1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama - Dari Kandidat Istimewa Menjadi Politisi Biasa

4 Juli 2008

Barack Obama, kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, tampil dengan tuntutan yang sangat tinggi. Tapi lambat laun Obama mencoret berbagai tuntutan dari daftar janjinya selama kampanye pemilihan kandidat presiden.

https://p.dw.com/p/EWId
Senator Barack Obama berpidato mengenai Irak di IowaFoto: AP

Tuntutan moral yang tinggi, janji untuk melaksanakan politik yang jujur. Barack Obama sendiri menuntut banyak dari dirinya. Tapi semakin lama kampanye pemilu berlangsung, semakin sulit baginya untuk memenuhi tuntutannya sendiri. Senator Barack Obama tidak lagi dapat sejelas dan sepasti sebelumnya, misalnya dalam menangani tema pendanaan pemilu presiden, undang-undang persenjataan dan kebijakan politik Irak. Seusai pemilu awal Partai Demokrat, Obama berupaya mendapatkan suara di semua kubu pemilih. Ini dapat mengancam kredibilitasnya.

Barack Obama tidak mau mengenakan pin dengan lambang bendera Amerika Serikat selama kampanye pemilihan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat. Senator Obama mengatakan, ia tidak perlu menggunakan simbol kosong untuk menunjukkan rasa cinta pada tanah air. Tapi kini sikapnya berubah. Pada jasnya sekarang tertancap pin bendera AS. Ini memang merupakan soal politik yang amat kecil. Namun, jika perubahan itu semakin banyak, maka masalahnya membesar. Dan ini yang justru terjadi pada Obama yang selalu mengkampanyekan pembaruan dan politik bersih serta jujur. Misalnya mengenai tema perang Irak:

"Jalan terbaik untuk menjamin keamanan kita dan tekanan terhadap pemimpin Irak agar mereka mengakhiri perang saudara, adalah menarik segera pasukan tempur kita. Tidak dalam setengah tahun atau satu tahun ke depan, tapi sekarang."

Obama merencanakan penarikan pasukan dalam waktu 16 bulan. Dia menolak peningkatan pasukan di Irak. Tapi di Irak kini jumlah serangan dan korban tewas menurun, bahkan tercatat kemajuan kecil dalam bidang politik. Karena itu Obama kini mendapat tekanan. Lawan politik5nya, kandidat presiden dari Partai Republik, John McCain berupaya keras untuk menambah jumlah tentara AS di Irak. Dia menggembar-gemborkan, telah menggunakan strategi yang benar, sehingga keberhasilan pada bulan-bulan terakhir tidak terancam. Sekarang, kubu Obama tidak lagi secara ofensiv mengkampanyekan penarikan pasukan dalam waktu 16 bulan. Obama:

"Kita harus meninggalkan Irak dengan berhati-hati, setelah kita memasukinya secara tidak berhati-hati. Tapi kita harus mulai menarik pasukan."

Namun Obama sama sekali tidak menyebutkan kapan penarikan pasukan akan berakhir.

Barack Obama juga punya masalah dalam tema pendanaan kampanye pemilu. Berbulan-bulan lamanya dia menyatakan, mulai September ia akan menggunakan dana pemerintah untuk membiayai kampanye. Karena pendanaan dari penyumbang pribadi beresiko ketergantungan dan munculnya tuntutan balasan budi. Tetapi, jumlah pendanaan kampanye dari pemerintah terbatas. Dalam hal ini Obama juga berubah sikap. Dia mengatakan, pendanaan kampanye dari pemerintah tidak berjalan dengan baik dan dia berharap, pendukungnya tetap akan membiayai kampanyenya:

"Ketimbang tergantung kepada para pelobby dan instansi tertentu, lebih baik pada kalian para pemilih yang telah mendukung kampanye pemilu saya. Dengan lima, 10 atau 20 dollar, ya semampunya kalian."

Ini juga tidak sepenuhnya betul. Tahun yang lalu Obama juga menerima sumbangan besar. Selain itu ada orang-orang lain yang juga mengumpulkan dana untuknya.

Tema lain yang berubah adalah yang berkaitan dengan penyadapan telepon warga Amerika Serikat. Penduduk Amerika gusar sekali saat pemerintah Bush memaksa berbagai perusahaan komunikasi agar dinas rahasia mendapatkan akses menyadap telepon dan email pelanggannya. Alasannya adalah perang melawan terorisme. Presiden Bush hendak menggolkan UU yang melindung pemerintahan dari proses tuntuntan pelanggan jika teleponnya disadap. Barack Obama sebelumnya mengatakan akan menentang UU itu. Namun, pekan lalu dia menunjukkan isyarat akan menyetujuinya. (cs)