1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Olmert-Abbas Upaya Kemajuan dalam Perundingan Timur Tengah

9 Januari 2008

Menjelang kunjungan Presiden Bush ke Israel dan kawasan Palestina, Olmert dan Abbas upayakan pendekatan dalam konflik Timur Tengah.

https://p.dw.com/p/CmkC
PM Olmert (kiri) dan Presiden Abbas lakukan pendekatanFoto: AP

Dalam pertemuan singkat di kediaman kepala pemerintahan Israel di Yerusalem kemarin presiden Palestina Mahmud Abbas dan tuan rumah perdana menteri Ehud Olmert menyepakati format perundingan perdamaian. Juru bicara Olmert, Mark Regev menuturkan:

„Hari ini Presiden Abbas dan Perdana Menteri Olmert memberi instruksi kedua juru runding mereka melakukan pembicaraan lanjutan tentang semua tema utama.“

Kemudian para juru runding yaitu menteri luar negeri Israel Tzipi Livni dan mantan perdana menteri Palestina Ahmed Kureiyah, akan membentuk kelompok kerja bersama. Dengan maksud mencari solusi konflik Timur Tengah: terutama membahas tema status Yerusalem dengan empat juta pengungsinya dari Palestina serta penetapan perbatasan negara Palestina. Lebih lanjut Olmert dan Abbas juga sepakat untuk bertemu setiap dua pekan sekali untuk mengkaji jalannya perundingan dan mencarikan jalan keluar jika ada perbedaan pendapat.

Sementara di Yerusalem ratusan demonstran dari kubu kanan Israel, yang kebanyakan adalah pengungsi muda, turun ke jalan hari Selasa kemarin (8/1) menentang upaya perdana menterinya untuk mengembalikan bagian timur kota Yerusalem kepada Palestina yang sejak tahun 1967 dikuasai oleh Israel. Seorang demonstran mengatakan:

„Saya di sini untuk menyampaikan bahwa Yerusalem harus tetap berada di bawah kekuasaan Israel sepenuhnya. Akan berakibat fatal, jika ada perubahan dan Palestina menguasai sebagian dari Yerusalem – itu akan membahyakan kami semua.“

Sehari sebelum kunjungan Bush, ketua juru runding Palestina Saeb Erekat menuturkan, masih belum ada kemajuan besar dalam perselisihan Israel-Palestina – ia menghimbau, presiden Bush seharusnya bertindak sebagai „wasit“ dan seperti Palestina, Israel juga harus memenuhi semua kesepakatan Roadmap, yaitu agenda perdamaian yang ditetapkan lima tahun lalu di Washington. Saeb Erekat:

„Pemerintah Israel punya pilihan – tetap melakukan serangan militer, menghantam tembok dan menghancurkan perumahan – atau memilih jalan damai dan berunding – kami tidak mungkin menempuh kedua jalan itu.“

Kementerian luar negeri Israel ragu apakah dengan kedatangan Bush dapat dicapai kemajuan politik dalam perundingan perdamaian: menurut sebuah laporan pakar kementerian luar negeri Israel, yang dikutip harian „Yedioth Achronoth“, pemerintah Bush melemah dan tidak akan mampu untuk mencapai terobosan baru dalam perundingan perdamaian Israel-Palestin