1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Bertemu Bush di Gedung Putih

Agenturen/Luky Setyarini11 November 2008

Sepekan setelah terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan istrinya Michelle untuk pertama kalinya menjejakkan kaki di Gedung Oval, atas undangan Presiden George W. Bush.

https://p.dw.com/p/FrF2
Presiden Bush (kanan) dan penerusnya, Obama (kiri), di Gedung PutihFoto: AP

Hari Senin siang (10/11) waktu setempat atau Selasa dini hari (11/11) waktu Indonesia di Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat George W. Bush dan ibu negara Laura Bush menggelar karpet merah. Tamu istimewa kali ini adalah penerus Bush, Barack Obama dan sang istri Michelle.

Presiden terpilih Obama tiba di aula selatan Gedung Putih sepuluh menit lebih awal dari jadwal. Setelah diterima George dan Laura Bush, Obama dan Bush melangkah ke Gedung Oval untuk membicarakan berbagai isu dalam dan luar negeri, sementara ibu negara Laura Bush mengantar Michelle Obama menunjukkan ruangan keluarga di Gedung Putih.

Kunjungan ini secara resmi disebut sebagai pertemuan pribadi, namun dipastikan Bush dan Obama akan membicarakan sejumlah tantangan yang menanti presiden baru, mulai dari krisis keuangan hingga perang di Irak dan Afghanistan. Dikabarkan, Bush akan mengutamakan tema program atom Korea Utara yang sudah dimulai dengan perjanjian penghentian aktivitas reaktor atom. Selain itu, dipastikan Bush akan membicarakan tema KTT Ekonomi Global yang akan digelar 15 November mendatang di Washington.

Sebelum pertemuan Bush dan Obama, juru bicara kepresidenan Dana Perino mengatakan, Presiden Bush tidak ingin bersikap congkak, tapi ingin mengemukakan beberapa tema penting.

"Saya pikir Presiden Bush tidak akan berlaku congkak mengajari Obama bagaimana cara mengambil keputusan. Saya pikir presiden mungkin ingin menginformasikan apa yang telah diputuskan dan beberapa hal yang dianggap penting,” jelas Perino.

Menjelang pertemuannya dengan Bush, presiden terpilih Obama dalam sebuah jumpa pers mengatakan bahwa dirinya mengharapkan adanya “tukar pikiran yang berbobot” dan datang ke Washington dengan semangat “lintas partai”.

Dikatakannya, “Saya tidak akan mengantisipasi masalah. Saya pergi ke Washington dengan semangat lintas partai dan perasaan bahwa presiden dan pemimpin Kongres mengakui parahnya situasi saat ini dan ingin menemukan penyelesaiannya.“

Setelah menghabiskan dua tahun masa kampanye dengan mengkritik berbagai kebijakan gagal Bush, Obama bertemu Bush pada masa transisi menjelang permulaan masa jabatannya 20 Januari 2009.

Bush, yang selama ini menggembar-gemborkan bahwa janji kampanye Obama untuk menarik mundur pasukan Amerika Serikat dari Irak merupakan pengakuan menyerah kalah kepada teroris, dilaporkan merencanakan mengeluarkan banyak keputusan dalam masa akhir jabatannya, untuk mendukung agenda Partai Republik.

Namun kedua pemimpin Amerika Serikat itu telah menunjukkan bahwa mereka ingin mengkaji kebiasaan politik, menyingkirkan perbedaan pendapat dan menggelar diskusi menyangkut tantangan yang akan dihadapi Obama.

Ahad lalu (09/11), ketua tim transisi Obama, John Podesta mengatakan kepada stasiun televisi Amerika Serikat, Fox, bahwa Obama ingin dan sedang mengkaji ulang berbagai keputusan Bush dan memutuskan yang mana yang akan dipertahankan, diganti, dan diubah.

Dalam beberapa kesempatan, Obama mengemukakan betapa pentingnya aksi segera mengatasi krisis ekonomi global, dan memperingatkan kebijakan luar negeri termasuk hubungan dengan Iran. Walau pun berulang kali Obama juga menekankan bahwa dirinya belum dilantik menjadi presiden. Selain itu, Obama juga mengusulkan program penyelamatan ekonomi untuk membantu warga Amerika Serikat dalam menghadapi krisis keuangan global terburuk setelah resesi global tahun 1930an.

Pertemuan presiden Amerika Serikat Bush dan calon penggantinya Obama dilakukan lebih awal dari jadwal yang dulu dilakukan Bush dengan pendahulunya Bill Clinton. Bush dan Clinton dulu dalam masa transisi kekuasaan, bertemu di bulan Desember setelah Mahkamah Agung mengakhiri penghitungan suara yang berkepanjangan.(afp/ap/rtr)