1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170309 NATO Stichwort

17 Maret 2009

NATO: North Atlantic Treaty Organization. Sejak 60 tahun tidak dapat dipisahkan dari politik internasional. Tetapi berdasarkan perkembangan dunia, tugas-tugasnya pun ikut berubah.

https://p.dw.com/p/HEIL
Foto: AP / DW-Fotomontage

Pada akhir perang dunia ke-2, angkatan bersenjata Jerman menyatakan kapitulasi kepada militer Rusia dan Sekutu. Dengan demikian, fasisme dan Jerman sebagai musuh bersama berhasil ditundukkan. Namun perdamaian dunia tetap belum terwujud. Aliansi yang memerangi Jerman mulai goyah. Barat dan Timur menyadari perbedaan mereka yang bertolak belakang. Di satu pihak ada Amerika Serikat, yang menerapkan sistem kapitalis dan demokratis, serta memimpin blok Barat, di pihak lain ada Uni Soviet yang menerapkan sistem komunis dan sosialistis, serta memimpin blok Timur.

Amerika terutama khawatir dengan ambisi ekspansif Uni Soviet yang dianggapnya ingin menelan Eropa Timur. Sedangkan negara-negara Eropa khawatir akan terjadi perang atom habis-habisan di daratan Eropa antara kedua negara adidaya itu. Jadi situasinya memang optimal bagi munculnya sebuah pakta pertahanan.

Pada tanggal 4 April 1949, para menteri luar negeri Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan sembilan negara lain menandatangani perjanjian pembentukan sebuah pakta pertahanan. Pakta itu diberi nama North Atlantic Treaty Organization, disingkat NATO. Tujuan utama dari NATO melindungi anggotanya dari ancaman Uni Soviet. Jadi NATO memang merupakan implikasi langsung dari perang dingin dan meluasnya ancaman nuklir setelah penemuan bom atom. Tugas utama NATO tertera pada pasal 5 perjanjian pakta pertahanan. Disitu disebutkan: „Pada sebuah serangan bersenjata kepada satu atau beberapa negara anggota, maka semua negara penandatangan sepakat, bahwa serangan ini akan dilihat sebagai serangan terhadap semua anggotanya.“

NATO adalah sebuah pakta pertahanan yang mengutamakan tindakan kolektif. Jerman menjadi anggota NATO tahun 1955. Semua anggota NATO secara tegas mendukung Amerika Serikat. Sebagai balasannya, Amerika Serikat juga memberi perjanjian perlindungan. Amerika Serikat berjanji, kalau ada serangan terhadap Berlin, Brussel atau Paris, Amerika Serikat akan bereaksi seakan-akan serangan itu dilakukan terhadap Washington, Chicago atau New York.

Di pihak lain, blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa sebagai tandingan NATO. Ketika Uni Soviet dan Pakta Warsawa runtuh awal tahun 90-an, NATO seperti kehilangan musuh dan legitimasi awalnya.

Karena itu NATO perlu orientasi baru. Sekarang, NATO sudah beranggotakan 26 negara. Beberapa anggota barunya adalah bekas anggota Pakta Warsawa. Fungsinya juga menjadi semacam kerangka kerjasama antara Eropa dan Amerika Serikat dalam masalah-masalah pertahanan dan keamanan. Tantangan baru yang dihadapi NATO bukan lagi ancaman dari blok Timur, melainkan terorisme, senjata pembunuh massal dan ancaman dari negara-negara yang dilanda kekacauan dan anarki. Untuk menghadapi tugas-tugas baru ini, NATO ingin bekerjasama erat dengan Uni Eropa dan PBB. (hp)