1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obor Olimpiade Tiba di Thailand, di Jepang Terjadi Penolakan

Purwaningsih, Ayu18 April 2008

Api obor Olimpiade kini tiba di ibukota Thailand, Bangkok. Sementara itu para bisku Jepang di Nagano, mengundurkan kesediaanya sebagai tuan rumah.

https://p.dw.com/p/DkCV
Protes pawai obor Olimpiade di New Delhi, IndiaFoto: AP

Dengan pengamanan sangat ketat, api obor Olimpiade tiba di Bangkok, ibukota Thailand. Pengamanan dilakukan seksama setelah ancaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia yang marah dengan catatan HAM China. Kepolisian Thailand menyatakan, mereka tidak akan melarang aksi protes, sepanjang demonstrasi dilakukan tanpa mengganggu ketertiban.

Sebelumnya aksi protes mengiringi pawai Olimpiade di berbagai kota, seperti London, Paris dan San Fransisco. Sebelum tiba di Bangkok, di ibukota India, New Delhi, keamanan dalam pengawalan obor Olimpiade dilakukan dengan sangat ketat. Pawai tandingan digelar oleh para biksu, dengan diikuti politisi dan tokoh terkenal India. Lebih dari 100 aktivis pro Tibet ditahan.

Di Jepang, para biksu Budha dari wihara-wihara tua Jepang menolak rencana pemerintah Jepang untuk menjadikan Wihara Zenkoji sebagai tuan rumah lokasi pawai obor Olimpiade di Jepang. Para biksu mengungkapkan rasa solidaritasnya terhadap para warga Tibet yang mengalami pelanggaran HAM akibat kebijakan politik Cina, penyelenggara Olimpiade tahun ini.

Wihara Zenkoji di Kota Nagano, sedianya akan menjadi lokasi awal pawai pekan depan. Kesediaan mereka diambil tahun 2007 ketika situasi politik antara Cina-Tibet tidak sepanas sekarang ini. Zenkoji dibangun pada abad ketujuh dan dikunjungi oleh enam juta orang per tahunnya.

Pejabat pemerintah Jepang mengungkapkan, para biksu juga merasa khawatir akan gangguan keamanan selama pawai berlangsung. Kunihiko Shinohara, organisatoris komite arak-arakan Olimpiade di Jepang mengungkapkan bahwa lokasi awal untuk pawai akan diganti ke tempat lain, setelah penolakan tersebut. Di Jepang, obor Olimpiade akan diusung sepanjang 18,5 km, diikuti oleh sekitar 80 atlit, melewati Nagano, yang merupakan tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1998.

Keputusan perubahan lokasi pawai kemudian diumumkan setelah pembicaran antara para biksu dengan pejabat setempat. Meski mengaku cukup terkejut, Shinohara mengatakan dapat memahami penolakan para biksu itu.

Selain terjadi penolakan untuk lokasi pawai, sejumlah sponsor di Jepang juga mengurungkan dukungannya. Seperti misalnya anak cabang Coca Cola, Lenovo, dan Samsung. Ketiganya urung untuk mengiringi pawai lewat kendaraan promosinya. Meskipun demikian, ketiganya membantah bahwa pengurungan niat itu disebabkan masalah politik Tibet. Lenovo misalnya, mengaku alasannya adalah karena minimnya anggaran promosi.(ap)