1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama meroket, McCain Merosot

as17 Oktober 2008

Jajak pendapat terbaru menunjukkan, popularitas Obama terus naik sementara McCain semakin merosot. Obama terutama unggul dalam masalah ekonomi dan tampil lebih tenang.

https://p.dw.com/p/Fc6u
Popularitas Obama meningkat jauh meninggalkan McCainFoto: AP

Debat televisi antara kedua kandidat presiden AS, yakni Barack Obama dari partai Demokrat dan John McCain dari partai Republik ditarik neracanya dalam tajuk harian-harian internasional.


Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar :

Setahun lalu wacana mengenai seorang presiden AS dari kelompok kulit berwarna kelihatannya suatu hal yang mustahil. Barack Obama memerlukan lebih dari sekedar kharisma. Ia juga harus membuktikan tekad dan ketegasannya, bahwa Amerika di masa depan benar-benar membutuhkannya. Obama juga telah membuktikan, bahwa ia bukan termasuk sayap kiri dari partai Demokrat. Pernyataannya mengenai Pakistan dan Iran juga menyejukkan. Dan terakhir ia juga membuktikan sebagai manajer krisis yang tangguh. Harus diakui, dalam hampir semua sektor Obama memang lebih baik ketimbang McCain.


Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma berkomentar :

Obama kini melejit naik, dan McCain merosot drastis. Kalangan partai Republik yang berhaluan konservatif sudah mencium gelagat kekalahan. Memang pengamat politik pro-Republik masih menulis analisis, bahwa Obama sulit dikejar tapi bukan tidak mungkin tersusul oleh McCain. Namun debat televisi terakhir menunjukkan, sisa waktu kampanye yang kurang dari 18 hari lagi tidak berpihak kepada McCain. Kandidat Republik ini kalah telak, dalam tema pajak dan ekonomi serta pilihan tema kampanye yang menyerang pribadi saingan politiknya.


Juga harian Perancis Liberation dalam tajuknya menyoroti pilihan tema kampanye John McCain yang bernada rasisme. Harian yang terbit di Paris ini berkomentar :


Warna kulit Barack Obama sebetulnya hal yang tabu dalam masa kampanye ini. Ia sudah mengatakan, memiliki akar kulit putih dari ibunya dan kulit hitam dari ayahnya. Obama juga tidak menunjukkan sikap agresiv seperti calon kulit hitam sebelumnya, Jesse Jackson atau Al Sharpton, yang mengakui secara sepihak sebagai perwakilan kelompok etnis tertentu di AS. Obama menampilkan dirinya sebagai tokoh politik yang melampauai batasan warna kulit. Akan tetapi, lawan politiknya McCain coba-coba memainkan kartu rasialismenya. Seorang presiden kulit hitam di Gedung Putih, akan mengubah AS.


Dan terakhir harian Jerman Frankfurter Allgemeine yang terbit di Frankfurt am Main dalam tajuknya berkomentar :

Setelah debat televisi terakhir, peluang bagi John Mccain untuk memutar balik trend pemilu kali ini semakin mengecil. McCain selalu tampil lebih agresif dari Obama, akan tetapi gagal memutar semangat pemilih untuk berpihak kepadanya. Dalam jajak pendapat terbaru, Barack Obama jauh lebih unggul, karena dapat memainkan kartunya di sektor ekonomi. Sementara John McCain dengan iklan kampanye amat negatif dan agresif, tidak mendapat dukungan dari kelompok pemilih dari kalangan menengah. Sebaliknya kampanye partai Republik yang bernada rasialis ditolak kalangan pemilih. Sekarang, bagaimanapun juga para pemilih memiliki hak untuk menentukan pilihan terbaiknya.