1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Kunjungi Eropa

30 Maret 2009

Presiden AS Barack Obama akan memulai kunjungan perdananya ke Eropa mulai Selasa (31/3) hingga 7 April mendatang. Sebuah lawatan penuh simbolisme dan program kerja.

https://p.dw.com/p/HMm2
Barack Obama akan kunjungi Eropa untuk bahas berbagai masalah aktual

Warga Eropa menyambut kunjungan Obama ini dengan kegairahan besar. Juga para politisi Eropa berusaha menarik keuntungan dari kunjungan Presiden Obama ini. Dalam lawatannya, ia akan mengunjungi Inggris, Perancis, Jerman, Ceko dan Turki. Resminya kunjungan Obama ke Eropa adalah untuk menghadiri KTT G-20 di London serta KTT NATO di Strassburg dan Kehl. Akan tetapi sebetulnya, ini merupakan kunjungan pertama presiden Obama ke Eropa atau bahkan dapat disebutkan kunjungan luar negeri terbesarnya setelah ia memangku jabatan di Gedung Putih.

Presiden Barack Obama menuai simpati besar dari warga Eropa. Belum pernah sebelumnya, kunjungan seorang presiden Amerika serikat dinantikan dengan penuh harapan. Demikian diungkapkan Craig Kennedy direktur Yayasan Marshall di Washington. Akan tetapi dalam sejumlah tema terlihat potensi konflik, kata Kennedy menambahkan: “Yang pertama adalah politik ekonomi pemerintah AS. Jika dirangkum kritiknya adalah, terlalu banyak suntikan dana bantuan tapi terlalu sedikit aturan dan pengawasan. Besarnya stimulus konjunktur AS dan dampaknya berupa besarnya defisit anggaran, diamati dengan penuh kekhawatiran.“

Juga itu berarti pemerintah Obama dituntut oleh Eropa untuk menanamkan investasi negara lebih besar lagi. Akan tetapi Gedung Putih menolaknya. Michael Froman wakil pimpinan tim ekonomi Presiden Obama mengatakan, tidak ada sengketa menyangkut besarnya paket bantuan ekonomi masing-masing negara. “Tidak ada satu negarapun diminta untuk datang ke London dan segera menjanjikan secara konkrit dana tambahan“, ujar Froman menambahkan.

Craig Kennedy melihat, tema konflik kedua adalah strategi baru Afghanistan dari pemerintah AS. Eropa memang memuji perubahan mendasar yang dilakukan pemerintahan Obama. Akan tetapi juga menyadari, sekarang ini semakin banyak kontribusi yang diharapkan dari Eropa. Gedung Putih sudah menegaskan, dalam tema ini mereka tidak mengajukan tuntutan konkrit. Duta besar Jerman di Washington, Klaus Scharioth mengatakan, tidak ada permintaan tambahan pasukan bagi Afghanistan. Akan tetapi, setiap negara mitra NATO dapat mempertimbangkan, kontribusi tambahan macam apa yang akan mereka berikan.

“Saya yakin, dari pembicaraan dapat menyimpulkan, bahwa pemerintah baru AS lebih menekankan arti penting penugasan di bidang sipil. Atau apa yang disebut good governance, alias pemerintahan yang bagus. Keunggulan Jerman di bidang ini, merupakan keuntungkan besar", kata duta besar Scharioth.

Kennedy menyebutkan lebih lanjut, tema berikutnya yang dapat menjadi potensi konflik adalah politik iklim. “Terdapat keraguan menyangkut keseriusan pemerintah ini dalam bidang perubahan iklim, terlepas dari pidato muluk yang dilontarkan. Orang melihat defisit anggaran negara, melihat buruknya situasi ekonomi, dan bertanya apakah dalam kondisi semacam ini, politik iklim benar-benar akan menjadi prioritas utama.“, ujar Kennedy menambahkan.

Kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Eropa itu, juga mengandung cukup banyak nilai simbolik. Dennis McDonough, wakil ketua tim penasehat komunikasi Presiden Obama membenarkan hal itu. “Obama hendak memperkuat aliansi dan menjalin aliansi baru. Sasaran mendasar Obama adalah menegakkan kembali citra Amerika di dunia, khususnya di Eropa.“, kata Mc Donough lebih lanjut.

Sementara berkaitan dengan sengketa rencana pembangunan sistem penangkis rudal di Eropa Timur, kunjungan Obama ke Praha juga mengandung nilai simbolik berikutnya. Setelah sebelumnya ditekan oleh Presiden Bush, kini pemerintah di Ceko dan Polandia dapat mengharapkan bisa keluar dari posisinya yang serba salah dengan bantuan Presiden Obama. (as)