1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170909 USA Raketenschild

17 September 2009

Sistem penangkal rudal yang dicanangkan bekas Presiden Bush disengketakan Rusia dan Amerika Serikat. Kini Presiden AS Barack Obama membatalkan rencana Bush itu mengalihkan fokus pada sistim keamanan yang terbukti ampuh

https://p.dw.com/p/Jj4r
Mantan Menlu AS Rice dengan Menllu Ceko saat itu Karel Schwarzenberg (kanan) menandatangi perjanjian pembangunan instalasi radar di Praha, 8 Juli 2008.Foto: AP

Sebuah delegasi Washington sejak dini berada di Warsawa untuk memberitahu pemerintahan Tusk mengenai pembatalan pembangunan sistem penangkal rudal di Eropa Timur. Sementara di Praha, Perdana Menteri Ceko Jan Fischer mengaku telah diberitahu oleh Presiden AS Barack Obama. Ia mengatakan, “Semalam saya berbicara dengan Presiden AS Barack Obama yang memberitahu bahwa pemerintahnya telah mempertimbangkan kembali niat membangun instalasi radar di republik Ceko sebagai bagian dari sistim penangkal rudal."

Sebelumnya, harian Wall Street Journal menyebutkan, Gedung Putih mengambil keputusan itu karena Iran dinilai bukan ancaman, sebagaimana dikuatirkan pemerintahan Bush dulu. Dilaporkan, Teheran tidak mengembangkan rudal jarak jauhnya secepat yang dibayangkan.

Laporan tersebut juga dibaca oleh salah seorang kepercayaan Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, yakni Jaroslaw Gowin. Menurut Gowin, "Ini tidak mengejutkan. Tapi, saya ingin tahu motif apa yang sebenarnya dibalik keputusan itu. Mungkin kondisi Iran memang alasan benar, tapi bisa jadi pemerintahan AS juga tidak tertarik pada situasi di Eropa Timur. Tampaknya kita tak bisa mengharapkan keteguhan AS dalam menghadapi Rusia.“

Sementara menurut Obama, meski terjadi peninjauan kembali terhadap pembangunan sistim penangkal rudal, Iran tetap merupakan ancaman serius. Ke depan, fokus dialihkan pada sistem keamanan yang terbukti keampuhannya dan program-program yang lebih fleksibel.

Namun di Polandia, rasa kecewa meluas bukan karena pembatalan itu, melainkan karena merasa diabaikan. Eugeniusz Klopotek, anggota partai petani Polandia mengungkap, "Dari dulu saya tidak mendukung sistem penangkal rudal ini. Karenanya bagi saya, ini bukan keputusan buruk. Namun kepercayaan saya kepada Amerika Serikat menipis. Kami telah melakukan hampir segalanya bagi negara itu. Sebaliknya mereka tidak membalas budi. Sejumlah politisi bersikap seakan Polandia penting bagi Amerika Serikat. Padahal bagi negara itu, kami mungkin dianggap anak bawang.“

Bahwa Obama mengutus penasihat keamanannya untuk menghadiri peringatan perang dunia ke-2 di Danzig, 1 September lalu, dinilai sebagai pelecehan oleh banyak warga Polandia.

Keputusan terakhir Barack Obama mempertegang hubungan kedua negara. Begitu ungkap ahli sejarah, Wojciech Materski: "Sungguh disayangkan, tapi terkait AS, ini merupakan kekecewaan yang berikut. Padahal hubungan kami dengan Washington itu berdasarkan rasa saling percaya dan keterlibatan. Hal yang kadang memperburuk hubungan kami dengan negara Eropa lainnya.“

Sementara itu, Moskow tampak menahan diri mendengar berita itu. Tampak dalam reaksi sekedarnya seorang pejabat Kementrian Luar Negeri. Ia mengatakan, bahwa apabila betul, itu berita yang menyenangkan bagi Rusia. Tapi karena Kremlin sejak awal menentang pembangunan sistim penangkal rudal di Polandia Utara itu, maka di Amerika Serikat terdengar kritik bahwa presiden AS Obama sudah tekuk lutut pada Rusia dan Perdana Menterinya, Vladimir Putin.

Ludger Kazmierczak / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk