1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Mana Kirim Bantuan Senjata Terbanyak ke Ukraina?

Frank Hofmann
13 September 2022

Bantuan senjata berdatangan dari dari AS, Inggris dan Jerman. Namun dari segi proporsi ekonomi, Estonia, Latvia, Polandia, dan Lithuania justru salurkan bantuan terbanyak, baik untuk militer maupun sipil.

https://p.dw.com/p/4GlcZ
Bantuan howitzer M777 dari Amerika Serikat untuk Ukraina
Tentara Ukraina bersiap membidik posisi Rusia menggunakan howitzer M777 dari AS di wilayah Donetsk timur Ukraina, Sabtu, 18 Juni 2022.Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky/picture alliance

Setelah Amerika Serikat, Inggris adalah memasok senjata dalam jumlah terbesar ke Ukraina. Jerman juga tidak mau ketinggalan. Namun terlepas dari tekanan dari sekutu, Jerman masih belum mau mengirimkan tank tempur apa pun.

Negara mana saja yang sejauh ini telah mengirimkan bantuan sistem persenjataan mereka ke Ukraina?

Amerika Serikat

Paket bantuan terbaru dari Washington untuk angkatan bersenjata Ukraina bernilai mencapai $675 juta atau lebih dari Rp10 triliun. Dalam paket bantuan ke-20 dari pemerintahan Joe Biden, sedikitnya 100 kendaraan pengangkut jenis Humvee berlapis baja akan dikirimkan untuk melindungi tentara Ukraina di garis depan.

Pengiriman amunisi lebih lanjut untuk artileri HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi) juga berada di urutan teratas daftar Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, yang ia presentasikan pada awal September di pangkalan udara Ramstein milik AS di Jerman.

Masih belum jelas apakah kini Washington juga mempertimbangkan pengiriman rudal ATACMS jarak pendek, yang dapat diluncurkan oleh sistem HIMARS dan memiliki jangkauan 300 kilometer.

Selain itu, AS juga berencana mengirim tambahan 36.000 butir amunisi untuk 24 artileri Howitzer. Dengan artileri ini, tentara Ukraina sejak Juli telah dapat mempersiapkan penaklukan kembali di timur laut dan sebagian di selatan Ukraina dengan menargetkan saluran pasokan Rusia dan depot amunisi.

Bantuan "paket musim dingin" yang sekarang direncanakan mencakup tambahan perangkat penglihatan malam, peralatan musim dingin untuk tentara dan 50 ambulans lapis baja. Secara keseluruhan, AS telah memberikan bantuan senilai 14,5 miliar dolar kepada pasukan keamanan Ukraina sejak invasi Rusia dimulai.

Inggris

Berbeda dengan AS, Kementerian Pertahanan Inggris tidak mengumumkan seperti apa tepatnya bantuan sistem senjata yang dikirimkan dan tidak mempublikasikan angka pengiriman sebenarnya. Namun, pengiriman sistem artileri musim panas seperti M270 MLRS (Multiple Launch Rocket System) dari Inggris dinilai telah membantu Ukraina untuk kembali menguasai sejumlah wilayahnya baru-baru ini. Pada awal Juni, London mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan program ekstensif untuk melatih tentara Ukraina untuk mengoperasikan jenis senjata ini.

Tidak jelas berapa banyak angkatan bersenjata Ukraina yang mengikuti program pelatihan tersebut. Menurut pemerintah, ada sekitar ratusan militer Ukraina yang telah dilatih, terutama tentang sistem artileri. 

Pengamat militer memperkirakan bahwa pelatihan ini membawa keuntungan yang menentukan bagi Kyiv, terutama selama penaklukan baru-baru ini di timur laut Ukraina. Pada akhir Juni di sela KTT NATO di Madrid, Inggris mengumumkan bahwa mereka mendanai pembelian sistem pertahanan udara modern, pesawat nirawak, dan amunisi artileri senilai £1 miliar (sekitar Rp17,3 triliun) untuk Ukraina. Dengan demikian, total bantuan keuangan dari London ke Ukraina tahun ini mencapai £3,8 miliar.

Jerman

Berlin juga enggan memberikan angka pasti pengiriman sistem senjata paling modern mereka. Ukraina disebut-sebut telah menerima sejumlah sistem radar pendeteksi artileri Cobra dari Jerman, serta sistem pertahanan udara IRIS-T SLM. Kementerian Pertahanan Jerman juga mengirim 20 tank antipesawat GEPARD. Pasukan Ukraina untuk mengoperasikan tank antipesawat ini telah dilatih di Jerman pada musim panas.

Menurut tinjauan umum Kementerian Pertahanan saat ini, pengiriman sepuluh GEPARD lainnya juga tengah berlangsung. Bersama Belanda, Jerman mengirimkan sepuluh Panzerhaubitz 2000 dan melatih tentara Ukraina cara menggunakan perangkat ini di Jerman.

Jerman saat ini sedang menyusun daftar perlengkapan militer yang terdiri dari 28 jenis persenjataan, 22 di antaranya berasal dari industri Jerman, tapi tidak berasal dari milik angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr. Ini termasuk 12 kendaraan pemulihan lapis baja atau Bergepanzer, 16 kendaraan lapis baja yang dapat membentuk jembatan atau Brückenlegerpanzer BIBER, 200 truk, 12 truk tugas berat jenis M1070 Oshkosh dan 14 truk jenis lainnya yang dilengkapi trailer.

Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa Berlin akan memasok tank tempur dari stok persenjataan milik angkatan bersenjata Jerman atau Bundeswehr seperti tank tempur Leopard II. Kanselir Jerman dan Kementerian Pertahanan sejauh ini juga menolak mengirimkan kendaraan tempur infanteri jenis Marder, yang telah diminta oleh Kyiv sejak awal Maret. 

Sekitar 100 kendaraan pengangkut personel lapis baja jenis Marder diparkir di Flensburg, Jerman utara, di halaman milik salah satu produsen senjata Jerman. Tank tempur Leopard I juga masih disimpan dan telah diminta oleh Kyiv pada musim semi. Menurut pemerintah federal, Jerman telah menyetujui ekspor persenjataan dengan nilai lebih dari 733 juta euro ataus sekitar Rp10,8 triliun sejak 1 Januari hingga 5 September.

Bagaimana dengan negara lain?

Bila dilihat dari segi proporsi ekonominya, negara-negara Uni Eropa seperti Estonia, Latvia, Polandia, dan Lithuania sejauh ini justru telah memberikan bantuan paling banyak kepada Ukraina, baik itu bantuan militer maupun sipil.

Setelah dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari, Polandia telah menyerahkan lebih dari 200 tank buatan Soviet ke Kyiv. Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, baru-baru ini berbicara mengenai kontrak yang disebut dengan istilah Pertukaran Cincin dengan Slovakia, Republik Ceko dan Yunani. Ketiga negara tersebut akan menerima penggantian dari Jerman atas kiriman bantuan mereka ke Ukraina. ae/yf