Nobel Sastra untuk Sastrawan Peru
8 Oktober 2010"Saya masih tidak percaya," kata Mario Vargas llosa. Ketika nama pemenang hadiah Nobel sastra tahun ini diumumkan, ia menganggapnya lelucon. Padahal Peter Englund, ketua juri Akademi Swedia, lebih dulu menyampaikan kabar gembira itu kepada sastrawan Peru tersebut, sebelum mengumumkannya secara resmi.
"Penghargaan Nobel bidang sastra 2010 dianugerahkan kepada pengarang Peru Mario Vargas llosa untuk pemetaannya akan struktur kekuasaan dan gambarannya yang tajam tentang perlawanan, pemberontakan dan kekalahan individu", kata Englund di hadapan para wartawan.
Llosa yang saat dihubungi berada di New York tengah menyiapkan bahan kuliah di Princeton, terdengar sangat, sangat gembira, kata Englund. Ketua juri Nobel itu memuji Llosa sebagai pencerita yang hebat, jadi tidak heran jika pengarang Peru itu menghasilkan beberapa karya besar.
Vargas Llosa, yang memiliki kewarganegaraan ganda, Peru dan Spanyol, membuat terobosan internasional tahun 1966, dengan novelnya "La Ciudad Y Los Perros", kota dan anjing, yang dalam bahasa Inggris diterbitkan dengan judul "The Time of the Hero".
Karyanya yang lain, 'Rumah Hijau', dan 'Siapa yang membunuh Palomino Molero'
Vargas Llosa yang lahir di Arequipa, Peru, tahun 1936, hidup dan mengajar di beberapa negara. Karya-karyanya berdasarkan pada pengalaman hidupnya di Peru, akhir tahun '40-an dan '50-an.
Ia mencalonkan diri sebagai presiden Peru tahun 1990, namun kalah dari Alberto Fujimori, yang pada akhirnya melarikan diri kemudian didakwa melakukan berbagai kejahatan.
Gambaran tokoh yang berwibawa bertebaran dalam karya-karya Vargas Llosa. Dalam "The Feast of the Goat", pesta para kambing, seorang perempuan 49 tahun kembali ke Republik Dominika, dihantui kenangan masa kecilnya ketika negara itu dipimpin diktator brutal Rafael Trujillo.
Buku itu menceritakan upayanya untuk mengatasi masa lalu yang traumatis.
"Tepatkan tindakanmu untuk kembali? Kau akan menyesal, Urania... kembali ke pulau yang kau sudah bersumpah tak akan menginjakkan kaki lagi di atasnya... " tulis Lliosa. "Untuk membuktikan pada dirimu sendiri bahwa kau bisa menapaki jalan-jalan di kota yang bukan lagi milikmu, mengembara di negeri yang asing ini, tanpa memancing kesedihan, nostalgia, kebencian, kepahitan dan dendam dalam dirimu."
Mario Vargas Llosa adalah pengarang berbahasa Spanyol pertama yang memenangkan Nobel sastra dalam dua dekade terkahir. Sebelumnya, sastrawan Meksiko Octavio Paz memenangkan hadiah serupa tahun 1990.
Renata Permadi/afp/dpa/rtr
Editor: Ziphora Robina