Nigeria Gagal Mantapkan Sistem Yang Adil
30 Juli 2009Kerusuhan berdarah di Nigeria antara kelompok radikal Islam melawan aparat keamanan menjadi sorotan dalam tajuk sejumlah harian internasional.
Harian liberal Austria Der Standard yang terbit di Wina dalam tajuknya berkomentar : Dahulu kelompok-kelompok tertentu terutama berusaha membuka akses ke tampuk kekuasaan atau sumber uang. Beberapa tahun lalu konfliknya lebih banyak menyangkut instrumentalisasi ketegangan antara Kristen dan Muslim. Sekarang konfliknya berlangsung antara kelompok Islamis melawan pemerintah. Dengan begitu, serangan yang dilancarkan adalah gejala dari krisis demokrasi yang baru saja tumbuh di Nigeria. Dimana sejauh ini negara tidak berhasil memantapkan sebuah sistem, yang mampu mengelola secara baik sektor ekonomi yang sebetulnya amat menjanjikan, dan sekaligus membagi anggaran secara adil untuk infrastruktur dan pendidikan. Layak jika banyak warga Nigeria marah, karena mereka tidak memiliki akses pendidikan, air dan listrik, walaupun pendapatan negara dari minyak bumi amat berlimpah.
Harian Perancis La Croix yang terbit di Paris berkomentar : Apa yang terjadi di Nigeria, berdampak pada seluruh Afrika. Masa depan benua ini, sebagian terletak di Nigeria, negara yang berpenduduk paling banyak dan memiliki dinamika khusus di bidang ekonomi, budaya serta agama. Aspek-aspek ini terjalin amat rapat dan membentuk situasi politik yang dapat memicu hal yang baik maupun yang buruk. Jika umat Kristen dan Muslim di negara ini berhasil menjalin dialog dan saling pengertian, seluruh benua Afrika akan meneladaninya. Tapi, jika ketegangan dan konflik mengalahkan dialog, seluruh benua itu akan meragukan bahwa hidup bersama antar agama dapat dimungkinkan di Afrika.
Tema lainnya yang disoroti harian Eropa adalah serangan bom mobil terbaru di Spanyol yang diduga dilancarkan kelompok bawah tanah Baskia-ETA. Harian Italia La Stampa yang terbit di Turin dalam tajuknya berkomentar : Para teroris ETA hidup di bawah bayangan kelam dan tertutup. Setelah gagalnya perundingan dengan pemerintahan Zapatero, kelompok teror itu tidak memiliki perspektif lagi, kecuali melanjutkan ritual serangan bunuh diri dan aksi kekerasan. Demikian pula serangan bom terbaru itu yang hanya sekedar ritual dari sayap militer ETA, untuk merayakan 50 tahun berdirinya kelompok teror tsb. Ini merupakan bagian sejarah dari sebuah kelompok teror, yang melancarkan aksi narsistis yang membunuh semua akal sehat maupun harapan.
Dan terakhir harian Perancis La Voix du Nord yang terbit Lille berkomentar : Kelompok ini merayakan 50 tahun didirikannya organisasi “Baskia dan kebebasan“ atau ETA oleh sejumlah mahasiswa berhaluan revolusioner. Nama organisasinya tidak berubah, namun citra anggotanya berubah drastis. Dari sebelumnya pahlawan pembela rakyat yang pada tahun 60-an berperang melawan diktatur Franco, kini citra ETA berubah menjadi sangat buruk. Aksi kekerasan membabi buta dari para teroris, menimbulkan banyak bencana di semenanjung Iberia. Karena itu rakyat sekarang ini semakin menjauhi ETA.
AS/dpa/afpd
Editor : Asril Ridwan