Partai Demokrat Gagal Ubah Haluan Politik AS
19 Desember 2007Tahun ini, Partai Demokrat gagal meloloskan beberapa target ambisiusnya. Mereka tidak berhasil memasukkan tenggat waktu penarikan pasukan AS dari Irak ke dalam anggaran pertahanan. Begitu juga dengan rencana memperluas penelitian menggunakan sel induk dari embrio atau program asuransi kesehatan bagi anak-anak miskin.
Walau begitu, sebelum Kongres memasuki masa libur Natal Jumat ini, juru bicara Dewan Perwakilan Nancy Pelosi dari kelompok Demokrat menarik neraca positif:
„Kita melambangkan perubahan, kita berhasil menggerakkan sesuatu dan sebagian target kita masih dapat dicapai tahun ini. Tapi untuk benar-benar melakukan terobosan, kita membutuhkan seorang presiden demokrat dan mayoritas suara, baik dalam Dewan Perwakilan maupun di Senat.“
Mayoritas Tipis
Mayoritas Partai Demokrat dalam Kongres memang sangat tipis. Di Dewan Perwakilan mayoritas tersebut cukup untuk meloloskan rancangan undang-undang. Sementara dalam Senat kekuatan kaum republikan dan demokrat berimbang. Padahal, sedikitnya 60 suara dibutuhkan untuk mengajukan rancangan undang-undang untuk disetujui dalam Senat. Akibatnya, banyak RUU yang hanya sampai di Dewan Perwakilan.
Masalah yang dihadapi kaum demokrat terutama terlihat dalam perdebatan soal tanggal penarikan pasukan yang rencananya masuk dalam anggaran pertahahan. Nancy Pelosi pun dihujani kritik karena tidak memperhitungkan sikap kontra kaum Republikan dalam Senat.
Pelosi Salah Strategi?
Tapi, gagalnya taktik ini tak semata salah Pelosi kata Michael Haltzel. Ia lama bekerja sebagai penasehat seorang senator Partai Demokrat:
„ Membekukan anggaran adalah tindakan terparah yang dapat diambil Kongres. Memang, kali ini strategi itu gagal. Tapi paling tidak isu ini sekarang menjadi perdebatan umum, dan itu sudah merupakan prestasi sendiri.“
Walau begitu, kaum Demokrat di Dewan Perwakilan dan Senat tetap saling tuding bila membahas sejumlah kegagalan partainya di Kongres. Para senator mendesak Dewan Perwakilan mengajukan rancangan yang lebih mudah diterima. Sementara anggota Dewan Perwakilan menuduh para senator terlalu pengecut dan tak punya inisiatif.
Keseimbangan Dalam Kongres
Memang hubungan antara Senat dan Dewan Perwakilan dari dulu tegang, kata Michael Haltzel. Ia menceritakan sebuah anekdot mengenai Presiden Amerika Lyndon B. Johnson. Saat ia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan, Lyndon pergi ke Washington untuk bertemu Sam Rayburn yang menjabat ketua Dewan Perwakilan.
„Johnson tipe orang yang mudah terpancing. Konon ia mengatakan: “Musuh kita, Partai Republik.” Rayburn lalu menimpali: “Lyndon, kau harus mengerti satu hal: Kaum Republikan adalah saingan kita. Tapi Senat, mereka adalah musuh kita.” Dan itu tetap berlaku sampai sekarang.”
Sementara ini, tarik ulur dalam Kongres Amerika menyebabkan dukungan rakyat makin menurun. Menurut suatu jajak pendapat hanya 22 persen yang menyatakan puas dengan kinerja Kongres saat ini. Apakah keadaan ini akan berubah baru akan terlihat setelah pemilu, November 2008. (zer)