1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakistan Dituding Membantu Aksi Teror

2 Agustus 2008

Dinas Rahasia Amerika Serikat bersiaga. Mereka mendapatkan bukti bahwa Dinas Rahasia Pakistan ISI terlibat dalam serangan bom di kedutaan besar India di Kabul, Afghanistan.

https://p.dw.com/p/EoxG
Dinas Rahasia Pakistan ISI dituduh membantu aksi serangan bom bunuh diri di depan kedutaan besar India di Kabul, Afghanistan.
Dinas Rahasia Pakistan ISI dituduh membantu aksi serangan bom bunuh diri di depan kedutaan besar India di Kabul, Afghanistan.Foto: AP

"Pakistan merupakan sekutu penting dan punya demokrasi yang dinamis. Amerika Serikat mendukung demokrasi ini dan kedaulatan Pakistan,“ ujar Presiden Amerika Serikat George W. Bush. Hal itu diungkapkannya awal pekan lalu ketika Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani pekan lalu melawat ke Washington dan berdiri di samping Bush di halaman Gedung Putih.

Namun, dalam pembicaraan empat mata, kedua pemimpin negara menunjukkan ketidakharmonisan hubungan Amerika Serikat dan Pakistan. "Siapa yang mengatur dinas rahasia kalian?“ Itulah pertanyaan Bush kepada Gilani. Amerika Serikat mengatakan, mereka mempunyai bukti bahwa agen dinas rahasia Pakistan secara aktif membantu dalam serangan bom terhadap kedutaan besar India di Kabul, Afghanistan. Juga ditemukan bukti bahwa dinas rahasia Pakistan memperingatkan ekstremis Afghanistan terhadap kemungkinan aksi militer Amerika Serikat di Afghanistan. Pejabat Gedung Putih dan CIA kemudian memberikan informasi itu kepada media.

Perdana Menteri Pakistan Gilani secara tegas menyangkal tudingan itu, "Dinas rahasia kami, ISI, sangat kompeten. Jika ada anggotanya juga bekerja untuk pihak lain, kami tidak akan membiarkan hal itu. Karena ISI dipimpin langsung oleh perdana menteri.“

Tapi sangkalan itu terdengar berbeda. Amerika Serikat berusaha untuk menekan Pakistan lewat jalan belakang. Wakil Direktur CIA Stephen Kappes dan panglima angkatan bersenjata Amerika Serikat langsung terbang ke Islamabad guna menanyakan langsung mengenai penemuan bukti-bukti tersebut dengan para pejabat pemerintahan, panglima angkatan bersenjata dan direktur dinas rahasia Pakistan. Amerika Serikat curiga, aksi militernya dalam menumpas Taliban dan Al Qaida di kawasan perbatasan Pakistan dan Afghanistan disabotase oleh ISI.

Media Amerika Serikat beberapa kali melaporkan, makanya pasukan Amerika Serikat bekerja sendiri dalam menumpas ekstremis di wilayah Pakistan. Tidak ada yang tahu apakah pemerintah Pakistan akan berdiam diri menyikapinya. Bahkan, secara resmi, kenyataan itu berusaha ditutup-tutupi. Perdana Menteri Gilani mengatakan di Washington, "Jika Amerika Serikat punya informasi penting mengenai aksi militer yang dilakukannya di wilayah kami, sebaiknya mereka memberitahukannya. Kami akan melakukan tugas kami.“

Menurut sumber tidak resmi pihak Amerika Serikat, tentu saja mereka tidak mempercayai Pakistan seratus persen. Kendati tidak ada tindakan tegas dan terbuka mengenai kecurigaan itu, di luar tekanan politis terhadap Pakistan. Pemerintah di Washington kini akan meningkatkan tekanan politik terhadap Pakistan. Tidak hanya itu, pemerintah India sangat marah terhadap Pakistan dan juga Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Pemerintah Amerika Serikat kini membiarkan terbuka informasi dan tudingannya, untuk memojokkan Pakistan. (ls)