Oscar Pistorius dalam Dakwaan
Pembunuhan atau kesalahan mematikan? Proses hukum terhadap athlet Afrika Selatan, Oscar Pistorius kembali berlanjut. Belum jelas keputusan apa yang akan dijatuhkan hakim terhadap sang terdakwa.
Bersalah atau Tidak?
Selama enam pekan proses penggadilan terhenti lantaran kondisi psikologis Pistorius harus diperiksa. Seorang saksi sebelumnya mengklaim, atlet lari Afrika Selatan itu menderita gangguan ketakutan. Kondisi itu bisa menjelaskan kenapa Pistorius menembak mati kekasihnya, Reeva Steenkamp, 14 Februari 2013. Empat dokter dikabarkan memeriksa Pistorius.
Tes Kejiwaan dari pukul 9 hingga 16 Uhr
Tim dokter menjalankan wawancara berjam-jam dengan Pistorius, mengujinya dengan tes kepribadian dan Neuropsikologi. Jika terbukti sang atlet tidak mampu membedakan antara benar dan salah ketika kejadian, ia bisa dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Tapi sebagian besar percaya, ia berada dalam kondisi psikologis terbaik ketika tragedi itu terjadi, bahkan Pistorius sendiri mengakuinya.
Sosok yang Mencatat Sejarah Olahraga
Berulangkali Pistorius yang kedua kakinya diamputasi, merebut medali emas dalam event olahraga Paralympiade. Namun 2012 sejarah mencatatnya sebagai "Blade Runner," seorang penyandang cacat yang mampu mengalahkan pelari normal dalam cabang lari 400 meter.
Steenkamp Tewas, Pistorius Ditangkap
Pada malam menjelang 14 Februari 2013, Pistorius menembak mati kekasihnya, Reeva Steenkamp. Sang atlet kemudian ditangkap keesokan harinya. Kejaksaan menyusun dakwaan berbasis dugaan pembunuhan tak berencana. Pistorius mengaku tidak bersalah karena menembak pacarnya dari dalam toilet. Ia saat itu mengaku sedang disantroni oleh pencuri.
Kisah Cinta Model dan Olahragawan
Steenkamp dan Pistorius baru beberapa bulan bersama ketika tragedi naas itu terjadi. Pistorius didaulat sebagai bintang Afrika Selatan. Adapun Steenkamp berulangkali masuk ke dalam daftar 100 perempuan paling seksi di dunia. Namun hubungan keduanya juga tidak terlalu harmonis. Steenkamp misalnya pernah mengirimkan SMS kepada Pistorius, "aku terkadang takut kepadamu."
Pingsan di Pengadilan
Tanggal 3 Maret 2014 dimulailah proses terhadap Pistorius di ibukota Pretoria. Sambil bercucuran air mata pria berusia 27 tahun itu menyatakan dirinya tidak bersalah. Ketika dokter yang melakukan obduksi jenazah Steenkamp memberikan kesaksian, Pistorius tidak sadarkan diri.
Pertanyaan demi Pertanyaan
Jaksa Gerrie Nel tidak menahan diri ketika mendapat kesempatan bertanya kepada Pistorius. Ia berulangkali menyudutkan sang atlet dan menelanjangi dalihnya. "Anda merendahkan Reeva. Dia takut kepada anda!" Pistorius kembali pingsan. Hakim kemudian meminta jaksa untuk memperhalus pertanyaanya.
Bantuan Tetangga
Awal Mei pengadilan mengundang kesaksian tetangga Pistorius. Mereka mendukung dalih sang atlet. Tidak seroangpun mendengar jeritan perempuan dari dalam rumah. "Dia (Pistorius) berteriak, menangis dan berdoa," kata seorang pria. Sementara petugas sosial, Yvette van Schalkwyk, yang menenangkan Pistorius pada malam kejadianberkata, "saya melihat pria yang hancur dan menderita secara emosional."
Amarah dan Derita
Ibu Steenkamp, June, mengikuti proses persidangan dari dalam ruang sidang. Kepadanya, keluarga dan teman-teman Steenkamp, Pistorius memohon pengampunan. Ia menyebut tembakan itu sebagai "tragedi." Pistorius berulangkali tak sadarkan diri, menangis atau muntah. Keluarga korban tidak meragukan pernyataan sang atlet. "Pistorius adalah seorang pembohong," kata saudara perempuan Steenkamp
Tontonan Penduduk
Sejak awal proses persidangan sudah diikuti oleh antusiasme media. Untuk pertamakalinya proses sidang di Afrika Selatan disiarkan secara langsung oleh tv nasional. Pernyataan terdakwa dan saksi yang disiarkan cuma dalam bentuk suara. Kapan hakim Thokozile Masipa menjatuhkan keputusannya, tidak jelas. Rumah sakit jiwa atau penjara, denda uang atau putusan bebas? Semua opsi masih terbuka.