1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

251109 Singh Obama

25 November 2009

Pertemuan Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri India berlangsung harmonis. Sebelum melakukan pertemuan, Selasa (24/11), keduanya sudah tampil di hadapan wartawan dan menegaskan kebersamaan mereka.

https://p.dw.com/p/Kg8S
PM India Manmohan Singh dan Presiden AS Obama dalam jamuan kenegaraan di Gedung PutihFoto: AP

Barack Obama menyebut Amerika Serikat dan India sebagai dua demokrasi terbesar dunia. Usai melakukan pembicaraan, keduanya kembali menggelar konferensi pers. Salah satu hal penting bagi India adalah kerjsama nuklir dalam bidang sipil. Pada masa pemerintahan George W Bush, India dan Amerika Serikat menyepakati kerjasama nuklir dalam skala luas. Sekarang India khawatir, pemerintahan Obama tidak ingin melanjutkan kesepakatan itu. Tetapi Obama menerangkan, kesepakatan itu tetap berlaku.

India tidak meratifikasi perjanjian non-proliferasi nuklir. Itu sebabnya, ekspor teknologi nuklir dari Amerika Serikat ke India dulu dilarang. Perjanjian kerjasama nuklir Amerika-India yang dibuat di bawah pemerintahan George W. Bush mencabut larangan itu.

Secara diplomatis, Presiden AS Barack Obama menolak campur tangan dalam sengketa antara India dan tetangganya Pakistan. Ia mengatakan, Amerika Serikat tidak mau menyelesaikan masalah itu dari luar. Obama tidak ingin mengecewakan India atau Pakistan, sebab ia perlu bekerjasama dengan kedua negara menghadapi situasi di Afghanistan.

Mengenai situasi di Afghanistan Obama mengatakan, "Kami mendiskusikan politik baru saya di Afghanistan, dan saya berterimakasih pada perda Menteri Singh atas bantuan penmting India bagi rakyat Afghanistan.“

Manmohan Singh menanggapi, Amerika Serikat bisa mengandalkan bantuan dari India. "Adalah penting bagi masyarakat internasional untuk melanjutkan partisipasi di Afghanistan, demi menolong negara ini, agar dapat berkembang menjadi negara modern.“

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri India Manmohan Singh, Presiden AS Barack Obama tidak mengungkapkan rincian strateginya di Afghanistan. Namun rangkaian pembicaraan dengan para penasehatnya sudah membuahkan hasil. Obama kemungkinan besar akan mengumumkan strategi barunya untuk Afghanistan minggu depan dalam pidato televisi kepada rakyat Amerika Serikat. Ia mengisyaratkan hal ini sambil mengeritik politik pemerintahan Bush.

"Setelah depalan tahun, selama itu kita tidak punya strategi atau kapasitas untuk menyelesaikan tugas ini, sekarang saya bermaksud menyelesaikannya,“ kata Obama.

Menurut laporan media Amerika Serikat, Obama ingin memperkuat pasukan Amerika Serikat di Afghanistan. Media mengutip sumber di pemerintahan dan menyebut kemungkinan penambahan 30.000 tentara. Dengan demikian, kontingen tentara Amerika Serikat di Afghanistan akan mencapai jumlah sekitar 100.000 orang.

Albbrecht Ziegler/Hendra Pasuhuk

Editor: Yuniman Farid