut baik oleh RN yang anti-imigran. Partai Republik Prancis memang sedang mencari orientasi baru setelah perlahan-lahan melepaskan kejayaan masa lalunya, pertama dengan jatuhnya Nicolas Sarkozy dan kemudian pembelotan kubu berhaluan tengah yang dipimpin oleh Emmanuel Macron, yang mendirikan partai sendiri.

Partai Macron awalnya bernama En Marche (EM), kemudian berganti nama menjadi La République en Marche (LREM) dan sejak 2022 bernama Renaissance (RE).

hp/as (afp, ap)