1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Organisasi Negara Pengekspor Gas GECF Terbentuk

23 Desember 2008

Di Moskow digelar pertemuan Forum Negara-negara Pengekspor Gas dan mereka sepakat untuk membentuk organisasi pengekspor gas GECF.

https://p.dw.com/p/GMFM
Menteri-menteri negara pengekspor gas dan PM Rusia Vladimir Putin di Moskow.
Menteri-menteri negara pengekspor gas dan PM Rusia Vladimir Putin di Moskow.Foto: AP

"Organisasi baru telah lahir dan telah dihasilkan kesepakatannya, yaitu Forum Negara Pengekspor Gas GECF yang akan berpusat di Qatar," demikian dinyatakan menteri energi Rusia Sergei Shmatko di Moskow, Selasa (23/12).

14 negara pengekspor gas bumi dunia mencapai kesepakatan untuk mengkoordinasikan kebijakan gas, meski diwarnai kekhawatiran negara konsumen bahwa forum tersebut akan menjadi kartel gas semacam OPEC. Penetapan harga dasar gas bumi dan kuota produksi tiap negara pengekspor merupakan skenario menakutkan bagi konsumen gas seluruh dunia.

Sejak awal pertemuan negara pengekspor gas bumi di Moskow, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin berupaya memupuskan kekhawatiran mengenai pembentukan kartel gas dunia mencontoh OPEC.

Putin menekankan, produsen gas, konsumen, dan negara transit memerlukan hubungan jangka panjang dan transparan berdasarkan ekonomi pasar. Meningkat drastisnya harga-harga sumber energi dunia tentu juga memicu kenaikan harga gas bumi. Dalam pertemuan negara pengekspor gas bumi di Moskow, Perdana Menteri Vladimir Putin mengatakan, “Artinya, era gas murah akan berakhir, meski ini terjadi di tengah dunia dililit masalah keuangan, resesi dan harga rendah minyak dan gas bumi.”

Oktober lalu, Rusia, Iran dan Qatar sebagai negara pengekspor gas bumi terbesar dunia memulai langkah pembentukan GECF. Dalam pertemuan di Moskow Selasa kemarin, hadir Aljazair, Bolivia, Brunei, Mesir, Indonesia, Iran, Libya, Malaysia, Nigeria, Qatar, Rusia, Trinidad Tobago, Uni Emirat Arab dan Venezuela. Guinea Khatulistiwa yang awalnya hadir sebagai negara pengamat, juga menjadi negara anggota GECF. Selain itu hadir Norwegia dan Kazakhstan sebagai negara pengamat.

Sejak tahun 2001 dalam pertemuan di Teheran, Iran, negara-negara pengekspor gas bumi memimpikan adanya organisasi formal untuk mengkoordinasikan kebijakan gas dunia. Putin menyebut pertemuan di Moskow sebagai langkah penting bagi perkembangan harga gas.

“Tentu saja pertemuan ini sudah berpengaruh bagi pasaran gas, yang pada akhirnya tergantung pada harga minyak mentah. Jika mengamati penundaan dalam perkembangan harga gas, dapat dikatakan krisis di sini lebih terlihat jelas ketimbang krisis di sektor minyak. Dan ini akan berlanjut hingga krisis berakhir,” jelas Putin.

Dalam GECF, Rusia memiliki kepentingan untuk meningkatkan pengaruh dalam distribusi gas bumi. Rusia menginginkan pengiriman gas bumi dari wilayah Asia Tengah melewati negaranya, dengan begitu Rusia dapat menempatkan diri sebagai mitra penting dalam ekspor gas. Di tengah sengketa pengiriman gas bumi dengan Ukraina, Putin menekankan peran istimewa negara transit gas menuju Eropa barat.

"Karena negara transit mengambil alih tanggung jawab fungsi infrastruktur yang tentu berkaitan dengan risikonya. Bidang ini tidak boleh didominasi oleh kepentingan politik,“ tegasnya.

Rusia sebelumnya memperingatkan kemungkinan Ukraina menyadap gas secara ilegal dari saluran yang menuju Eropa barat. Ini dapat saja terjadi jika hingga awal tahun depan pemerintah di Moskow dan Kiev tidak menandatangani kontrak baru pengiriman gas.

Sementara itu, Perhimpunan Bisnis Energi Jerman menyimpulkan, harga gas bagi konsumen Jerman akan tetap stabil, meski adanya organisasi baru GECF. Di Berlin, disebutkan bahwa Jerman sudah menandatangani kontrak harga gas hingga tahun 2035.(ls)