1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Menangkan Pemilu Awal Demokrat

as4 Juni 2008

Barack Obama mengukuhkan posisinya untuk nominasi kandidat presiden Partai Demokrat. Akan tetapi Hillary Clinton tetap belum menyerah.

https://p.dw.com/p/EDR5
Barack Obama berpidato menegaskan kemenangannya dalam pemilu awal Partai Demokrat.Foto: AP


Barack Obama berhasil meraih mayoritas suara delegasi Partai Demokrat. Tepat pukul 20 waktu setempat, ketika bilik pemilu di negara bagian South Dakota ditutup, pemancar televisi terkemuka seperti CNN dengan gegap gempita melaporkan hasilnya. Walaupun Hillary Clinton memenangkan pemilu di negara bagian tsb, akan tetapi jumlah suara delegasi yang berhasil dikumpulkan tidak mencukupi bagi nominasi kandidat presiden Partai Demokrat.

Senator Barack Obama berhasil menjadi kandidat kulit hitam pertama yang akan melaju ke Gedung Putih. Malam paling bersejarah bagi Amerika Serikat, dan juga sekaligus kemenangan bagi Obama yang unggul dalam pemilu awal putaran akhir di negara bagian Montana. Tapi dengan perhitungan politis, Obama justru menyampaikan pidato kemenangannya di St. Paul di negara bagian Minnesota, tempat digelarnya kongres Partai Republik, ketika mengukuhkan kandidatur John McCain dalam perlombaan untuk menguasai Gedung Putih.

Di hadapan 20.000 pendukungnya Obama mengatakan : "Karena anda sekalian malam ini saya dapat mengumumkan, bahwa saya akan memeproleh nominasi Partai Demokrat untuk jabatan presiden AS.“


Dalam pidatonya, Obama juga menyampaikan rasa hormatnya kepada pesaing yang paling ketat, Hillary Clinton. Secara tidak langsung ia juga menawarkan perujukan.

Obama mengatakan, Senator Hillary Clinton menorehkan sejarah dalam kampanye ini. Sebagai figur panutan, yang memberikan inspirasi bagi jutaan rakyat AS dengan kekuatan, keberanian dan semangatnya, hingga kita dapat berkumpul di sini malam ini.


Setelah itu, Obama melancarkan kampanye murni. Obama menyerang langsung kandidat presiden Partai Republik, John McCain. Disebutkan McCain sangat mirip George W.Bush, yang menyatakan tidak akan menghentikan secepatnya perang Irak. Serta tidak memiliki perspektif dalam politik ekonomi dan sosial. Namun tidak semua berjalan lancar.

Kendala justru datang dari Hillary Clinton, yang dalam pidatonya di New York tetap tidak bersedia mengaku kalah. Hillary Clinton menegaskan : “Ini kampanya sangat panjang, dan malam ini saya tidak akan membuat keputusan. Dalam beberapa hari mendatang, saya akan membicarakan langkah selanjutnya dengan pimpinan partai dan para sahabat, untuk mengikuti kepentingan partai dan negara sebagai acuannya.“


Para pengamat menilai, Hillary Clinton ibaratnya bermain poker, antara lain dengan mengajukan persyaratan bagi jabatan baginya dalam pemerintahan mendatang. Kalangan terdekat clan Clinton menyebutkan, Hillary menginginkan jabatan wakil presiden. Obama juga harus mengajukan tema ini kepada para pemilihnya dan tidak akan dapat dengan gampang menyatakan penolakannya.