1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

110811 Kinderoper

24 Agustus 2011

Opera anak-anak mendapat tempat khusus dalam festival musik klasik di Bayreuth. Sebagai genre khusus, kini semakin banyak produksi opera anak-anak. Upaya mengembangkan cikal bakal peminat?

https://p.dw.com/p/12LhH
Foto: Bayreuther Festspiele

Seharusnya yang tampil di Festival Bayreuth itu produksi Ring der Nibelungen buatan Maximilian von Mayenburg, begitu ungkap seorang lelaki setengah baya. Ia baru saja menonton latihan opera Kinder-Ring, opera anak-anak berbasis legenda Jerman dan negara-negara Eropa utara.

Seperti semua penonton anak-anak yang hadir, lelaki itu bersemangat menceritakannya kembali. Bagaimana kisah panjang itu dirangkum, tampilan modern legendanya, serta bagaimana para penonton dalam satu setengah jam digandeng agar menikmati musik Wagner yang meliputi belasan jam.
 

Singkat, jelas dan tidak menganggap enteng anak-anak

Epos „Ring der Nibelungen“ merupakan salah satu landasan Festival Bayreuth yang kenamaan. Pencetus festival, Richard Wagner yang wafat tahun 1883 menciptakan musik opera untuk kisah tiga babak mengenai cinta, pahlawan dan dewa-dewa ini. Seperti layaknya nonton wayang semalam suntuk, butuh sedikitnya 15 jam untuk menyimak opera tersebut. Tapi sutradara muda, Maximillian von Mayenburg berhasil meringkasnya menjadi 1,5  jam dan karyanya dibuat khusus untuk anak-anak.

100. Bayreuther Festspiele - Kinderoper
"Ring der Nibelungen" yang ditampilkan sebagai opera anak-anak di Festival Bayreuth ke-100Foto: picture alliance / dpa

Kelompok peri datang dengan sepatu roda. Bunyi trompet yang kadang bertabrakan dan kadang harmonis melambangkan emas Rhein dan perebutan yang akan menyusul. Wotan, salah seorang tokoh cerita, mengomel, „Siapa sih yang suka baca cetak kecil pada kontrak!. Kemudian tokoh utama Siegfried yang tampil sebagai anak muda mengatakan, darah naga rasanya mirip saos tomat.

Siegfrid, si pahlawan muda itu terlihat menempa pedangnya di kompor tua. Dengan segala hiburan yang ditampilkan, karya Maximilian von Mayenburg dan dirijen Hartmut Keil tidak kehilangan benang merah kisah legenda Ring der Nibelungen. Penyampaiannya tetap pekat dengan kisah cinta dan pengkhianatan, melambung dan jatuhnya para dewa dan pahlawan. 

Von Mayenburg mengingatkan, "Aturan nomor satu adalah untuk tidak berpikir bahwa anak-anak tidak bakalan mengerti. Yang penting adalah bahwa kita menyampaikannya dengan singkat dan jelas. Itu yang paling penting. Wagner banyak menampilkan cinta dan kematian, sedangkan saya bertekad untuk tidak menutup-nutupi hal itu dalam pelaksanaannya. Sigfried pada akhirnya tewas, ada percintaan dan darinya lahir seorang anak. Anak-anak tahu bahwa memainkan sebuah peran adalah bagian dari kehidupan.“


Lagu-lagunya dinyanyikan dengan hebat oleh para penyanyi solo, yang malam sebelum tampil dalam peran-peran lain di karya  yang juga digelar dalam Festival Bayreuth. Ke-29 musisi Orkes Brandenburg dari Frankfurt an der Oder memainkan cuplikan motif musik Ring itu dan berhasil mengantar penonton kecil dan dewasa ke dunia musik Wagner.

Cikal bakal peminat musik klasik

Maximilian von Mayenburg yang berusia 28 tahun lahir di München. Tahun 2004 ia memulai studinya di sekolah Tinggi Musik mendalami seni suara untuk opera. Ia melanjutkan studinya pada tahun 2007 dengan penyutradaraan teater musik.  Menurut dia, "Sebuah cerita tentang bagaimana Alberich berubah menjadi ulat atau cerita Kucig bersepatu bot dari kakak beradik Grimm. Atau perempuan yang tidur di dalam api, semua aspek ini menarik untuk anak-anak dan kami berusaha mengembangkannya.“

Tiga  tahun kemudian, von Mayenburg menjadi asisten sutradara pada beberapa karya Katharina Wagner. Cucu komponis Richard Wagner ini kini menjabat Direktur Festival Bayreuth.

Katharina Wagner mencetuskan ide untuk menggulirkan proyek memperkenalkan anak-anak kepada musik klasik tiga tahun lalu.  Pada acara peluncurannya, Katharina Wagner mengutarakan strateginya. Apabila anak-anak mulai tertarik pada musik ini, maka kemungkinan besar mereka nantinya ingin menikmati karya-karya klasik lain.

Opera untuk anak-anak mulai populer di abad ke 17, saat banyak sekolah privat milik gereja mengajarkan drama musik kepada anak didiknya. Komponis Austria, Wolfgang Amadeus Mozart menciptakan "Apollo et Hyacinthus" sebagai materi pendidikan para remaja dan anak-anak. Perkembangan pedagogi dan menguatnya kesadaran bahwa anak adalah manusia yang utuh  mendorong opera anak-anak menjadi genre yang mandiri.

Flash-Galerie Wagner-Oper bekommt für Kinder neues Ende
Katharina Wagner mengajak anak-anak sekolah berkenalan dengan musik dam opera klasikFoto: picture-alliance / dpa

Karya Engelbert Humperdincks "Hänsel dan Gretel" membuat genre ini semakin populer. Tahun 1925 menyusul karya komponis Perancis Maurice Ravel  "L'enfant et les sortilèges" yang butuh 8 tahun untuk perampungannya. Lalu,  "The Little Sweep" karya komponis Inggris Benjamin Britten yang pertama dipentaskan pada tahun 1951 dan karya komponis Jerman, Hans Werner Henzes "Pollicino" yang rampung  tahun 1980 merupakan karya-karya opera anak-anak yang paling populer.

Oleh dan untuk Anak-anak

Di Jerman, kelompok opera anak-anak ya ng pertama didirikan pada tahun 1996 di Köln. Gerakan itu dengan cepat meluas, Kini di kota Dortmund ada gedung khusus untuk opera anak-anak. Sedangkan badan kesenian Berlin, Hamburg dan München secara teratur memproduksi opera-opera khusus untuk para penikmat belia.

Opera anak-anak, diproduksi oleh anak-anak atau diperuntukkan anak-anak? “Tentu kedua-duanya”, begitu menurut Louwrens Langevoort, Direktur Gedung Opera Hamburg, "Opera piccola". Langevoort yang juga memimpin filharmoni Köln menyambut produksi-produksi anak-anak yang dibuat untuk penonton muda.

Namun ia juga menegaskan bahwa,  sekedar ikut berpentas dalam opera anak-anak tidak bisa menggantikan pendidikan musik yang betul. Tapi ia juga melihat sebuah peluang lain untuk membuat anak-anak menyenangi musik klasik. Khususnya bagi anak-anak yang orangtuanya tidak gemar musik.

Maximilian von Mayenburg berpandangan serupa, "Saya kira ada banyak macamuntuk mengajak anak menonton opera. Tidak salah untuk menonton yang khusus untuk anak-anak, tapi saya kira tidak salah juga untuk mengajak mereka ke opera betulan. Karena banyak sekali yang bisa mereka nikmati, bagi anak-anak banyak yang indah.“

Festival Bayreuth berlangsung dua bulan hingga akhir  Agustus.

Anastassia Boutsko / Edith Koesoemawiria
Editor: Luky Setyarini