1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Serukan Tegakkan Demokrasi

11 Januari 2017

"Yes we can." Begitul slogan yang digunakan Barack Obama ketika mulai menjabat sebagai Presiden AS delapan tahun lalu. Dalam acara perpisahan ia menarik neraca apa yang berhasil dan tak berhasil dilaksanakannya.

https://p.dw.com/p/2VbTs
Obama hält Abschiedsrede als US-Präsident
Foto: Picture-Alliance/AP Photo/C. R. Arbogast

Presiden AS Barack Obama menyerukan seluruh rakyat AS untuk bersatu. "Demokrasi hanya bisa berfungsi di AS, jika semua orang, terlepas dari keanggotaan dalam partai atau kepentingan tertentu, memberikan kontribusi bahwa sebagai satu negara, seluruh warga AS punya tujuan bersama", kata Obama dalam acara perpisahan yang diselenggarakan di Chicago,.

"Ini sangat kita butuhkan sekarang. Demokrasi terancam, jika dilihat seolah tidak perlu diperjuangkan lagi", demikian ditambahkan Obama yang masa jabatannya tinggal beberapa hari lagi.

Obama mengatakan di depan pendukungnya di McCormic Place, di Chicago, di mana ia memberikan pidato presidensial pertama tahun 2008 lalu, kota itu sudah mengajarkan kepadanya bahwa perubahan harus dimulai dari tatanan akar rumput. "Setelah menjabat delapan tahun sebagai presiden, saya masih percaya hal itu," demikian Obama.

Ketika sejumlah orang menyerukan, "Four more years!" atau empat tahun lagi, Obama menjawab sembari tersenyum, "Saya tidak bisa melakukan itu."

USA Präsident Barack Obama Abschiedsrede in Chicago
Foto: Reuters/Jonathan Ernst

"Ya, kita sudah melakukannya"

Dalam pidatonya Obama menonjolkan kesuksesan selama delapan tahun terakhir. Antara lain: berhasil mengatasi krisis perekonomian dan resesi besar akibat ambruknya sektor properti, bangkitnya lagi industri otomotif dan penciptaan lapangan kerja. Ia juga menyinggung pernikahan homoseksual dan reformasi kesehatan yang menghasilkan asuransi bagi 20 juta warga berpendapatan rendah di AS.

Sedangkan di bidang internasional Obama menyebut pendekatan dengan Kuba, kesepakatan nuklir dengan Iran serta ditewaskannya pemimpin Al Kaida, Osama Bin Laden sebagai bukti sukses. 

Ancaman terhadap negara

Pada kesempatan itu Obama juga memperingatkan tantangan yang dihadapi AS serta demokrasi secara umum saat ini dan di masa mendatang, yaitu kelompok teroris yang menyebut diri Islamic State (ISIS). Ia menekankan, "Demokrasi bisa kalah jika kita menyerah kepada rasa takut." Karenanya ia menyerukan kepada pendukungnya agar mengerahkan tenaga untuk membangun kembali institusi demokratis.

Berkaitan dengan unjuk rasa anti haluan politik utama yang terus marak belakangan ini di AS, Obama mendorong rakyat AS untuk tidak "menghianati konstitusi" dengan mengelak dari perannya di tatanan politik dunia serta menarik diri dari konflik global.

Banyak masalah belum teratasi

Setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu prrsiden lalu, Obama mengakui, tidak mampu lagi bergerak untuk mencapai kemajuan Tapi ia menekankan, negara tetap berusaha maju dan memperluas diri berdasarkan konstitusi dan merangkul semua warga di Amerika Serikat, bukan hanya sebagian dari mereka saja. Obama juga kembali berjanji akan menyokong transisi kekuasaan damai dalam serah terima tugas dan jabatan akhir bulan Januari ini.

Menyinggung masalah rasisme yang kembvali marak belakangan ini, Obama mengakui persamaan antara warga kulit putih dan hitam belum berhasil dicapai. Tapi situasi di AS sekarang sudah lebih baik daripada ketika negara itu baru berdiri. Demikian ditekankan presiden kulit hitam pertama AS.

ml/as (afp, dpa)