1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Orang Berisiko Corona di Daerah Meningkat Akibat Mudik Dini

Detik News
14 April 2020

Jumlah orang dalam risiko (ODR) corona di daerah terus meningkat. Lonjakan ini diduga akibat banyak warga mudik dari daerah terjangkit. Meski begitu, survei sebut masih banyak masyarakat yang tetap berencana mudik.

https://p.dw.com/p/3ar47
Warga yang mudik melewati jalan tol Trans Sumatera
Foto: Getty Images/AFP/Perdiansyah

Di Jombang, Jawa Timur, jumlah orang dalam risiko (ODR) terkait corona melejit karena para pemudik terus berdatangan dari daerah terjangkit.

Jubir Satgas Pencegahan dan Penanganan Pandemi COVID-19 Kabupaten Jombang Budi Winarno mengatakan jumlah ODR pekan lalu bertambah 869 orang hanya dalam dua hari terakhir. Jumlah ODR bertambah 144 orang dari Selasa (07/04) sebesar 4.800 jiwa menjadi 4.944 jiwa pada Rabu (08/04). Sedangkan Kamis (09/04) bertambah 725 ODR menjadi 5.669 jiwa.

Sama halnya di Pacitan, Jawa Timur, jumlah ODR juga terus bertambah. Situs data pantauan COVID-19 menunjukkan hingga Rabu (08/04) pukul 14.00 WIB, angkanya hampir menembus 10 ribu orang. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding lima hari sebelumnya, Jumat (03/04). Saat itu jumlah ODP masih tercatat 7.754 orang. Lonjakan diduga terjadi seiring banyaknya pemudik yang pulang kampung dari ibu kota yang menjadi pusat penyebaran virus corona di Indonesia.

Survei: masih banyak masyarakat yang berencana mudik

Permodelan yang dibuat Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menunjukkan bila gelombang mudik tak dilarang, orang yang terjangkit virus corona akan melonjak. Dengan kapasitas rumah sakit tak sebanding dengan calon pasien, angka kematian diprediksi meningkat.

Tim peneliti kebencanaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan UI, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) memotretnya dengan sebuah survei yang menunjukkan persepsi publik atas mobilitas mudik menghadapi merebaknya COVID-19.

Peneliti dari Pusat Krisis dan Bencana Fakultas Psikologi UI Dicky Chresthover Pelupessy yang turut telribat dalam survei mengatakan dari sampel akhir sebanyak 3.853 responden yang 71,14%-nya berdomisili di Pulau Jawa, ditemukan angka 43,78% masih punya rencana untuk mudik di masa pandemi COVID-19. Sebanyak 69,06% dari yang berencana mudik itu (43,78%) pulang ke kampung halaman dengan tujuan memperingati hari raya Idul Fitri.

Jokowi ingatkan pentingnya penegakan hukum soal corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah arahan mengenai penanganan pandemi COVID-19 dalam sidang kabinet paripurna. Salah satunya Jokowi meminta penegakan hukum dilakukan secara tegas agar masyarakat disiplin dalam menghadapi virus corona ini.

"Penegakan hukum dengan dukungan aparat negara ini juga penting dilakukan sehingga betul-betul masyarakat kita memiliki kedisiplinan yang kuat untuk menghadapi ini," kata Jokowi seperti disiarkan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/04).

Selain itu, Jokowi meminta pemeriksaan terkait corona dilakukan secara masif dan pelacakan kontak terkait corona dilaksanakan secara agresif.

"Pengujian sampel secara masih harus ditingkatkan, tingkatkan pengujian sampel yang masif harus dilakukan dengan pelacakan yang agresif serta dengan diikuti isolasi yang ketat. Ini kepada ketua gugus tugas, menteri kesehatan, Polri dibantu TNI agar yang pertama yang saya sampaikan benar-benar diberi perhatian. Tingkat pengujian sampel yang masif, pelacakan yang agresif dan isolasi yang ketat," ujar dia. (Ed: pkp/rap)

Baca selengkapnya di: detiknews

Gelombang Mudik dari Jakarta ke Jombang Tak Terbendung Imbas PSBB

Jokowi Bicara Pentingnya Penegakan Hukum soal Corona: Agar Warga Disiplin

Survei LIPI-UI-ITB-UGM: Masih Banyak Masyarakat Berencana Mudik