1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Prioritaskan Pembangunan Kemanusiaan di Afghanistan

29 Agustus 2009

Pekan ini komandan ISAF Stanley McChrystal akan menyerahkan laporannya tentang cara pelaksanaan strategi baru NATO. Antara lain, Eropa harus memajukan pelatihan polisi Afghanistan.

https://p.dw.com/p/JLNK
Jenderal Stanley A. McChrystalFoto: AP

Awal April lalu, dalam KTT NATO di Straßburg dan Kehl para pemimpin negara dan pemerintahan menyetujui strategi baru di Afghanistan. Strategi itu diusulkan pemerintahan baru AS. Komandan baru pasukan perlindungan ISAF, Jenderal Stanley McChrystal dari AS ditugaskan untuk merumuskan pelaksanaan kongkrit strategi tersebut. Ia akan menyerahkan laporannya pekan ini ke markas besar NATO di Brussel.

Tahun Paling Berdarah

Tekanan atas NATO sangat besar. Tahun ini adalah tahun paling berdarah di Afghanistan sejak Taliban digulingkan tahun 2001. Kini misi NATO harus membawa kesuksesan. Pasukan internasional juga semakin mendapat kritik dari rakyat Afghanistan, antara lain karena warga sipil selalu ikut menjadi korban dalam pertempuran melawan Taliban.

Beberapa hari lalu McChrystal mengatakan dalam wawancara dengan radio BBC, "Kita harus mengoreksi langkah-lankah selama ini. Di lain pihak kita harus menunjukkan tekad dan juga kadang harus lebih pintar agar dapat melakukan yang benar.“

Bundeswehr Afghanistan
Beberapa pria Afghanistan memperhatikan seorang tentara ISAF dari Jerman saat mengadakan patroli di dekat Feyzabad.Foto: AP

Sekarang McChrystal telah menetapkan peraturan baru bagi pertempuran dengan Taliban dan pemberontak lainnya. Di dalamnya tercantum kalimat: tujuan utama adalah untuk melindungi orang. Pasukan dituntut untuk berpikir sebelum mengambil tindakan. Tewasnya warga sipil menjadi bibit yang akhirnya menyebabkan kekalahan sendiri. Demikian McChrystal. Ia menambahkan, mereka hanya bisa menang jika cukup banyak warga Afghanistan memberikan dukungan.

Kesuksesan Jangka Panjang

McChrystal terutama menginginkan kesuksesan untuk jangka panjang. Demikian dikatakan seorang diplomat NATO di Brussel. Jika sebuah desa berhasil dibebaskan dari kekuasaan Taliban, maka sebuah pos polisi harus segera didirikan di desa itu, demikian halnya dengan struktur administrasi.

Trauerfeier Afghanistan nach Mord an deutschem ISAF Soldaten
Upacara duka setelah kematian seorang tentara ISAF asal Jerman. Pendeta militer Stephan Schmuck berbicara kepada tentara di Kunduz. (28/08/09)Foto: AP

Oleh sebab itu McChrystal menuntut agar kepolisian Afghanistan serta administrasi harus didirikan secepat mungkin. Tuntutan ini terutama ditujukannya bagi negara-negara Eropa, termasuk Jerman. Pembangunan kepolisian Afghanistan jelas sangat lambat dibanding angkatan bersenjatanya.

Saat ini Jerman menempatkan sekitar 120 pelatih polisi di negara itu. Agar tujuan McChrystal dapat tercapai, Jerman harus meningkatkan jumlah pelatihnya hingga tiga kali lipat. Demikian perkiraan diplomat NATO. Tetapi McChrystal tidak menyebutkan jumlah yang pasti dalam laporannya.

Eropa Telah Lama Usulkan Pembangunan Sektor Sipil

Negara-negara Eropa telah menuntut sejak beberapa tahun lalu, agar pembangunan sektor sipil lebih diutamakan. Dan sekarang Eropa juga dituntut untuk meningkatkan bantuan. Eropa terutama kesal karena misi polisi Uni Eropa sama sekali tidak berfungsi.

Namun demikian McChrystal tidak meminta penambahan tentara dari Eropa. AS akhirnya menerima bahwa sekutu-sekutunya di Eropa tidak bersedia menambah jumlah tentara di Afghanistan, demikian keterangan dari kantor pusat militer NATO di Mons, Belgia selatan. AS sendiri telah mengirimkan tentara tambahan dengan jumlah sangat besar ke Afghanistan, dan jumlahnya masih akan ditambah.

Michael Götschenberg / Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha