1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Gelar Jumpa Pers Pertama

7 November 2008

Krisis ekonomi dalam negeri merupakan perhatian utama presiden terpilih AS, Barack Obama, dalam jumpa pers, Jumat (07/11). Selain itu, Obama menjelaskan sejumlah kebijakan luar negerinya.

https://p.dw.com/p/Fpbp
Dari kiri, Gubernur Michigan Jennifer Granholm, dan wakil presiden terpilih Joe Biden serta Obama dalam pertemuan dengan tim penasihat ekonomi.
Dari kiri, Gubernur Michigan Jennifer Granholm, dan wakil presiden terpilih Joe Biden serta Obama dalam pertemuan dengan tim penasihat ekonomi.Foto: AP

Presiden terpilih Amerika Serikat Barack Obama menggelar jumpa pers pertamanya. Perhatian utama Obama adalah persoalan ekonomi dalam negeri dan "akan bertindak cepat untuk menyelesaikannya“.

Jumat kemarin (07/11), di Hotel Hilton Chicago, tempat ia menggodok kebijakannya sejak terpilih, Obama mengatakan kepada para wartawan, Kongres harus menyetujui pemberian paket penyelamatan ekonomi sebelum atau sesudah Obama dilantik sebagai presiden AS 20 Januari mendatang. Obama juga mengatakan, pemberian tunjangan pengangguran sebaiknya ditingkatkan. Namun Obama tetap menyerahkan semua keputusan kepada Presiden Bush dan tim ekonominya dalam pekan-pekan mendatang.

“Amerika Serikat hanya memiliki satu pemerintahan dan satu presiden,“ tegas Obama.

Barack Obama menggelar jumpa pers pertamanya setelah dirinya dan wakil presiden terpilih Joe Biden mengadakan pertemuan tertutup dengan tim penasihat ekonomi, membicarakan solusi menstabilkan ekonomi AS. Biden, para penasihat, dan kepala staf Gedung Putih yang baru ditunjuk Rahm Emanuel, berdiri di belakang Obama, saat Obama memberikan keterangan kepada pers.

Obama memapar banyak rincian langkah segera yang akan diambilnya di bidang ekonomi. Dalam tanya jawab, Obama juga menjelaskan lagi sejumlah kebijakan luar negeri yang diambilnya. Termasuk mengenai krisis Irak, Iran, dan perdamaian Timur Tengah.

Krisis ekonomi mendominasi tema jumpa pers. Obama mengatakan, “Saya tidak meremehkan beratnya tugas yang diemban nantinya.”

Jumat kemarin (07/11), pemerintah AS menyatakan bahwa jumlah pengangguran meningea, dari 6,1 persen di bulan September menjadi 6,5 di bulan Oktober lalu. Ditambah lagi, perusahaan otomotif besar AS, Ford dan General Motors, melaporkan bahwa mereka menderita kerugian besar dan meminta bantuan kepada pemerintah dari ancaman kebangkrutan.

Dapat dipastikan, Obama akan menghabiskan masa transisi, hari-hari pertama, atau bahkan setahun pertamanya sebagai presiden, mencari solusi penyelesaian krisis ekonomi. Dikatakannya, "Segera sesudah saya dilantik sebagai presiden, saya akan langsung terjun menghadapi krisis ekonomi yang sedang berlangsung ini, dengan mengambil segala langkah yang dibutuhkan untuk meredakan macetnya perbankan, membantu rakyat yang dililit kesulitan, dan memulihkan pertumbuhan serta kesejahteraan."

Pria kelahiran Honolulu, Hawaii ini, mengatakan bahwa perhatiannya adalah menciptakan lapangan kerja dan memaparkan rencana tindakannya dalam membantu industri otomotif dan pengusaha kecil serta pemberian bantuan bagi pemerintah negara bagian dan lokal. Itu dilakukannya sebagai langkah untuk mencegah PHK atau kenaikan pajak daerah.

Di ujung paparannya, Obama mengatakan, tim peralihannya terus bekerja keras agar semua langkahnya bisa langsung dijalankan di hari pertama jabatannya, 20 Januari mendatang.

"Akhirnya, sembari memantau dan menangani tantangan-tantangan ekonomi ini, kita akan melangkah maju dengan menetapkan seperangkat kebijakan yang akan menumbuhkan kelas menengah kita dan dalam jangka panjang memperkuat ekonomi. Kita tak bisa sekadar menunggu dalam menjalankan sejumlah prioritas kunci yang saya paparkan saat kampanye dulu. Seperti energi yang bersih, jaminan kesehatan, pendidikan, dan keringanan pajak untuk keluarga kelas menengah," jelasnya. (rtr/ap/afp/gg/ls)