1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Ajak Iran Bangun Suatu "Awal Baru"

20 Maret 2009

Sebuah kejutan baru dari Presiden Amerika Barack Obama. Bertepatan datangnya tahun baru Persia, Nowruz, Obama menawarkan suatu "awal baru" dalam hubungan Amerika-Iran.

https://p.dw.com/p/HG9W
Foto: AP

Barack Obama mengatakan, selama hampir tiga dasawarsa hubungan kedua negara begitu tegang. Tetapi katanya, tahun baru Nowruz mengingatkan bahwa sebetulnya rakyat kedua negara memiliki kesamaan pijakan kemanusiaan yang menghubungkan satu sama lain secara erat. Dan Barack Obama pun menawarkan suatu awal baru bagi hubungan Iran dan Amerika.

"Menandai datangnya suatu awal baru, saya ingin menyampaikan pesan kepada para pemimpin Iran. Kita memiliki berbagai perbedaan besar yang berkembang dari waktu ke waktu. Namun pemerintahan saya sekarang bertekad menjalankan diplomasi yang mencakup sepenuhnya semua persoalan kita, mengupayakan hubungan konstruktif antara Amerika Serikat, Iran dan masyarakat internasional. Proses ini tidak akan bisa dicapai dengan ancaman-ancaman. Sebaliknya kita harus mengihtiarkan suatu hubungan yang jujur dan saling menghormati."

Ini merupakan pergeseran besar dari nada diplomasi pendahulunya, George Bush, yang habis-habisan mengucilkan Iran. Bahkan secara kasar menyebut Iran sebagai bagian dari poros kejahatan bersama Korea Utara dan Irak di bawah Saddam Hussein.

Pidato Obama disiapkan khusus untuk disiarkan pukul 08.00 waktu Iran, disertai teks terjemahan dalam bahasa Parsi. Disebarkan ke berbagai media pemberitaan Iran, dan dipampang di situs resmi Gedung Putih.

Obama menyatakan, selama berabad-abad Iran telah memperkaya dunia dengan sastra, musik, seni rupa, kebudayaan dan peradabannya yang tinggi,yang membuat dunia jadi tempa yang lebih baik dan lebih indah. Dan sekarang, kata Obama:

"Amerika Serikat menginginkan agar Republik Islam Iran mendapat tempatnya yang layak di kalangan masyarakat internasional. Anda memiliki hak itu. Namun kedudukan itu membutuhkan tanggung jawab nyata. Dan tempat itu tak bisa dicapai melalui teror atau senjata. Namun justru melalui langkah-langkah damai yang memperlihatkan kebesaran sejati rakyat dan peradaban Iran. Dan ukuran dari kebesaran itu bukanlah dalam kemampuan menghancurkan, melainkan kemampuan Anda untuk membangun dan menciptakan."

Jauh sebelum menjabat sebagai presiden, sejak masih berkampanye, Barack Obama menyatakan niatnya untuk menempuh langkah diplomasi dan dialog dengan Iran. Kendati Obama tidak mengendurkan sejumlah posisi kunci Amerika mengenai nuklir Iran, penolakan Iran terhadap hak keberadaan negara Israel dan beberapa hal lain. Obama yakin, pendekatan konfrontatif pendahulunya, George Bush, selama ini terbukti tidak efektif. Padahal sebetulnya Amerika dan Iran punya banyak kepentingan yang sama, khususnya mengenai kebutuhan akan stabilitas keamanan di kawasan Teluk, dan membasmi jarringan teroer Al Qaida.

"Maka dalam kesempatan Tahun Baru Nowruz ini, saya mengharapkan Anda, rakyat dan para pemimpin Iran, untuk memahami masa depan yang kita hendak upayakan. Suatu masa depan dengan hubungan-hubungan yang diperbaharui di antara rakyat kita. Suatu masa depan yang mengatasi sengketa-sengketa lama, di mana Anda dan para tetangga Anda , serta dunia pada umumnya bisa hidup lebih aman dan lebih damai."

Pemerintah Iran menyambut baik pernyataan Obama. Namun dengan sikap ofensif. Menurut juru bciara pemerintah Iran, hubungan buruk kedua negara selama ini justru karena sikap permusuhan Amerika sendiri. Untuk membangun suatu awal baru, kata jubir kepresidenan Iran Ali Akbar Javanfekr, Amerika mesti terlebih dahulu minta maaf dan mengakui kesalahan masa lalunya. (gg)