1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama atau McCain?

Ging Ginanjar4 November 2008

Di pagi hari terpenting dalam hidup mereka, Barack Obama dan John McCain melipat kertas suara yang sudah ditandai dengan nama masing-masing dan memasukannya ke kotak suara.

https://p.dw.com/p/FnZj
Obama di Bilik SuaraFoto: AP

Para calon presiden menggunakan hak pilihnya di daerah asal masing-masing. McCain di Phoenix, dan Obama di Chicago. 

 
Seperti diperkirakan, antrian panjang tampak di setiap tempat pemungutan suara. Para pemilih harus menunggu berjam-jam sebelum mendapat giliran mencoblos. Tingkat kesertaan pemilih yang begitu tinggi ini saja sudah merupakan rekor tersendiri dalam sejarah pemilihan presiden Amerika. Diyakini, sebagian besar pemilih baru merupakan pendukung Obama. Juga para pemilih yang menggunakan haknya dalam pencoblosan dini, didominasi oleh pendukung Obama. Bahkan pencoblosan pertama pada hari pemilihan yang sejak 60 tahun lalu secara tradisional dilangsungkan pada pukul 00:00 di kawasan kecil Dixville Notch, New Hampshire, dimenangkan Obama. Jumlah suaranya memang cuma 15 bagi Obama dan 6 bagi McCain. Namun inilah untuk pertama kalinya selama 40 tahun, pemilihan di bilik suara itu dimenangkan Partai Demokrat.

Kenyataan ini makin menebalkan keyakinan partai Demokrat, bahwa calon mereka, Barack Obama akan menang dan mencatat sejarah sebagai presiden pertama Amerika Serikat yang berkulit hitam. Tak sedikit bahkan yang yakin bahwa mereka akan meraup kemenangan besar. Seperti diungkap Hillary Clinton, bekas pesaing Obama, beberapa saat setelah mencoblos:

"Saya benar-benar yakin, ini akan merupakan kemenangan besar. Saya memang tak bisa memperkirakan berapa peraihannya, atau berapa negara bagian, namun jelas kami akan meraup kemenangan besar. Dan memang kami patut memetik kemenangan besar."

Barack Obama memilih bilik di bekas sekolahnya di Chicago, bersama isterinya, Michelle. Mereka didampingi dua puteri mereka. Tampak sangat rileks, Obama dan Michel disambut para pendukungnya, berbicara dengan petugas pemilihan. Dan akhirnya, "Saya sudah mencoblos".  Tak lama sesudah mencoblos,  Obama terbang ke Indiana untuk melakukan kampanye terakhir.

Berbeda dengan seluruh pemilihan presiden sebelumnya, kali ini kedua kubu masih melakukan kampanye bahkan pada hari pemungutan suara.  Obama melakukan kampanye terakhir di Indiana. Sementara McCain melakukannya di Grand Junction, Colorado hanya beberapa saat sebelum ditutupnya pemungutan suara, Selasa malam. Kempada pendukungnya ia menyatakan, betapapun jajak pendapat mengunggulkan lawannya, namun McCain mencium perubahan arah angin. Dalam kampanye terakhirnya, McCain menyatakan tekadnya:

"Kita tidak akan pernah mundur. Tidak akan pernah menyerah. Kita tidak pernah menyembunyikan diri dari sejarah. Kita justru menciptakan sejarah".

Kampanye sampai menit-menit terakhir menunjukan kerasnya tekad kedua belah pihak untuk memangkan Pemilu. Obama yang diunggulkan tidak mau kecolongan oleh berubahnya sikap pemilioh, khususnya para pemilih independen. Sementara McCain memang harus mengerahkan segala cara untuk mengubah keadaan. Ia mengatakan, sudah berpengalaman menjadi calon yang tidak diunggulkan, namun berkat kerja keras, selalu bisa bangkit, membalikkan keadaan, dan memanangkan pertarungan.

Pasangan McCain, Sarah Palin, yang memilih di Wassila, Alaska, juga berusaha tampil optimis.  Kepada wartawan sesudah menggunakan hak pilihnya:

"Esok hari, saya harap, saya berdoa, saya percaya, akan bangun pagi sebagai wakil presiden terpilih, dan langsung menjalankan tugas bersama presiden terpilih John McCain"

Kedua belah pihak memang sama-sama yakin. Kubu McCain yakin bisa membalikan perkiraan. Kubu Obama yakin bisa mempertahankan keunggulan. Kedua kubu sudah menyiapkan arena pesta kemenangan. Lokasi yang disiapkan Kubu McCain bertempat di lapangan Hotel Biltmore, Phoenix, Arizona. Sementara kubu Obama menyiapkan pesta kemenangan di lapangan Grant Park, Chicago, yang bisa menampung sejuta orang. Tiket masuk pesta itu bahkan sudah terjual habis. 

Apakah lapangan Grant Park Chicago akan benar-benar menjadi arena pesta kemenangan Obama malam ini? Atau justru menjadi lapangan kekecewaan besar mereka?