1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Dukung Georgia

16 September 2008

Presiden Georgia Mikhail Saakashvili boleh merasa puas dengan hasil pertemuan informal para menteri pertahanan NATO. Meskipun dikecam keras oleh Rusia, Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer mendukung Georgia.

https://p.dw.com/p/FJ5h
Presiden Georgia Mikhail Saakashvili bertemu dengan Sekjen NATO Jaap de Hoop SchefferFoto: picture-alliance/ dpa

Pembentukan Komisi Georgia-NATO merupakan sebuah pertanda kerja-sama baru yang saling bahu-membahu. Komisi itu didirikan oleh Perdana Menteri Lado Gurgenidse bersama Sekretaris Jenderal NATO. Gurgenidse menuturkan dengan gembira:

"Ini merupakan saat bersejarah. Sebuah tonggak bersejarah bagi Georgia. Sebuah tonggak bersejarah dalam upaya Georgia menuju NATO."

Badan baru itu akan mendampingi proses reformasi Georgia secara kritis, memberikan nasehat dan tekanan. Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer menjelaskan, bahwa langkah terakhir untuk bisa diterima sebagai anggota baru NATO tergantung dari kesuksesan reformasi - itu berarti juga kesuksesan komisi - dan partisipasi Georgia dalam rencana aksi NATO. De Hoop Scheffer mengatakan :

"Itu merupakan hal-hal kritis menjadi anggota baru NATO. Desember mendatang para menteri luar negeri NATO akan membahas apakah persyaratan tersebut telah dipenuhi."

Apakah Desember mendatang Georgia betul-betul diterima dalam aksi rencana tersebut, sementara hal ini memang belum pasti. Karena, kini giliran pemerintah Georgia untuk bertindak. Namun, sama dengan presidennya, Perdana Menteri Georgia Gurgenidse pun tetap optimis:

"Kami senang dapat bekerja-sama dengan komisi baru. Seperti yang Anda sudah katakan Bapak Sekretaris Jenderal, komisi menyerahkan sejumlah sarana baru kepada kami. Agar kami dapat melewati proses integrasi - yang baru saja kami mulai - dengan sukses. "

Sedangkan kubu oposisi ragu, pemerintah Saakashvili akan sukses. Mereka menyalahkan Saakashvili telah menunda-nunda reformasi. Hingga kini tidak ada kebebasan pers maupun pemilu yang bebas. Kedua hal itulah yang akan dibawa para duta NATO pada hari kedua (16/9) pertemuan di Tblisi.

Nampaknya hari kedua bakal tidak secerah hari pertama. Para duta NATO tidak akan disambut dengan upacara meriah, melainkan menghadapi kubu oposisi, lembaga swadaya masyarakat dan kelompok mahasiswa. Kemungkinan besar mereka bakal memberikan gambaran berbeda tentang Georgia dengan gambaran yang diberikan presidennya. (an)